Loetju.id - Boyolali (09/08/2023) – Mahasiswa Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) telah menciptakan inovasi luar biasa dalam dunia pertanian berkelanjutan dengan berbekal semangat dan kreativitas mengubah limbah air kelapa tua menjadi energi hijau yang mendukung pertanian organik, menghasilkan pupuk organik cair yang revolusioner.
Mayoritas warga Desa Sangge memiliki pohon kelapa di depan rumahnya lalu dibiarkan begitu saja sampai kelapa menjadi tua dan tidak bisa dikonsumsi lagi airnya. Air kelapa tua kaya akan nutrisi, seperti kalium, magnesium, dan zat-zat penting lainnya yang membantu pertumbuhan akar dan tanaman secara keseluruhan.
Oleh karena itu, Alfiana Putri selaku mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2022/2023 dari prodi Biologi melihat potensi dalam upaya untuk mengurangi dampak limbah dan meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengembangkan pupuk organik cair menggunakan air kelapa tua. Pupuk organik cair adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik alami seperti sisa-sisa tanaman, pupuk kandang, dan bahan organik lainnya.
Pupuk ini berbeda dari pupuk kimia karena tidak mengandung bahan-bahan sintetis yang dapat membahayakan tanah dan lingkungan. Pupuk organik cair memiliki nutrisi yang lebih lengkap dan lebih mudah diserap oleh tanaman, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan kualitas produk pertanian.
Kegiatan pelatihan pembuatan POC dilaksanakan pada pertemuan rutin Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo di Desa Sangge yang bertempat di salah satu rumah warga. Setelah itu, dilakukan pemaparan materi yang dilanjutkan demonstrasi mengenai pembuatan pupuk organik cair dari air kelapa tua dan diakhiri dengan sesi ramah tamah.
Alat yang digunakan meliputi ember, pengaduk, pisau, galon, botol bekas, selang. Bahan yang dibutuhkan, yaitu air kelapa tua, air cucian beras pertama, gula merah, air sumur, EM4. Pemilihan bahan lain seperti, air cucian beras pertama karena adanya kandungan zat-zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman, seperti karbohidrat, vitamin, dan mineral. Gula jawa sebagai sumber energi yang akan membantu proses fermentasi pupuk organik cair. EM4 (Effective Microorganism 4) campuran mikroorganisme yang menguntungkan, seperti bakteri asam laktat, ragi, dan mikroba probiotik, yang berperan dalam mendekomposisi bahan organik dan membantu proses fermentasi.
Proses pembuatan POC dimulai dengan memanaskan gula merah 200 gram dengan air sumur 500 mL sampai mendidih. Campurkan air kelapa tua 2L , air cucian beras pertama 1L, larutan gula merah, dan EM4 20 mL lalu aduk hingga tercampur merata. Masukkan ke dalam galon.
Tutup rapat galon dengan penutup yang telah dipasang dengan selang yang terhubung dengan botol. Diamkan selama 14-20 hari. POC dapat digunakan apabila sudah beraroma seperti tape. Pengaplikasian pada daun tanaman dilakukan dengan menambahkan air pada POC dengan perbandingan air:POC = 5:1. Hasil akhir adalah pupuk organik cair yang kaya akan unsur-unsur penting untuk pertumbuhan tanaman.
Penyerahan Prototipe kepada Bapak Jalal selaku Ketua Gapoktan
“Pembuatan POC dari air kelapa tua merupakan suatu hal baru bagi kami dan membutuhkan waktu yang cepat karena kami biasa menggunakan urine sapi yang minimal didiamkan dulu selama 2 minggu tanpa ada pengolahan terlebih dahulu” ucap Pak Jalal Ketua Gapoktan Tani Mulyo.
“Iya bapak karena menggunakan air kelapa tua, praktik menjadi mudah, cepat dan ramah lingkungan serta nutrisi yang baik bagi tanaman dapat terpenuhi” ucap Alfiana
Dalam semangat pemberdayaan dan inovasi, mahasiswa KKN TIM II UNDIP telah menunjukkan bahwa limbah dapat bertransformasi menjadi sumber daya yang berharga. Dengan kreasi ajaib ini, terbukti bahwa air kelapa tua tidak hanya menjadi pupuk organik cair, tetapi juga energi hijau yang memberikan harapan bagi pertanian berkelanjutan.
Penulis:
Alfiana Putri Azzahra
(Biologi/Fakultas Sains dan Matematika)
Dosen Pembimbing Lapangan:
Irfan Murtadho Yusuf, S.A.P., MPM.