Loetju.id - Wonogiri (08/08/2023) – Pemanfaatan bahan-bahan alami seperti daun-daunan salah satunya digunakan untuk bahan pembuatan ecoprint. Ecoprint dilakukan untuk menciptakan motif alami tumbuhan pada selembar kain.
Ecoprint dapat menjadi pilihan dalam pembuatan inovasi produk yang ramah lingkungan, karena mengunakan bahan-bahan yang alami. Ecoprint sendiri akan mempertahankan warna serta bentuk dari tumbuhan sehingga nantinya akan menghasilkan pola yang unik dan otentik.
Banyak generasi muda di Desa Sidorejo yang belum mengenal ecoprint, membuat Dzakiyya Nabila Fikri (22) terdorong untuk mengenalkan dan mengajarkan pembuatan batik ecoprint kepada generasi muda Desa Sidorejo.
Pembuatan batik ecoprint terbilang cukup mudah, tidak memerlukan biaya yang banyak, dan memiliki nilai jual yang tinggi. Ecoprint dapat dibuat pada kain atau pada totebag dengan serat alami. Hal ini dikarenakan kain yang berasal dari serat alami dapat mengikat warna lebih kuat.
Dalam pembuatan batik ecoprint, dikenal dua teknik yaitu teknik pounding dan teknik iron blanket. Teknik iron blanket dilakukan dengan menggulung kain dengan menggunakan paralon untuk mengeluarkan warna daun pada kain dan dikukus selama kurang lebih 2 jam. Sedangkan teknik pounding dilakukan dengan meletakkan daun atau bunga diatas kain lalu dipukul dengan menggunakan palu dan teknik ini menjadi teknik yang sederhana dalam pembuatan ecoprint.
Kegiatan Pelatihan Pembuatan Batik Ecoprint
kepada Anak-Anak TPQ Miftahul Huda
Pelatihan pembuatan batik ecoprint telah dilaksanakan pada hari Jum’at, 28 Juli 2023 dengan menerapkan pembuatan batik ecoprint dengan teknik pounding pada kain polos. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik ecorpint teknik pounding diantaranya yaitu kain mori, plastik, ulekan batu, beberapa jenis daun, tawas, ember, dan air. Cara pembuatannya yaitu dengan membentangkan kain diatas lantai, lalu menyusun daun atau bunga diatas kain dan ditutup dengan plastik bening.
Daun/bunga dipukul-pukul dengan menggunakan ulekan hingga motif dan warnanya tercetak jelas pada kain. Kain lalu dibersihkan dan diangin-anginkan kemudian direndam dalam larutan tawas selama kurang lebih satu jam. Kain ecoprint dibilas dan dijemur hingga kering. Kain ecoprint siap digunakan. Ecoprint dapat diterapkan pada totebag, taplak meja, gorden, dan pakaian.
Pelaksanaan pelatihan pembuatan batik ecoprint dilaksanakan di TPQ Miftahul Huda dengan peserta anak-anak TPQ Desa Sidorejo. Selama pelaksanaannya, terlihat antusiasme dari para peserta dengan mencoba secara langsung membuat batik ecoprint.
Di akhir acara, narasumber juga membagikan beberapa poster mengenai cara pembuatan batik ecoprint. Dengan adanya pelatihan pembuatan batik ecoprint ini, diharapkan peserta yang hadir dapat menyalurkan ilmunya serta peserta dapat menciptakan produk dengan nilai jual tinggi menggunakan ecoprint.
Penulis:
Dzakiyya Nabila Fikri
(S1 Biologi/24020120130108)
DPL:
Suwandi, S.A.P., M.Si
Lokasi KKN:
Desa Sidorejo, Kec. Tirtomoyo, Kab. Wonogiri