Loetju.id - Pebatan, Brebes (08/02) Bertemu bersama dengan Kepala Sekolah MI Asyuriyah yang bertemu dengan mahasiswa KKN UNDIP dalam rangka perkenalan program imbauan pertahanan identitas kebudayaan di Pebatan. Pertemuan dilaksanakan di TPQ Asyuriyah, Masjid Nurussalim, Pebatan, Brebes, Jawa Tengah.
Penyusunan proker ini dilakukan setelah dilakukannya pemetaan kebudayaan yang ada di Pebatan secara intensif dan bagaimana perkembangan budaya di Pebatan masih kurang terlihat di permukaan. Kebudayaan yang ada di Pebatan baru terlihat dari proses kebiasaan dan norma yang ada di lingkungan Masyarakat Pebatan.
Desa Pebatan dikenal sebagai desa yang memiliki potensi ekonomi berupa sayur-sayuran berupa bawang merah serta industri rumahan tutus dan harum manis. Desa ini juga memiliki lingkup pendidikan dasar yang cukup dengan adanya SDN 01, 02, 03 Pebatan dan MI Asyuriyah. Dari kesaksian yang diberikan oleh Kepala Desa bahwa budaya-budaya yang tercerminkan di tengah masyarakat berupa kebiasaan dan norma Islami yang biasanya diajarkan kepada anak-anak kecil di lingkungan sekitar.
Menurut Profil Desa Pebatan tahun 2022 bahwa desa ini memiliki demografi Islam sebagai populasi mayoritas, pergumulan dan kebiasaan yang dibawa pun umumnya menjunjung nilai islami dibaurkan dengan norma dan kebiasaan Masyarakat Jawa pada umumya.
Namun bentuk kebudayaan secara fisik maupun estetik masih belum terlihat di kalangan Pebatan meskipun menurut kesaksian Kepala Desa bahwa banyak seniman tersebar di desa ini. Dari survei yang sudah dilakukan mahasiswa KKN UNDIP bahwa kesenian yang ada di Pebatan pun masih sebatas lukisan indah yang dibuat oleh seniman lokal untuk SDN 01 Pebatan dan kesenian hadroh yang baru dilaksanakan selama empat minggu.
Penyusunan proker ini meliputi pembuatan luaran berupa poster imbauan mempertahankan identitas kebudayaan yang mencakup pengetahuan tentang definisi kebudayaan, definisi identitas dan juga pentingnya mempertahankan identitas kebudayaan. Lalu mahasiswa KKN UNDIP bertemu dengan pelatih hadroh di Masjid Nurussalim yang kemudian diperkenalkan kepada Kepala Sekolah MI Asyuriyah yang bertanggung jawab terhadap perkembangan kesenian di lingkungan MI.
Kemudian dengan restu kepala sekolah untuk melaksanakan imbauan bagi anak-anak anggota hadroh untuk mempertahankan identitas dan kebudayaan yang sedang mereka lakukan sebagai bentuk penanaman kesadaran masyarakat untuk berbudaya. Dari perbincangan dengan Kepala Sekolah MI Asyuriyah juga bahwa MI tersebut akan memperluas dan memperbanyak lingkup ekstrakurikuler sebagai bentuk keberagaman aktivitas yang bisa dilakukan murid serta memperkenalkan mereka kepada kebudayaan berupa kesenian.
Harapannya yang di dapat dari proker ini adalah penanaman kesadaran berbudaya kepada siswa terutama murid anggota hadroh bisa tersalurkan dan nantinya akan muncul varian-varian kesenian yang dapat menonjol serta bermanfaat tidak hanya bagi mereka saja tetapi bagi Masyarakat Desa Pebatan