Loetju.id - Batang (03/08/2023) - Sebagian besar warga Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang bermata pencaharian sebagai peternak maupun petani. Komoditas ternak yang cukup banyak dipilih oleh warga Desa Brokoh yaitu kambing. Kambing menjadi ternak yang digemari peternak karena pemeliharaannya yang mudah dan harga pasar yang stabil.
Kambing dewasa dapat mengeluarkan kotoran sebanyak kurang lebih 1 kg/ekor setiap harinya jika dalam 1 bulan dapat terkumpul hingga 30 kg/ekor. Banyaknya limbah kotoran yang dihasilkan belum diimbangi dengan pengetahuan warga dalam memanfaatkan kotoran kambing. Hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran udara lantaran lokasi kandang kambing biasanya berdampingan dengan rumah peternak.
Kotoran kambing mengandung mikroorganisme, bahan organik dan gas lainnya yang dapat menjadi sumber penyakit pada ternak itu sendiri maupun manusia. Kotoran kambing yang masih segar memiliki sifat panas dari NH3/ammonia sehingga dapat mengakibatkan tanaman terbakar, layu bahkan mati apabila diberikan secara langsung ke tanaman.
Oleh karena itu kotoran kambing perlu diolah terlebih dahulu dengan cara difermentasi yang bertujuan untuk menguraikan kotoran kambing sehingga aman ketika diberikan ke tanaman.
Mengetahui hal tersebut, salah satu mahasiswa TIM II KKN UNDIP 2022/2023 dari Program Studi S-1 Peternakan yang bernama Chania Valin Aprilia turun tangan dengan melakukan sosialisasi pemanfaatan kotoran kambing menjadi pupuk organik untuk meningkatkan pendapatan peternak.
Sasaran kegiatan yaitu para peternak kambing yang berlokasi di Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara langsung bersama para peternak di balai desa Brokoh dengan menggunakan media power point, poster dan video.
Penggunaan power point sebagai materi yang akan dipaparkan, poster berfungsi untuk memudahkan peternak dalam menerima penjelasan saat kegiatan sosialisasi berlangsung. Selain poster, peternak juga diberikan video pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing dan pembagian starter kit berupa EM4 pertanian dan molase untuk praktek pembuatan pupuk dirumah masing-masing.
Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Kambing
Cara pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing tergolong mudah yaitu dengan mencampurkan kotoran kambing dengan bekatul lalu menyemprotkan cairan yang terdiri dari 500 ml air, 1 tutup botol EM4 pertanian dan 10 ml molase atau tetes tebu untuk 10 kg kotoran kambing. Kotoran kambing yang sudah dicampur kemudian dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan di tempat yang teduh.
Lakukan pengecekan kelembaban kotoran kambing setiap 2 minggu sekali apabila terlihat kering pada kotoran kambing lakukan penyemprotan cairan dengan takaran yang sama. Pupuk dapat digunakan ketika sudah difermentasikan selama 2 hingga 3 bulan. Sebelum pengaplikasian pupuk pada tanaman alangkah baiknya pupuk diangin-anginkan terlebih dahulu.
Kegiatan sosialisasi dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh respon positif dari peternak. Para peternak juga tidak ragu-ragu untuk menanyakan perihal yang kurang dipahami.
Munculnya pertanyaan-pertanyaan dari peternak menimbulkan semangat dari mahasiswa KKN untuk memaparkan program dengan jelas dan lengkap. Harapan tersebut juga disampaikan oleh bapak RT 06 warga dusun Krajan desa Brokoh “dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk secara langsung seperti ini tidak hanya pemaparan materi saja akan lebih mudah diterima dan diingat oleh para peternak yang pastinya akan mempraktekan sendiri dirumah”. Dengan adanya program pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing ini harapannya dapat meningkatkan pendapatan para peternak di desa Brokoh.
Penulis:
Chania Valin Aprilia
S-1 Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang
DPL: Dr. Aminah, S.H., M.Si.
Lokasi:
Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang