Loetju.id - Batang (23/07/2023) pada minggu ke-3 mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Tim II mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik dari kulit pisang.
Berlokasi di salah satu rumah warga yang berada di Dukuh Brokoh Lor, acara ini dihadiri oleh ibu-ibu dukuh tersebut dan mahasiswa KKN yang berada di Desa Brokoh, mahasiswa tersebut antara lain Yahya Akbar Wirayuda, Cecep Paqih Fauzan, Bagus Surya Taruna, Sayyidah Khiyarotul Ummah, Chania Valin Aprilia, Isna Ziadatun Nikmah, Sian Lie Cantika Kumalasari Setya, dan Mezzaluna Pradyna Putri. Pemilihan lokasi pelatihan di brokoh lor dikarenakan terdapatnya UMKM keripik pisang pada dukuh tersebut.
Limbah kulit pisang hasil UMKM keripik pisang biasanya terbuang begitu saja atau hanya digunakan sebagai bahan pakan ternak yang secara ekonomis tidak termanfaatkan secara efisien. Padahal kulit pisang memiliki banyak kandungan zat dan manfaat bagi tanaman apabila di daur ulang menjadi pupuk organik cair, misalnya karena kulit pisang mengandung 42% kalium maka dapat memperkuat batang tanaman juga dapat melawan penyakit serta menyuburkan bunga dan buah-buahan pada tanaman.
Terdapat potasium yang bisa membuat tanaman tahan terhadap kekeringan sehingga tanaman tidah mudah layu. Selain itu, menggunakan pupuk organik cair dari kulit pisang juga bermanfaat untuk menambah unsur hara dalam tanah, membantu mempercepat pertumbuhan akar, bunga serta pematangan biji atau batang. Kulit pisang juga mengandung unsur mikro Ca, Mg, Na, Zn yang dapat berfungsi untuk kekebalan dan pembuahan pada tanaman agar dapat tumbuh secara optimal sehingga berdampak pada jumlah produksi yang maksimal.
Oleh karena itu, Sayyidah selaku mahasiswa UNDIP memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan - bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.
Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan menyebarkan leaflet yang berisikan kandungan kulit pisang, manfaat pupuk organic dari kulit pisang, alat dan bahan, serta tata cara pembuatan pupuk organik cair. Setelah itu, dilakukan pemaparan materi, kemudian demonstrasi mengenai pembuatan pupuk organik cair dari kulit pisang, dan ditutup dengan sesi tanya jawab.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat POC yaitu:
1. Kulit pisang
2. EM4
3. Molase
4. Air bersih
Alat yang digunakan antara lain:
1. Gunting
2. Blender
3. Wadah penyimpanan
Effective Microorganisme (EM4) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi aktinomisetes dan jamur fermentasi) yang dapat meningkatkan keragaman mikroba tanah. Penggunaan EM4 sendiri dapat memperbaiki pertumbuhan dan hasil tanaman.
Cara pembuatan POC dari kulit pisang yaitu:
1. Haluskan 500gr kulit pisang dengan 800mL air bersih.
2. Campurkan dengan 200mL larutan EM4 dan 80mL molase.
3. Aduk hingga tercampur rata dan tutup tempat penyimpanan dengan penutup yang telah dipasang dengan selang yang terhubung dengan botol.
4. Lakukan inkubasi selama 7 hari hingga diperoleh cairan yang kental.
5. Setelah didapatkan larutan kental, pupuk dapat digunakan dengan menambahkan air dengan perbandingan 1:1, jadi untuk 1L pupuk ditahkan terlebih dahulu dengan 1L air.
“Untuk kulit pisang yang digunakan itu yang sudah masak atau yang masih mentah ya mbak” ucap Bu Watik, salah satu warga yang mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari kulit pisang. “Untuk kulit pisang yang digunakan lebih baik yang masih mentah bu, karena kadar air didalamnya masih sedikit dan kandungan unsurnya masih banyak” jawab Sayyidah.
“Mbak, udah ada contoh produk yang sudah jadi? Kebetulan saya punya banyak bunga dirumah” ucap Bu Lilis, salah satu warga yang mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari kulit pisang. Ibu-ibu yang menghadiri pelatihan sangat senang dan mendapatkan pengetahuan baru, ada salah satu ibu-ibu yang langsung memesan limbah kulit pisang kepada pelaku UMKM keripik pisang untuk melakukan percobaan sendiri dirumah. Acara pelatihan ini diakhiri dengan pembagian pupuk organik cair siap pakai dan foto bersama.
Hasil yang diharapkan dari sosialisasi ini adalah kesadaran dari masyarakat terhadap pengolahan dan pemanfaatan limbah kulit pisang yang dapat menjadi alternatif pupuk yang dapat menghidupkan kembali jasad renik, menjaga struktur tanah, menghasilkan enzim xylanase dan mengurangi limbah kulit pisang.
Penulis:
Sayyidah Khiyarotul Ummah
Kimia Undip 2020
Dosen Pembimbing Lapangan:
Dr. Aminah, S.H., M.Si