Pengenalan Manajemen Pemeliharaan Domba melalui Recording Ternak di Desa Tanggulanom - Comedy, Indie and Creativity

Jumat, 16 Februari 2024

Pengenalan Manajemen Pemeliharaan Domba melalui Recording Ternak di Desa Tanggulanom

 




Loetju.idTemanggung (23/1/24). Desa Tanggulanom merupakan salah satu desa di Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung yang berada pada ketinggian 1.040 m dpl.  Sebagian besar masyarakat Desa Tanggulanom bermata pencaharian sebagai petani. Selain bertani, masyarakat Desa Tanggulanom juga memelihara domba. Akan tetapi, pemeliharaan domba hanya dijadikan sebagai usaha sampingan sehingga kurang mendapat perhatian dalam pemelihaarannya, terutama pencatatan (recording) penjualan domba. 

“Rata-rata warga di sini jarang yang ada catatan ternak gitu, petani di sini belum ada yang setelaten itu, Mas.” Ucap Pak Salim, salah satu anggota kelompok Tani Dusun Jlamprang. Hal yang serupa diutarakan juga oleh Pak Nur Wachid, anggota kelompok Tani Dusun Butuh, “Petani di sini kalo mau jual domba biasanya langsung jual aja engga sampe dicatet harga-harganya soalnya domba bukan penghasilan inti mereka.”   

Guna mengoptimalkan penjualan domba, Nabil, salah satu mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Jurusan Peternakan mengadakan pelatihan recording ternak yang berfokus pada penjualan dan reproduksi. Recording ternak merupakan segala hal yang berkaitan dengan pencatatan terhadap ternak secara individu. Recording ternak pada kelompok tani perlu diterapkan sebagai upaya untuk mengoptimalkan penjualan domba agar lebih menguntungkan serta mengelola persediaan ternak untuk di masa yang akan datang. Dengan adanya recording, petani diharapkan mampu mendapat pendapatan yang lebih baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan untuk bertani seperti membeli pupuk atau bibit tanaman.

Pelatihan terdiri dari dua sesi, yaitu sosialisasi dan pelatihan. Sosialisasi berupa pengenalan dan tatalaksana recording penjualan dan reproduksi. Sesi pelatihan berupa cara pengisian tabel recording reproduksi dan penjualan. Recording reproduksi memuat nomor induk, tanggal dan hasil deteksi kebuntingan, kelahiran cempe, jenis kelamin cempe dan kondisi cempe saat lahir. Sedangkan recording penjualan terdiri atas nomor identitas pada pejantan dan induk, jenis kelamin ternak yang dijual, harga ternak yang dijual dan tanggal penjualan.

Selain demonstrasi, Nabil juga memberikan pamflet dan buku modul tata cara recording penjualan dan reproduksi. Pembagian pamflet dan buku modul diharapkan peternak mampu mengaplikasikan recording penjualan dan reproduksi ternak setelah kegiatan KKN usai. 

“Dengan adanya recording penjualan dan reproduksi ternak, para petani dapat memperkirakan keuntungan yang akan didapat sehingga dapat menekan biaya pupuk dan bibit yang selalu meroket,” Nabil menambahkan.



Penulis: 
Muhammad Nabil Hakim
(Peternakan – Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitad Diponegoro)

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Baginda Iskandar Moeda T., M.Si., IPM.

Editor:
Achmad Munandar

Bagikan artikel ini

Jangan lupa komen ya Guys..