Puisi Gus Mustofa Bisri Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana - Comedy, Indie and Creativity

Minggu, 13 Februari 2022

Puisi Gus Mustofa Bisri Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana



Loetju.id - Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus (lahir 10 Agustus 1944 di Rembang) adalah pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang. 

Gus Mus pernah menjadi Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015 karena menggantikan KH. Sahal Mahfudz yang wafat. Beliau juga merupakan salah seorang pendeklarasi Partai Kebangkitan Bangsa dan sekaligus perancang logo PKB yang digunakan hingga kini. 

Ia juga seorang penyair dan penulis kolom yang sangat dikenal di kalangan sastrawan. Di samping budayawan, dia juga dikenal sebagai penyair.

Pendidikan
Pendidikan Gus Mus dimulai di Sekolah Rakyat (SR) Rembang, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri di bawah asuhan KH. Marzuqi Dahlan dan KH. Mahrus Aly kurang lebih selama satu setengah tahun.

 Setelah itu ia melanjutkan menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta selama empat tahun di bawah asuhan KH. Ali Maksum dan KH. Abdul Qadir. Seetelah menamatkan di pondok tersebut ia menimba ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Kiprah
Gus Mus pernah menjabat sebagai Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015. Pada mulanya ia adalah seorang wakil Rais 'Aam dan Rais 'Aam saat itu adalah KH. Sahal Mahfudz, karena KH. Sahal Mahfudz wafat pada tahun 2014, maka kedudukan Rais 'Aam dijabat oleh KH. Mustafa Bisri (Gus Mus).

Gus Mus adalah seorang pemuka agama atau ulama pertama kali yang memperoleh penghargaan "Yap Thiam Hien" pada tahun 2017 karena ia dikenal sebagai pejuang Hak Asasi Manusia

Selain itu saat Gus Mus menimba ilmu di Universitas Kairo, ia pernah menjadi pengurus HPPI (Himpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia) bersama KH. Syukri Zarkasyi sekaligus menjadi aktivis pengelola majalah organisasi berdua dengan KH. Abdurrahman Wahid.

Karya Sastra
1. Ohoi, Kumpulan Puisi Balsem (Pustaka Firdaus, Jakarta, 1991,1994).
2. Tadarus, Antalogi Puisi (Prima Pustaka Yogya, 1993).
3. Pahlawan dan Tikus (kumpulan puisi, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1996).
4. Wekwekwek: sajak-sajak bumilangit (1996)
5. Gandrung: Sajak-sajak Cinta ( Mata Air Publishing, 2000)
6. Negeri Daging (Bentang Pustaka, 2002)
7 Rubaiyat Angin dan Rumput (PT Matra Multi Media, 2008)
8. Lukisan Kaligrafi (kumpulan cerpen, Kompas, 2006)
9. Aku Manusia : Kumpulan Puisi (MataAir Publishing, 2016)
10. Konvensi (kumpulan cerpen, Diva Press, 2018)



Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana
oleh Gus Mus

Kau ini bagaimana

Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana

Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan
Aku harus bagaimana

Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Kau ini bagaimana

Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana

Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain
Kau ini bagaimana

Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana

Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana

Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana

Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Kau ini bagaimana

Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana

Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana

Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana

Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana

Atau aku harus bagaimana

Rembang-1987-

Bagikan artikel ini

Jangan lupa komen ya Guys..