Loetju.id - Pekalongan (20/7) Usia bawah lima tahun (balita) merupakan periode penting bagi tumbuh-kembang anak karena pada masa itulah terjadi lonjakan pertumbuhan (growth spurt). Jika pada usia tersebut anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai, dapat terjadi hambatan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, kecerdasan, hingga emosional pada anak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga nutrisi anak tercukupi dan menjaga anak agar tidak mengalami gizi buruk.
Di Desa Kalijoyo didapati beberapa balita yang mengalami gizi buruk. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan pemberian telur kepada balita dengan gizi buruk. Selain itu, rutin juga diselenggarakan posyandu balita setiap bulan yang dilakukan oleh kader posyandu tiap dusun.
Dari hasil ikut serta dalam kegiatan rutin posyandu balita, dirasakan tingginya minat para ibu balita untuk mengetahui status gizi anaknya. Namun, belum semua kader posyandu mampu memberikan penilaian mengenai status gizi para balita, sehingga hanya dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita tanpa diberikan interpretasinya.
Oleh karena itu, dirasa perlu dilakukan pelatihan bagi para kader agar dapat melakukan interpretasi dari hasil pengukuran yang dilakukan. Dengan pelatihan ini diharapkan para kader dapat melakukan deteksi dini jika terdapat balita yang dicurigai mengalami masalah gizi, sehingga dapat dilakukan penanganan sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya gizi buruk.
Pelatihan cara sederhana deteksi dini gizi buruk dilakukan pada Kamis, 20 Juni 2023 di Balai Desa Kalijoyo dengan dihadiri dua puluh kader posyandu dan seorang bidan desa. Peserta pelatihan merupakan kader posyandu dari total enam dusun yang rutin menggelar posyandu balita.
Acara diawali dengan kata sambutan dari ibu lurah Desa Kalijoyo. Selanjutnya para kader diberi kesempatan untuk menjawab beberapa soal berdasarkan prior knowledge seputar gizi balita sebagai pengantar ke dalam materi. Acara dilanjutkan dengan pemberian materi oleh mahasiswa KKN Undip dari program studi Kedokteran. Dipaparkan mengenai pentingnya kecukupan gizi, terutama bagi anak usia balita, dampak gizi buruk, serta urgensi dan cara sederhana deteksi dini untuk mencegah gizi buruk.
Material yang digunakan adalah buku kesehatan ibu dan anak (KIA) yang dimiliki oleh masing-masing kader karena di dalamnya memuat kurva WHO yang menjadi alat penilaian status gizi. Selain pemberian materi, dilakukan juga pengayaan dengan studi kasus yang dikerjakan bersama, berisi data hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan, lalu bersama-sama dilakukan interpretasi hasil mengenai status gizi anak: apakah gizi anak normal, kurang, atau berlebih?
Suasana acara begitu kondusif dengan semangat dari para kader dalam mengikuti kegiatan, juga partisipasi aktif peserta dalam kegiatan tanya-jawab, sehingga terjadi diskusi dua arah yang begitu hidup. Setelah pemaparan materi selesai, peserta kader kembali diberi kesempatan menjawab beberapa pertanyaan yang sama dengan yang ditanyakan di awal. Diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan para kader melalui materi yang telah disampaikan.
Setelah pemaparan selesai, dilakukan foto bersama sebagai dokumentasi. Pada akhir acara, bidan Desa Kalijoyo, Bu Disa, menutup dengan memberikan kesan-pesan selama acara dan meneguhkan para kader posyandu balita untuk memanfaatkan cara deteksi sederhana dengan kurva WHO yang telah disampaikan untuk bisa memberi interpretasi pada para ibu balita mengenai status gizi anaknya dan untuk melakukan penapisan gizi buruk pada balita yang mengalami masalah gizi.
Dengan demikian, diharapkan kasus gizi buruk pada balita di Desa Kalijoyo dapat dicegah dan anak-anak di desa ini dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal, serta menjadi generasi penerus yang membawa inovasi dan perubahan bagi lingkungannya.
Penulis:
Patricia Bong Napitupulu
S-1 Kedokteran Fakultas Kedokteran, KKN Tim II Undip 2023
Lokasi KKN:
Desa Kalijoyo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah