Loetju.id - Batang (20/07/2023) pada minggu ke-3 mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Tim II mengadakan edukasi dampak penggunaan minyak jelantah secara berulang sekaligus melakukan demonstrasi cara pembuatan sabun dari minyak jelantah.
Berlokasi di balai desa setempat, kegiatan tersebut dihadiri oleh ibu-ibu PKK dari seluruh pedukuhan di Desa Brokoh dan mahasiswa KKN yang berada di Desa Brokoh, mahasiswa tersebut antara lain Yahya Akbar Wirayuda, Cecep Paqih Fauzan, Bagus Surya Taruna, Sayyidah Khiyarotul Ummah, Chania Valin Aprilia, Isna Ziadatun Nikmah, Sian Lie Cantika Kumalasari Setya, dan Mezzaluna Pradyna Putri.
Ibu-ibu PKK menjadi sasaran kegiatan karena dalam suatu rumah tangga mereka yang berinteraksi langsung dengan penggunaan minyak goreng sehingga perlu diberi pemahaman agar tidak lagi memanfaatkan minyak jelantah lebih dari 3 kali dan tidak membuangnya secara sembarangan.
Banyaknya limbah minyak jelantah hasil produksi UMKM keripik di Desa Brokoh yang dapat dimanfaatkan secara efisien untuk meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM keripik dan mengurangi pencemaran lingkungan melatarbelakangi pelaksanaan program kerja tersebut. Sayyidah Khiyarotul Ummah, selaku pemberi materi menjelaskan terlebih dahulu mengenai dampak penggunaan minyak jelantah secara berulang. Minyak yang digunakan untuk menggoreng akan terdekomposisi sehingga dapat merubah struktur fisik dan kimianya.
Perubahan struktur kimia akibat penggunaan minyak berulang adalah teroksidasinya asam lemak tak jenuh kemudian membentuk gugus peroksida yang dikenal dengan radikal bebas dan monomer siklik. Asam lemak akan terlepas dari trigliserida sehingga teroksidasi menjadi aldehid, keton, dan alcohol. Hal ini menyebabkan minyak jelantah berbau tengik dan warnanya menjadi kecoklatan.
Minyak jelantah sendiri berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat mengakibatkan berat badan berlebih (obesitas) dan gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut antara lain terdapatnya kerusakan di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan hati. Namun, jika minyak jelantah langsung dibuang begitu saja, minyak jelantah akan merusak lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan yang tepat perlu dilakukan, salah satunya dengan mengolahnya jadi sabun.
Leaflet panduan pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah
Pelatihan ini dilakukan dengan menyebarkan leaflet yang berisikan dampak pembuangan minyak jelantah, alat dan bahan, cara pemurnian minyak jelantah, serta cara pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah. Setelah itu, dilakukan pemaparan materi, dilanjutkan dengan demonstrasi mengenai pembuatan pupuk organik cair dari kulit pisang, dan ditutup dengan sesi tanya jawab.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk mengolah minya jelantah menjadi sabun antara lain:
1. Minyak jelantah
2. Arang/kulit pisang
3. NaOH
4. Air panas
5. Essential oil
6. Pewarna makanan
7. Garam
Untuk alat yang digunaan antara lain:
1. Kain saring,
2. Timbangan,
3. Wadah
4. Pengaduk
5. Cetakan sabun
Cara pembuatannya ada 2, pertama pemurnian minya jelantah terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan pembuatan sabun, pemurian ini dilakukan agar minyak jelantah yang digunakan terpisah dari kotoran dan warnanya menjadi lebih jernih.
Pemurnian minyak jelantah dilakukan dengan menyaringnya terlebih dahulu agar kotoran-kotoran yang berada dalam minyak dapat terpisah. Kemudian perendaman minyak menggunakan kulit pisang minimal 5 jam atau menggunakan arang selama semalaman. Setelah itu, saring kembali minyak menggunakan kain saring.
Perendaman minyak jelantah dengan arang menghasilkan minyak dengan warna yang lebih jernih jika dibandingkan dengan perendaman minyak jelantah menggunakan pisang. Hal ini dikarenakan arang aktif dapat menyerap zat warna sebanyak 95-97 % dari total zat aktif yang ada dalam minyak jelantah. Arang juga dapat menyerap sebagian bau tengik yang terdapat pada minyak dan menurunkan jumlah bilangan peroksida sehingga dapat memperbaiki mutu minyak.
Setelah didapatkan minyak jelantah yang murni dilanjutkan dengan proses pembuatan sabun. Pertama, larutkan 15 gram NaOH kedalam 4-5 sendok makan air (jangan terbalik). Kemudian larutan NaOH dimasukkan kedalam 100mL minyak jelantah.
Selanjutnya, aduk hingga tercampur rata. Setelah itu tambahkan 3 tetes essential oil dan pewarna makanan. Tambahkan 3 gram garam agar adonan sabun mengental. Setelah itu, cetak adonan dengan cetakan sabun. Tunggu 3 jam hingga adonan mengeras. Sabun baru dapat digunakan setelah 2 minggu, hal ini untuk mengoxidasi senyawa kimia yang terdapat dalam sabun. Sabun yang telah dibuat dapat digunakan untuk mencuci lap dapur dan keset.
Ibu-ibu PKK terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, mereka menjadi sadar akan bahaya penggunaan minyak jelantah secara berulang dan dengan adanya pelatihan ini mereka menjadi tahu pengolahan minyak jelantah sehingga dapat menambah pendapatan mereka jika dijual kembali. “NaOH nya masih ada mbak? Nanti mau langsung mencoba saya” ungkap Bu Sofi, salah satu peserta kegiatan sekaligus pemilik UMKM keripik singkong di Desa Brokoh.
Pelatihan pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah
Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah kesadaran dari masyarakat akan dampak dari penggunaan minyak jelantah, dampak pembuangan minyak jelantah sembarangan dan masyarakat mau mengolah minyak jelantah menjadi barang yang lebih bermanfaat seperti sabun cuci.
Penulis:
Sayyidah Khiyarotul Ummah
Kimia Undip 2020
Dosen Pembimbing Lapangan:
Dr. Aminah, S.H., M.Si