Loetju.id - Sragen - Jawa Tengah (25/1) Usia anak sekolah merupakan investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan kualitas bangsa di masa yang akan datang. Pada anak usia sekolah sering terjadi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan serta menu seimbang.
Hal ini dapat dilihat dari perilaku yang tidak sesuai dengan gizi seimbang seperti jarang sarapan dan seringnya konsumsi jajanan sembarangan di lingkungan sekolah. Gizi yang baik pada anak usia sekolah dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut (AIPGI, 2017; Almatsier, 2010). Oleh karena itu, asupan makan pada anak usia sekolah diharapkan dapat sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip yaitu mengonsumsi makanan beranekaragam, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan sehat serta memantau berat badan secara teratur (Permenkes No 14 Tahun 2014, Kemenkes RI). Namun berdasarkan hasil survey, gizi seimbang yang diperkenalkan di SD N 1 dan 2 Mlale masih menggunakan konsep 4 Sehat 5 Sempurna.
Dihadapkan dengan permasalahan tersebut, Mahasiswa KKN UNDIP, Anjas Wijiastuti (Ilmu Gizi 2019), memberikan edukasi terkait Gizi Seimbang melalui Program Belajar Asik tentang Gizi Seimbang pada Anak Sekolah Dasar (Bintang Selasar). Program tersebut dilakukan kepada murid kelas 4, 5 SD N 1 Mlale (24/1) dan murid kelas 5, 6 SD N 2 Mlale (25/1) dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait gizi seimbang pada anak usia sekolah.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan diawali dengan pembagian buku sederhana tentang gizi seimbang, aktivitas fisik dan resep bekal makanan sambil dilanjutkan pemberian materi terkait gizi seimbang dan isi piringku. Pembagian buku sederhana bertujuan agar siswa dapat mendengarkan sambil menyimak materi yang akan disampaikan melalui buku sederhana tersebut.
Pemberian materi terkait gizi seimbang dilakukan dengan pendekatan edukasi interaktif menggunakan media buku sederhana yang sudah dibagikan, poster tumpeng gizi seimbang, dan poster isi piringku. Setelah penyampaian materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan mini games.
Mini games yang dilakukan yaitu menggambar isi piringku dan menjelaskan isi piringku yang sudah digambar. Program diakhiri dengan pemberian hadiah kepada siswa yang dapat menggambar dan menjelaskan mengenai isi piringku dengan tepat kemudian dilanjutkan dengan foto bersama.
Guru-guru SD N 1 dan 2 Mlale berharap dengan adanya program tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada siswa terkait konsumsi makanan bergizi seimbang. Selain itu, dengan edukasi yang disertai dengan simulasi melalui mini games yang dilakukan diharapkan siswa dapat mengingat dan memahami materi yang disampaikan dengan lebih mudah sehingga siswa dapat lebih memperhatikan apa yang mereka konsumsi sehari-hari.