Comedy, Indie and Creativity

Comika

Selebrita

Gen Z

Indie

Video

Kamis, 10 Oktober 2024

15 Tahun Vakum Akhirnya Veteran Britpop Yogyakarta, Dojihatori rilis Album Baru “Quarter to One”

 


Loetju.idYogyakarta, 10 Oktober 2024 - Setelah lebih dari 15 tahun vakum, Dojihatori, band Britpop asal Yogyakarta yang digawangi oleh Yuma, Rinto, Windho, Feri akhirnya kembali dengan album penuh mereka, Quarter to One. 

Album Quarter to One adalah rilisan album penuh LP) ketiga oleh Dojihatori yang awalnya terbentuk dari pertemanan Windho dan Rinto semasa masih duduk di bangku SMA. Sebelumnya Dojihatori sudah merilis satu EP, Get Out of Here (2005), dua LP, It’s Too Risky To Take A Day Off (2006) dan I Know You, No Not You (2008) di bawah naungan indie label asal Yogyakarta, Blossom Record.

Album Quarter to One tetap memegang jalur musik britpop yang berakar dari band-band Inggris era 60 an hingga 2000-an, namun dengan sentuhan unik dan segar yang membedakannya dari rilisan album-album sebelumnya. 

Album ini sempat tertunda perilisannya karena materi yang hilang, namun akhirnya ditemukan  kembali pada tahun 2022 dan melalui proses mastering ulang pada tahun 2023.

“Harusnya album ini dirilis 2014, namun karena ada tuntutan pekerjaan dan perubahan fase kehidupan yang mengharuskan pindah ke Melbourne, Australia, maka album ini pun membeku di penyimpanan sampai 2024 kami memutuskan untuk melahirkannya ke dunia,” ujar Windho sang gitaris

Album Quarter to One dimixing oleh Wahyu (Melody Studio), Surya Widodo (Olivine Studio / Aska Audiolab). Kemudian tahap mastering diserahkan ke Cahyono (Zound Lab). Semua proses produksi diproduseri Dojihatori sendiri dan dilakukan di studio rekaman Melody Studio dan Olivine Studio. Lagu - lagu di album ini kebanyakan digubah oleh Windho dan Yuma, namun kali ini Feri sang drummer juga berkontribusi dalam penulisan lirik. Di antaranya lagu “My Oh My” yang kental garage rock ala The Kinks dan merseyside pop ala The Beatles serta lagu “Hope” yang dibalut nuansa “dreamy” dan “psikedelik”. 

Dengan kesuksesan di album Dojihatori sebelumnya “It’s Too Risky Too Take a Day Off” yang berhasil masuk dalam ulasan majalah musik ternama “Rolling Stones Indonesia”, Dojihatori berharap album baru ini bisa diterima khalayak luas, pecinta musik Indonesia, musik Indie, maupun musik independent. Album Quarter to One hadir di semua DSP pada 10 Oktober 2024.


Links: 
Spotify: https://open.spotify.com/intl-id/album/0ODyrkrkpfQUubesR0L07C?si=ILYmPb13S7eJHmbujSS8hA



Tentang Dojihatori
Perjalanan Dojihatori diawali dari sebuah band bernama Magic Pie, dimana 4 personilnya berasal dari SMA yang sama, Barik (vokal), Haps (drum), Rinto dan Windho (gitar). Nama Magic Pie berubah menjadi dojihatori pada tahun 2000 ketika Virji masuk sebagai pemain bass.

Nama Dojihatori terbentuk dari nama-nama personilnya kala itu (winDO, virJI, HAps, rinTO, baRIk). Dikarenakan Barik harus melanjutkan kuliah ke Australia, maka posisi vokalis digantikan oleh Yuma (2003). Di tahun 2006 Haps mengundurkan diri dari posisi drummer dikarenakan masalah keluarga dan posisinya digantikan oleh Feri. Sedangkan Virgi juga terpaksa mundur dari posisinya sebagai pemain bass pada tahun 2010 dikarenakan pekerjaan dan hingga saat ini dojihatori hanya menggunakan additional bassist. Musik dari Dojihatori banyak berorientasi dari jenis musik indie, indie rock dan britpop. 

Senin, 07 Oktober 2024

Ogz Lonerider Merilis Single Terbarunya “Tergila“




Loetju.id - Ogz lonerider mengawali solo ini dimulai dari bermain gitar dan bernyanyi sejak awal tahun 2023, music yang menjadi pengaruhnya adalah black sabbath, motorhead, cowboys and aliens, truckfighter, black label society dll, dari banyaknya pengaruh musik tersebut menghasilkan karya-karya yang mempunyai ciri khas sendiri dalam lagu-lagunya yang mengangkat tema keresahan yang terjadi di lingkungan sekitar dan pengalaman yang terjadi saat perjalanan selama berkendara dan berkelana. 
Dalam mengawali solo karirnya dibantu oleh beberapa musisi dari surabaya yang berlatar belakang music berbeda beda.

Dalam sejarah permusikan di kota surabaya, bermain band dengan mother thrasher sekitar tahun 1992, band yang meng-cover lagu lagu dari sepultura,  room 13 sekitar tahun 1994 yang meng-cover lagu dari band seperti pearl jam, therapy, stone temple pilot, dll
Selain aktif di beberapa acara lokal di surabaya, saat ini sedang mempersiapkan single baru selanjutnya 
Setelah melalui banyak waktu dan aktif perform di berbagai tempat acara, menghasilkan karya karya yang berupa single :

Karya pertama adalah lagu yang berjudul “rabbit and lonerider”, yang menjadi latar belakang terciptanya lagu ini adalah karena terinspirasi dari cerita anak anak di negeri dongeng, kemudian dikembangkan dengan berimaginasi dan seterusnya. Singkat cerita imaginasi ini ketika saya memasuki ke dalam dunia dongeng dengan berkelana berkendara bertemu dengan seekor kelinci di sebuah  negeri dongeng, kemudian saling bercerita dan berbagi makanan, seru gitu ceritanya dan seterusnya..namun dengan berat hati kemudian  harus melanjutkan perjalanan dan berpisah dengannya. Single pertama ini telah release di platform digital tanggal 20 oktober 2023.

Karya kedua adalah lagu yang berjudul “putaran terakhir” berisikan tentang kodisi sosial yang terjadi di lingkungan tempat tinggal ataupun di tempat kerja dengan saling sikut untuk mendapatkan yang di inginkan . Single kedua ini release di platform digital tanggal 24 november 2023
                                        
Karya ketiga adalah lagu yang berjudul “lemas tak berdaya” yang menceritakan tentang rasa ketidakpuasan dalam diri dan mendapatkannya dengan cara yang diluar norma, dalam lagu ini digambarkan dengan  seekor kelinci yang menjadi buas seperti serigala. Single ketiga ini release di platform digital tanggal 5 april 2024

Karya keempat adalah lagu yang berjudul “tergila” yang menceritakan tentang seseorang yang mengalami underpresure dan melampiaskannya dengan  ugal ugalan mengendarai motor di jalanan .
Dibawah naungan Label Siderise Records. Single ini dirilis dan tersedia di kanal streaming digital tanggal 27 September 2024, di seluruh platform music digital world wide.

WUSS; Proyek Indie Rock Anyar Dari Kota Malang terbitkan Lunar

 



Loetju.id - Malang, 5 Oktober 2024 - Faktanya, di kota Malang tidaklah sulit untuk mempertemukan ide kolektif dan mewujudkannya menjadi sebuah proyek kreatif terlebih melihat kondisi kota yang memang begitu mengakomodir hal tersebut. Pasalnya, pilihan keberadaan titik pertemuan dan peleburan di kota ini begitu banyak, merata dan sangat mudah diakses; mulai dari balik dinding akademis, ruang kerja, moshpit gigs, hingga meja-meja perkopian yang bercokol di tengah kota, gang sempit sampai tepian kabupaten.
Jadi, di sini, suatu kewajaran sekaligus kesenangan melihat kolaborasi kerap lahir dengan mengaburkan batas kota, disiplin seni dan genre. Salah satunya We Undercover Super Softy atau bisa disingkat dengan WUSS.

WUSS adalah proyek musik anyar yang dibentuk di kota Malang. Beranggotakan wajah lama dari lintas proyek musik dengan berbagai kesibukan karir. Mulai dari solois cum gitaris selepas bekerja kantoran, pengelola coffeeshop, pekerja start-up, hingga seorang visual jockey. Dari Surabaya sampai kota Malang. 

Adalah Brilyan Prathama (ex Humi Dumi, Nonanoskins), Sabiella Maris (Closure), Rara Harumi dan Rufa Hidayat (Remissa, Inheritors) yang baru saja mengenalkan proyek terbaru mereka melalui perilisan single perdana yang bertajuk “Lunar”.

“Jadi, ini (band) seperti musik yang menemukan jalan takdirnya untuk bertemu dengan jodohnya,” kenang Brilyan perihal awal terbentuknya WUSS.

Brilyan mengaku jika “Lunar” adalah salah satu materi yang pondasi musiknya sudah lama ia kerjakan namun hanya mengendap di dalam hardisk hingga akhirnya ia bertemu dengan Sabiella Maris, seorang solois dan gitaris Closure. Merasa memiliki kecocokan dalam musik, lantas Brilyan dan Sabiella memutuskan untuk membentuk sebuah grup musik dengan mengajak Rufa Hidayat sebagai penggebuk drum dan Rara Harumi sebagai bassis.

“Selain kecocokan chemistry dalam bermusik, kami (personil) ternyata memiliki kepribadian yang kurang lebih mirip; terlihat biasa di luar, tapi aslinya sama-sama sensitif.” Lanjut Brilyan perihal alasan pemilihan nama We Undercover Super Softy yang kemudian mereka singkat menjadi WUSS.

WUSS sendiri memainkan musik indie-rock nan catchy dibalut raungan modulasi overdrive yang manis dan arus tempo drum yang bisa mengundang sing-along hingga stage diving.  Di tambah lagi karakter vokal Sabiella yang terasa pas ketika bertemu dengan warna musik seperti yang diusung WUSS.

Lirik single “Lunar”  sendiri ditulis oleh Sabiella. Dirinya menjelaskan jika lewat lagu ini ia mencoba untuk memandang kehidupan dengan manganalogikannya sebagai rembulan pada malam dan terang pada siang.

“Sebenarnya lagu ini punya banyak makna dalam melihat kehidupan,” aku Sabiella. “seperti misalnya kerap tanpa sadar kita tidak melihat jika terdapat dukungan yang luar biasa di balik setiap langkah kehidupan kita, seperti halnya bulan yang menerangi malam berkat keberadaan matahari. Juga perihal bagaimana kita mensyukuri kehidupan tanpa harus mendiskriminasi kehidupan orang lain hanya berdasarkan malam maupun siang hari.”

Single “Lunar”  direkam di Griffin Studio dengan melibatkan Ayok selaku penanggung jawab proses mixing dan mastering. Sedangkan ilustrasi dikerjakan oleh Farhan Endy. Sedangkan untuk perilisan single, WUSS menggandeng salah satu label rekaman paling aktif dari kota Malang, Haum Entertainment.

“Tentu kami akan manggung, tapi saat ini kami ingin fokus pendistribusian materi dulu dan untuk agenda lain sedang kita rancang dan susun matang-matang dulu karena harus menyesuaikan jadwal yang lainnya.” Tutup Brilyan.

Sebagai bocoran, ketika single perdana ini dirilis, WUSS sedang dalam proses final perampungan materi lain yang rencananya akan masuk menjadi bagian dalam debut mini album mereka. Single “Lunar”telah hadir di bandcamp sejak 24 September 2024.

Bandcamp: 
https://haumrecords.bandcamp.com/track/single-wuss-lunar

Spotify: https://open.spotify.com/track/0YokVIMyUI5OVvau2uTOMX?si=2343604f005440cd


Tentang Wuss:
Wuss merupakan proyek musik yang beranggotakan dua kota tetangga, Surabaya dan Malang. Wuss beranggotakan Brilyan Prathama (ex Humi Dumi, Nonanoskins), Sabiella Maris (Closure), Rara Harumi, dan Rufa Hidayat (Remissa, Inheritors) yang kerap kali berhubungan dengan Malang baik melalui pekerjaan maupun tempat tinggal. 

Para anggotanya merupakan wajah-wajah lama dari berbagai proyek musik dengan berbagai kesibukan karier. Mulai dari solois How after work guitar, pengelola kedai kopi, karyawan start-up, hingga visual jockey. Wuss berawal dari "Lunar", single pertama Wuss yang telah lama digarap Brilyan namun hanya mengendap di dalam hard disk-nya. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Sabiella Maris, solois sekaligus gitaris Closure. 

Merasa memiliki kecocokan dalam bermusik, Brilyan dan Sabiella memutuskan untuk membentuk grup musik dengan mengajak Rufa Hidayat sebagai drummer dan Rara Harumi sebagai bassis. WUSS menawarkan musik indie-rock fuzzy yang dapat digambarkan sebagai kombinasi overdrive manis yang menderu dan tempo drum yang mampu mengundang semua orang untuk bernyanyi bersama atau melakukan stage diving. Single perdana mereka "Lunar" tersedia di semua DSP.

Jumat, 27 September 2024

Transisi Mahasiswa Menjadi Kelas Pekerja Pada Mini Album “Normatif II: Kejar Dunia”




Loetju.idJakarta, 27 September 2024, Duo alternative rock kakak beradik asal Jakarta, Normatif, yang beranggotakan Adri Fachrisyah Maulana (Gitaris) dan Ahmad Faisal Maulana (Vokalis) telah merilis mini album baru “Normatif II: Kejar Dunia”. Berisikan lima lagu dengan dua lagu yang telah dirilis sebelumnya, “Kelas Pekerja” dan “Alarm Berbunyi”, ditambah tiga
lagu baru “Menyembah Dunia”, “Ijazah di Lemari Berdebu” dan “Diantara Reruntuh”.

Melalui lima lagu tersebut Normatif bercerita mengenai fase kehidupan mereka selama
beberapa bulan terakhir, mulai dari tahun terakhir kuliah sampai menjadi sarjana yang meniti
karir sebagai kelas pekerja di korporat. Mini album ini sudah dapat didengarkan di semua
layanan musik digital.

Dalam menceritakan berbagai fase kehidupan pada era transformasi sebagai mahasiswa
kemudian menjadi kelas pekerja, Adri Fachrisyah Maulana selaku penulis lirik dari kelima
lagu di EP ini konsisten menunjukan keterangan waktu pada kalimat pertama di setiap lagu
untuk mempertegas transformasi fase kehidupan. Fase kehidupan yang dimaksud
diantaranya adalah dua tahun sebelum menjadi sarjana pada lagu berjudul “Kelas
Pekerja”, semester terakhir sebelum menjadi sarjana pada lagu berjudul “Alarm
Berbunyi”, hari setelah menjadi sarjana pada lagu berjudul “Ijazah Di Lemari Berdebu”
dan “Menyembah Dunia”, serta hari ketika menjadi kelas pekerja pada lagu berjudul “Di
Antara Reruntuh”. Selain itu, dalam menyampaikan kehidupan di fase tersebut, Adri
Fachrisyah Maulana menggunakan diksi sehari-hari dengan cukup lugas dan sudut pandang
orang pertama yang bertujuan untuk penyampaian pesan yang lebih personal dan
bernuansa curhatan buku diary.

“Ijazah Di Lemari Berdebu” yang merupakan lagu nomor 2 di EP “Normatif II: Kejar Dunia”
merupakan lagu yang dipilih sebagai lagu andalan untuk rilisan kali ini. Alasan utama
mengapa lagu dikarenakan pada pertengahan tahun 2024 Adri Fachrisyah Maulana dan
Ahmad Faisal Maulana meraih gelar sarjana dan lagu tersebut merupakan lagu yang
menggambarkan fase kehidupan mereka di saat ini. lagu “Ijazah Di Lemari Berdebu”

bercerita tentang fresh graduate yang kesusahan dalam mendapatkan pekerjaan
dikarenakan selama masa kuliahnya terlalu fokus mengejar mimpi di luar bidang akademis
yang tak kunjung tercapai. lagu tersebut memiliki nafas Pop-Rock yang dibumbui riff gitar
distorsi klasik dan sedikit sentuhan nada-nada pentatonik mayor seperti lagu pembukaan
film kartun Jepang. Permainan gitar dan pola drum yang cenderung sederhana pada lagu
tersebut memberikan ruang yang cukup luas bagi Ahmad Faisal Maulana dalam
mengeksplorasi gaya bernyanyi serta penyampaian lirik yang maksimal pada verse di lagu
tersebut.

Untuk merayakan perilisan mini album ini, Normatif akan menyelenggarakan showcase
khusus pada akhir oktober ini, dimana semua lagu pada mini album akan dimainkan secara
utuh, disusul dengan perilisan mini album fisik dalam format CD. Normatif pun akan
menyajikan mini album secara visual melalui perilisan video lirik untuk lagu “Alarm
Berbunyi”, “Ijazah di Lemari Berdebu”, dan “Menyembah Dunia”.

Sabiella Maris Kembali dengan “Super Mini Showcase Sabiella Maris” Setelah Hiatus




Loetju.idMalang, [29/09/2024] - Setelah beberapa tahun absen dari dunia musik, Sabiella Maris dengan penuh antusias mengumumkan kembalinya melalui sebuah Mini Showcase santai yang akan diadakan pada 29 September 2024 di Cafe Baraka. Showcase ini menjadi ajang istimewa bagi Sabiella untuk memperkenalkan musik terbarunya kepada publik.

Dalam showcase ini, Sabiella akan menampilkan lagu "Uneasy", single terbarunya yang telah
dirilis beberapa bulan lalu. Lagu ini merepresentasikan arah musikal baru yang akan menjadi ciri khas dari karya-karya Sabiella selanjutnya.

"Saya sangat bersemangat untuk kembali ke panggung dan berbagi karya terbaru saya dalam
suasana yang hangat dan santai," ujar Sabiella. "Lagu 'Uneasy' adalah awal dari perjalanan musik saya yang baru, dan saya tidak sabar untuk melihat bagaimana para pendengar merespons arah baru ini,” tutur Sabiella.

Showcase ini dirancang dengan suasana yang intim dan santai dengan menghadirkan 3 musisi asal malang yaitu Judeh, Re-Nan dan Special Guest yang akan meramaikan panggung showcase Sabiella.

Setelah showcase ini, Sabiella Maris berencana untuk fokus pada perilisan musik baru, dengan beberapa proyek yang sudah dalam proses. Showcase ini menjadi pembuka jalan untuk lebih banyak karya yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Rabu, 25 September 2024

Komika Gilang Bhaskara Bikin Tour Stand Up Comedy Bertajuk Generasi Emas 20450

 



Loetju.id - Komika Gilang Bhaskara yang kalau dipanggil nengok, eh maksudnya akrab dipanggil dengan Gilbhas atau Den Mas Gilbhas tahun 2024 comeback dengan menggelar tour stand up comedy spesial berjudul Generasi Emas 20450.

Dalam banyak kesempatan promo di berbagai channel youtube, komika yang terkenal dengan observasi ini menjelaskan dalam tour standup comedynya nanti akan membahas tema seputar sosial dan politik, judulnya ia ambil dari istilah yang selama ini dipopulerkan oleh pemerintah dan politisi tentang harapan Indonesia mencapai era keemasan pada tahun 2045, namun ia memprediksi tidak akan tercapai mengingat berbagai hal yang sering terjadi akhir-akhir ini.

Adapun kota yang akan didatangi meliputi:

1. Generasi Emas 20450 Bandung 
Tanggal 6 Oktober 2024 
Opener Alif Rivelino 
Lokasi Dago Tea House


2. Generasi Emas 20450 Jogja
Tanggal 26 Oktober 2024 
Opener Rio Ihsan
Lokasi Fortuna Grande Jogja


3. Generasi Emas 20450 Malang
Tanggal 9 November 2024 
Opener Kamal Ocon
Lokasi UB TV Univ Brawijaya


4. Generasi Emas 20450 Jakarta
Tanggal 23 November 2024 
Opener Cing Abdel Achrian
Lokasi Usmar Ismail Hall


Tiket bisa dibeli lewat website Hiburin.id 



Profil Gilang Bhaskara
 
Gilang Bhaskara lahir pada tanggal 10 Februari tahun 1989 adalah seorang pelawak tunggal dan aktor berkebangsaan Indonesia. 

Ia mulai dikenal luas sejak menjadi peserta dan meraih posisi sebagai runner up Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim kedua pada tahun 2012.

Gilang bersama Ge Pamungkas, Boris Bokir, Randhika Djamil, dan Isman, adalah perwakilan dari kota Bandung dalam kompetisi tersebut. Gilang Bhaskara tercatat sebagai mahasiswa Universitas Parahyangan Bandung.

Gilang berkarakteristik tinggi dengan rambut keriting, berkacamata, serta terkesan serius. Keseriusan ini menjadi satu ciri khas yang menonjol darinya. Materi komedi yang dibawakannya saat tampil open mic adalah observasi dari sisi logika sehari-hari. 

Gilang menganalisis hal-hal kecil yang mungkin terdengar sepele tetapi kenyataannya memang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. karena kemampuan observasinya yang unik inilah, Gilang menjadi salah satu comic jenius dan cerdas yang pernah dimiliki oleh Indonesia. 

Materi cerdasnya inilah yang ia bawakan saat mengikuti Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV pada tahun 2012.

Penampilannya yang konsisten dengan materi cerdasnya ini membawa Gilang menuju grand final dan berhadapan dengan teman sekota perwakilan yang juga teman kuliahnya, Ge Pamungkas dan berhasil menyabet runner up Suci 2012.

Sobat bisa menyaksikan Gilbhas di banyak acara diantaranya Hoho Hihi di channel youtube cing Abdel Achrian, podcast Ruang 28 bersama Mamat Alkatiri dan Cania, dan beberapa channel lain sebagai bintang tamu.

Gilbhas juga sudah berkeluarga, menikah dengan gadis asli Bali bernama Debby Tiana dan sudah dikarunia seorang anak.

Selain aktif dalam dunia standup dan podcast, Gilbhas juga sudah membintangi beberapa film yaitu Comic 8: Casino Kings, Comic 8: Casino Kings Part 1, Partikelir, Mendadak Kaya, Satria Dewa: Gatotkaca, Ashiap Man dan Ganjil Genap.


Kamis, 19 September 2024

“Whine”, Sebuah Single Bukti Skeptisme Romansa a la Lucien Sunmoon




Loetju.idLucien Sunmoon tidak butuh waktu lama untuk merilis single teranyar mereka yang diberi judul “Whine”. Unit asal Malang ini meramu suguhan dream pop manis dengan melodi ceria dengan lirik yang justru bertolak belakang dengan atmosfer nadanya. “Whine” bercerita tentang ketakutan atau skeptisme terhadap hubungan cinta. Ditulis oleh sang gitaris yakni Yessy, ia merasa percintaannya selalu menemukan jalan buntu hingga ia berpikir bahwa romansa tidak ditakdirkan untuknya. “Awalnya gara-gara menemukan sebuah postingan media sosial cowok yang pernah aku taksir dulu dengan pasangan barunya. Memang sudah tidak ada rasa, tapi tetep aja kayak miris karena dia di sana sedang bahagia sedangkan aku sendirian,” ungkap Yessy. Alhasil, sang musisi menuangkannya lewat bait demi bait lirik dalam “Whine” yang direkam di Haum Studio, Malang.

Berbeda dengan Yessy yang mencurahkan keluh kesahnya lewat untaian lirik lagu, masing-masing personel Lucien Sunmoon memiliki metode yang berbeda-beda untuk ‘whine’ (red: mengeluh). Lyra (drum) memilih untuk curhat kepada teman, keluarga atau pasangan dan Kanaya (vokal) memilih untuk menyendiri dan memuat ulang unggahan di media sosial yang menggambarkan keadaannya. Sedangkan Mundir (bass)  lebih suka menepi di pinggir jalan sambil menikmati kudapan favoritnya, mirip dengan Nael (gitar) yang juga menyukai eksplorasi di luar ruangan dengan bersepeda dan melihat gemerlap lampu di jalan raya. Tak mau ketinggalan, Nasywa (keyboard) juga menjadikan media sosial ajang meluapkan kekesalan dan kekecewaan yang diiringi dengan curhat kepada orang terdekat.

Lucien Sunmoon selanjutnya juga mengungkapkan proses rekaman “Whine” yang terhitung lebih praktis dan efisien karena telah melakukan rekaman dua single sebelumnya di studio yang sama. Kendala teknis seperti tempo yang kurang tepat, nada yang fals, hingga kesalahan dalam menggunakan instrumen musik memang tetap ada. Namun pengalaman ini mengajarkan band yang baru berdiri di tahun 2023 itu untuk semakin bersabar untuk berproses demi mendapatkan hasil yang memuaskan. 

Dari segi visual, Lucien Sunmoon dibantu oleh  Alodia Amoreta C. K., siswi SMAN 2 Malang yang juga tergabung dalam ekstrakurikuler musik yang sama dengan para personil band tersebut. Sang ilustrator yang biasa dipanggil Amo, membuat ilustrasi para anggota Lucien Sunmoon yang sedang berswafoto di sebuah photo box dengan antusias. Amo menangkap kesan ceria dari lagu “Whine” ke dalam ilustrasinya yang didominasi warna merah muda dan ungu yang identik dengan band tersebut. Menginjak karya ketiga yang sudah dirilis di pasaran, semakin banyak pula pengalaman manggung sang band yang seringkali dibantu oleh personil Girl and Her Bad Mood dan Closure ini. “Banyak banget pelajaran yang bisa diambil, selain teknis, kami juga banyak mengerti tentang attitude yang harus ditunjukkan seorang performer baik kepada para panitia, sesama musisi ataupun penonton,” ungkap mereka. 

Lucien Sunmoon berkomitmen untuk semakin memperbaiki aksi panggung mereka sembari tetap produktif mengeluarkan karya-karya terbaru di masa mendatang. Sementara itu, lagu “Whine” sudah hadir dan siap dinikmati di layanan streaming digital favoritmu sekarang!

Jumat, 13 September 2024

Grup Podcast Mandan Kenthir Rilis Singgle Hip Hop Berjudul Siap Sukses

 



Loetju.id - Grup podcast Mandan Kenthir yang terdiri dari Yusril Fahriza, Wira Nagara, Bryan Barcelona dan Sadana Agung merilis sebuah singgle Hip Hop berjudul Siap Sukses. Hal ini menambah panjang daftar komika yang selain aktif sebagai komedian juga berhasil melahirkan karya musik ikut menyemarakkan blantika musik tanah air.

Singgle Siap Sukses ini liriknya ditulis oleh Sadana Agung, anggota termuda dari Mandan Kenthir, liriknya terdiri dari dua bahasa yaitu Jawa dan Indonesia. Judul Siap Sukses diambil dari celetukan yang sering Wira dan anggota lainnya keluarkan dalam setiap podcastnya.

Genre Hip Hop dipilih Sadana Agung karena ia sadar diri kemampuannya dalam olah vokal kurang mumpungi, dengan hip hop kekurangan itu bisa dimaklumi. Secara keseluruhan singgle Kisah Sukses ini mengingatkan lagu-lagu hip hop jawa yang dibawakan oleh Jogja Hip Hop Foundation, perpaduan musik, beat dan liriknya bagus penuh optimisme dan pembagian vokalnya menggambarkan karakter masing-masing anggotanya.

Bagi sobat yang mau mendengarkan bisa langsung menuju Spotify Mandan Kenthir di sini: 

Salah satu bagian spesial dari singgle Siap Sukses ini yaitu vokalnya ditake di studio rekaman legendaris tanah air yaitu Lokananta yang berada di Solo atau Surakarta Jawa Tengah.

Kali pertama diperkenalkan ke publik Single Hip Hop Siap Sukses dalam acara Jambore Standup di Jogjakarta. Alunan sinden dibawakan oleh Mbak Fina

Bagi sobat yang ingin kenal lebih dekat dengan Podcast Mandan Kenthir bisa klik di sini:


Sekilas tentang Studio Rekaman Lokananta
Lokananta adalah bekas badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang perekaman musik. Lokananta memiliki kantor di Kota Surakarta, Jawa Tengah dan kini menjadi salah satu cabang dari Percetakan Negara Republik Indonesia. Lokananta juga menyimpan file betamax Nike Ardilla versi Seberkas Sinar 2M-D (MEDIA MASA DEPAN) Tahun 1990 bersama Dian Nitami.

Perusahaan ini didirikan atas inisiatif R. Maladi pada tanggal 29 Oktober 1956 dengan nama Perusahaan Piringan Hitam Lokananta sebagai bagian dari Jawatan Radio Kementerian Penerangan Republik Indonesia. Lokananta kurang lebih berarti "seperangkat gamelan surgawi dalam pewayangan Jawa yang dapat berbunyi sendiri dengan merdu". Fungsi utama Lokananta saat itu adalah menduplikasi bahan siaran dari RRI. Perusahaan ini sempat diusulkan diberi nama Indra Vox (singkatan dari Indonesia Raya Vox), namun kemudian ditolak oleh Presiden Soekarno. Pada tahun 1958, piringan hitam dari perusahaan ini mulai dicoba untuk dipasarkan ke masyarakat umum melalui RRI.

Pada tahun 1961, status perusahaan ini diubah menjadi perusahaan negara dengan nama PN Lokananta, dan bidang usahanya dikembangkan menjadi label rekaman, dengan spesialisasi pada lagu daerah dan pertunjukan kesenian, serta penerbitan buku dan majalah.

Pada tahun 1972, produksi audio Lokananta dialihkan dari piringan hitam ke kaset. Pada tahun 1983, Lokananta membentuk unit penggadaan film dalam format pita magnetik (Betamax dan VHS). Pada tahun 2004, pemerintah Indonesia menggabungkan Lokananta ke dalam Perum Percetakan Negara RI (PNRI), sehingga Lokananta menjadi salah satu cabang dari perusahaan tersebut. Sebagai cabang dari PNRI, bisnis Lokananta antara lain perekaman musik, duplikasi audio (kaset & CD), penyiaran, percetakan, dan penerbitan.

Pada tanggal 21 Februari 2017, Lokananta menjalin kerja sama dengan Langit Musik, sehingga lagu-lagu dari Waldjinah dan sejumlah artis lain yang disimpan oleh Lokananta, secara bertahap dapat dinikmati di Langit Musik.

Sebagian lagu yang disimpan oleh Lokananta kini juga dapat diakses di Joox, Spotify, Deezer.

Lokananta menyimpan ribuan lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia dan lagu-lagu pop lama, termasuk di antaranya lagu-lagu keroncong. Selain itu Lokananta mempunyai koleksi tidak kurang dari 53.000 keping piringan hitam dan 5.670 master rekaman daerah bahkan rekaman pidato-pidato Presiden Soekarno, juga master Proklamasi.

Koleksinya antara lain terdiri musik gamelan Jawa, Bali, Sunda, Sumatera Utara (batak) dan musik daerah lainnya serta lagu lagu folklore ataupun lagu rakyat yang tidak diketahui penciptanya. Rekaman gending karawitan gubahan dalang kesohor Ki Nartosabdo, dan karawitan Jawa Surakarta dan Yogyakarta merupakan sebagian dari koleksi yang ada di Lokananta. Tersimpan juga master lagu berisi lagu-lagu dari penyanyi legendaris seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, Buby Chen dan Sam Saimun. Lokananta telah melahirkan beberapa penyanyi ternama di Indonesia.

Beberapa contoh produksi Lokananta lainnya antara lain: lagu Rasa Sayange bersama lagu daerah lainnya dalam satu piringan hitam. Piringan hitam ini kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962. Pada tahun 2018, satu set piringan hitam Souvenir From Indonesia (Asian Games 1962) dicetak ulang dalam bentuk Boxset CD, dan dibagikan ke setiap atlet yang berlaga di Asian Games & Asian Para Games 2018.

Lokananta juga memproduksi rekaman resmi pertama lagu Indonesia Raya versi 3 stanza aransemen Josef Cleber. Pada 18 - 20 Mei 2017, lagu kebangsaan Indonesia ini direkam ulang oleh Gita Bahana Nusantara di bawah asuhan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 1985, Studio Lokananta diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko. Memiliki luas 14 x 31 meter yang memungkinkan untuk menggelar rekaman langsung dengan tata akustik ruangan yang mumpuni. Studio Lokananta merupakan studio terbesar di Indonesia sampai saat ini.

Tempat ini pula yang digunakan oleh Didi Kempot dalam konser bertajuk Konser Amal Dari Rumah yang diselenggarakan oleh Kompas TV pada tahun 2020 dan menghasilkan dana Rp 7.6 milyar untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Konser ini pula yang menjadi konser terakhir Didi Kempot sebelum wafatnya.

Pada 18 April, telah dilakukan penandatanganan ringkasan utama kerjasama pengelolaan Lokananta antara PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang diwakili oleh Rizwan Rizal Abidin (Direktur Investasi 1 & Restrukturisasi) dengan PT Ruang Riang Lokananta selaku operator yang diwakili oleh Wendi Putranto (CEO Lokanantabloc).

Lokananta baru akan menjadi destinasi wisata cagar budaya sekaligus ruang kreatif publik komersial berbasis musik. Di dalam kawasan ini akan terdapat studio rekaman baru, galeri seni, musik, dan sejarah, toko cinderamata, ruang konser, ampiteater, berbagai gerai F&B, gerai UKM terkurasi, dan sebagainya.

Ke depannya para pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seru di kawasan Lokananta yang baru. Mulai dari nonton konser, atraksi seni budaya, rekaman musik, mengunjungi pameran musik, belanja vinyl, cinderamata musik, berkegiatan bareng komunitas, nongkrong di cafe, hingga sekadar bersantai menikmati sore di ampiteater Lokananta nan indah. (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lokananta)



Penulis
Achmad Munandar

Terinspirasi dari Kisah Nyata, One More Light Persembahkan Lagu Anthem Pengakuan Cinta Dengan Single “Calista”

 



Loetju.idMalang, 06 September 2024 - One More Light adalah Nindi Cahya Sahputra (vokal), Pradhita Wahyu Alfarezy (gitar), dan Randa Kresna Putra Pangestu (gitar) yang terbentuk tanggal 1 Januari 2023. Setelah merilis single perdana pada 14 Desember 2023 berjudul “With You”, kini One More Light akan merilis single keduanya yang berjudul “Calista” pada 6 September 2024.

Calista berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno yang memiliki arti seseorang yang paling cantik. Lagu “Calista” mengisahkan tentang seorang pria yang menyatakan cinta atau melamar wanitanya yang cantik, di momen yang cantik. Single ini terinspirasi kisah nyata Rezy dalam menyatakan cinta kepada seorang wanita. Walaupun pada akhirnya cinta tersebut kandas karena sesuatu, One More Light akhirnya mendedikasikan lagu ini sebagai lagu anthem pengiring melamar kekasih atau pengakuan cinta bagi semua orang, bukan hanya lagu yang menceritakan kisah cinta Rezy saja. 

Proses produksi Calista dimulai bulan Mei 2024 dengan Rezy sendiri sebagai produsernya dan kembali dibantu music director dan sound engineer  Wahyu "Unyep" Hermawan di MOZAICIAN Studio. Karena kali ini One More Light bereksperimen dengan vokal lebih dari satu, lagu ini mempunyai tingkat kesulitan produksinya sendiri. Kesulitan kedua adalah dengan aransemen minimalis, di mana mereka harus berpikir keras untuk membuatnya terdengar syahdu.

“Kendalanya mungkin karena bagian vokal sekarang jadi 3, maka kesulitannya ada disitu. Yaitu, untuk pembagian vokal. Kemudian, waktu proses produksi lagu, kami dihadapkan dengan tantangan untuk mengaransemen “Calista” secara minimal tapi masih terdengar kaya,”kuak Rezy

Pilihan untuk mengaransemen lagu Calista dengan menyertakan harmonisasi 3 vokal juga berhubungan dengan rencana mereka di mini album yang akan datang.

“Single “Calista” ini putuskan untuk menjadi format grup vokal 3 orang karena keinginan kami untuk meng-highlight karakter vokal masing-masing anggota. Kedepannya kami akan sering mengusung format 3 vokal ini di mini album mendatang,” tambah Rezy

Setelah perilisan “Calista”, One More Light akan melanjutkan promo campaign dengan membagikan bunga beserta kartu ucapan yang di dalamnya tertulis makna kata-kata dari lagu “Calista” serta tercantum barcode scan untuk link Spotify dari One More Light. Selain itu mereka juga merilis sebuah video lirik. 

Selain itu, One More Light akan melanjutkan media tour dengan berkeliling radio-radio di Kota Malang sekaligus tour dalam kota di kampus-kampus dan beberapa mall di Kota Malang.

Single kedua One More Light yang berjudul “Calista” ini akan segera rilis di semua platform DSP di hari Jum’at 6 September 2024 via aggregator Sunset Road Records. -alfan-


Link:
Spotify “Calista”: https://open.spotify.com/intl-id/album/1TIhEc9pJIEINDciU9paMe?si=9o54N3H1QEaCZ1Inl76nfg

Lyric video: https://www.youtube.com/watch?v=xpkGUihR1DQ


Tentang One More Light
One More Light yang dihuni Nindi Cahya Sahputra (vokal), Pradhita Wahyu Alfarezy (gitar), dan Randa Kresna Putra Pangestu (gitar) terbentuk tanggal 1 Januari 2023. Awal One More Light terbentuk karena saat akhir 2022 Rezy sedang stuck dengan project bandnya saat itu dan Cahya dan Randa juga sedang stuck dengan project musiknya. Karena sering kumpul di cafe Roemah AV milik Rezy dan sering bertukar pikiran ide musik dengan Randa dan Cahya, akhirnya mereka membuat band bersama di bantu oleh Godlief Matthew yang sekarang menjadi manager dari One More Light. Mereka merilis single pertama yang berjudul “With You” pada 14 Desember 2023. Kini pada 6 September 2024, One More Light telah merilis single kedua berjudul “Calista”. Mengusung genre sophisti-pop, One More Light tak hanya mengeksploitasi RnB dan light funk yang tercermin dari shuffle gitar rhythm yang funky dan sentuhan synthesizer yang manis di sana-sini. Namun mereka juga memadukan pop rock dan power pop untuk menambah nuansa upbeat pada lagu-lagunya. 

Kembalinya “Awas!!!” Persembahan Sirlord Buzz Menuju Buah Karya Sialan yang Lain






Loetju.id -  Setahun mangkrak dan hilang dari peredaran, di antara berbagai kesialan yang tengah terjadi dan bertepatan dengan The Friday 13th, Sirlord Buzz nekat rilis ulang album ”Awas!!!”.

Komplotan grunge asal Malang, Sirlord BUZZ resmi merilis ulang debut album perdananya yang bertajuk “Awas!!!” pada Jumat, 13 September 2024. Bukan tanpa sebab, pemilihan tanggal tersebut bertepatan dengan fenomena The Friday 13th yang kerap diasosiasikan dengan ketidakberuntungan dan kesialan yang tampak sesuai dengan rangkuman peristiwa-peristiwa dalam album “Awas!!!”.

Merangkap 4 single yang telah lebih dahulu mengudara: “Berdosa”, “Homogen”, “Tanah Semburat” dan “Awas!!!” (Live Session). Album ”Awas!!!” kini dapat kembali didengarkan melalui Spotify, Apple Music, iTunes, dan berbagai platform musik digital lainnya. 

Berisikan 9 lagu serta 1 komposisi instrumental sebagai intro pembuka, album Awas!!! membentang pembatas berlandaskan pendirian hak akan kemerdekaan diri sendiri. Selaku vokalis sekaligus lirikus unit ini, Naufal menegaskan “lirik-lirik yang ditulis di album ini jadi sebuah peringatan buat kita semua bahwa kita berhak untuk memilih jalan kita sendiri. Karena dari kecil kita sudah diintervensi oleh orang dewasa, malahan, sekarang lingkungan juga seakan-akan mengarahkan kita untuk ikut apa yang sedang ramai/tren hanya untuk dapat diterima.”

Secara garis besar album ini menyoroti rasa gelisah, terancam, dan peristiwa adu domba yang kerap didapati di kehidupan yang lalu hingga pada saat ini. Seperti pada lirik lagu “Berdosa” dan “Akal Sehat” yang menceritakan bagaimana kondisi sosial masyarakat saat ini diadu domba oleh kelompok atau individu tertentu hingga timbul hal-hal yang bermuara pada perselisihan tiada ujung. Tema besar dari album ini terletak pada lagu yang berjudul “Awas!!!”, timpal Alifio selaku bassist Sirlord BUZZ.

Dari segi teknis, unit ini tetap menghadirkan kesan distorsi yang rusuh, tabuhan drum yang cenderung cepat ala Grunge dan irama vokal yang menggebu-gebu, sebagaimana Sirlord Buzz yang dikenal oleh para pendengarnya. Naufal menyimpulkan meskipun pada trek “Shut Up” dan “Bunuh Hidupmu, Lalu Pergi” memiliki tempo yang cukup lambat, namun album ini tetap didominasi dengan suasana yang kepalang tegas.

Sirlord BUZZ memberi pertimbangan khusus dalam penataan tracklist Album “Awas!!!”, dengan harapan album ini dapat sampai secara penuh kepada para pendengar. “Saya dan Naufal sudah mengurutkan kesesuaian materi yang ada di album ini dari segi lirik dan single-single yang telah kami rilis lebih dulu sebelum album penuh ini. Kami juga memperhatikan dinamika dari 10 lagu yang terdapat pada album Awas!!!”, ujar Alifio.

Dari sisi artwork, kali ini Sirlord BUZZ berkolaborasi dengan Zufar Adiel seorang ilustrator dari Probolinggo, album ini digambarkan dengan ilustrasi dua bayi yang mengisyaratkan adu domba melalui pesan tersiratnya. “Kalau hanya dibuat secara harfiah dua ekor domba atau dua manusia dewasa, itu terlihat terlalu biasa. Jadi kenapa cover ini tercipta, karena dari kecil kita sudah diberikan stigma tentang banyak hal. Contohnya saja seperti memilih-milih teman mana yang baik dan buruk. Padahal menurutku nakal itu satu-satunya cara kita memperluas sudut pandang tentang apapun tanpa kita ikut terjerumus dalam kenakalan itu tadi. Dari dulu juga kita sebetulnya sudah diadu domba agar kita siap akan bahaya yang datang. Coba saja kalau kita tidak punya jiwa untuk menentang, ujung-ujungnya kita juga bakal terjebak dalam hal-hal menyebalkan entah itu pekerjaan, pertemanan atau apapun. Akhirnya hidup kita bakal monoton, tidak ada yang menarik!”, terang Naufal.

Proses album ini memakan waktu yang terhitung sangat panjang, selama kurang lebih 4 tahun hingga akhirnya siap untuk dilepas. Sesi rekaman dilakukan di kediaman Naufal Bersama Tomo selaku mantan bassist Sirlord BUZZ, setelah selesai direkam materi dimixing dan mastering oleh Rizqytsany.

Berbagai kendala berdatangan dalam proses penggarapan “Awas!!!”. Hal-hal teknis, personal hingga masalah penyempurnaan di sana-sini turut serta menjadi alasan tertundanya album ini.

Sempat lenyap dan mangkrak dari DSP selama satu tahun, Sirlord Buzz memutuskan untuk kembali menayangkan album “Awas!!!” sebagai persembahan menuju pengkaryaan mereka berikutnya. Kini “Awas!!!” dapat kembali didengarkan melalui platform musik digital pada 13 September 2024.

Awas!!! di spotify : https://open.spotify.com/album/0PapSMd9xBAWCkWtqsMQ06?si=rCrEaXm3T_u56relp1twLA

Awas!!! di apple Music : https://music.apple.com/id/album/awas/1766478576?l=id

Sir Lord BUZZ 
Instagram : sirlord.buzz
Twitter : SirlordBUZZ
Youtube : Sirlord BUZZ
Bandcamp : sirlordbuzz.bandcamp.com
Soundcloud : Sir lord BUZZ


Album Details
Artist : Sir lord BUZZ
Album tittle : Awas!!!
Label : Self Published / No Label
Distribution : Uripurup
Release date : 13 September 2024
Format : Digital 
TRACKLIST
1. The Vacant And The Bored**
2. Shut Up
3. Berdosa*
4. Bunuh hidupmu, Lalu pergi**
5. Homogen*
6. Awas!!!*
7. Akal Sehat**
8. Terbakar**
9. Tanah Semburat
10. Step Down**

All track were written by Naufal Addurunnafis & Satrio Arif Utomo, except noted.
* Written by Naufal Addurunnafis
** Written by Satrio Arif Utomo

Produce by: Naufal Addurunnafis & Alifio Kurniawan 
Artwork: Zufar Adiel
All track were recorded, mixed, & mastered at Naufal house & Ex warung Srawung.


Tentang Sir Lord BUZZ
Sir Lord BUZZ adalah Naufal Addurunnafis, Alifio Kurniawan dan Hisyam Jibril Yasin. Adalah sebuah grup band yang mengusung nuansa Grunge dengan berbagai influence, di antaranya Nirvana, Alice in Chain, dan Seattle Sound lainnya. Dengan lirik yang diambil dari kejadian sehari-hari serta kepenulisan dengan kosa kata yang tegas dan mudah dipahami. 



DISKOGRAFI
Berdosa (single) (2018)
Tanah Semburat (single) (2020)
Awas!!! (single “live session”) (2020)
Pertunjukan (2021)

Kompilasi 
Kompilasi Limitless sky by team glasses Australia (2019)

Comika

Politika

Gen Z