Silase Rumput Gajah sebagai Jawaban Keresahan Petani di Desa Tanggulanom pada Musim Kemarau - Comedy, Indie and Creativity

Jumat, 16 Februari 2024

Silase Rumput Gajah sebagai Jawaban Keresahan Petani di Desa Tanggulanom pada Musim Kemarau

 





Loetju.id - Temanggung (6/2/24). Desa Tanggulanom merupakan salah satu desa di Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung yang berada pada ketinggian 1.040 m dpl.  Sebagian besar masyarakat Desa Tanggulanom bermata pencaharian sebagai petani. Selain bertani, masyarakat Desa Tanggulanom juga memelihara domba sebagai usaha sampingan. Meskipun berada pada dataran tinggi, Desa Tanggulanom memiliki permasalahan pada sumber hijauan untuk ternak, terutama pada musim kemarau. Musim kemarau menjadi musuh bagi peternak di Desa Tanggulanom dikarenakan sulitnya mencari hijauan untuk ternak sehingga petani diharuskan mencari hijauan hingga ke bawah. 

“Orang sini biasanya nyari rumput sampe ke daerah Selopampang bahkan Tembarak kalo musim kemarau, Mas.” ujar Pak Sun Ahmad selaku ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tanggulanom. Hal yang serupa dituturkan oleh Pak Bambang, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tanggulanom,” Kalo musim hujan tu biasanya rumput banyak tumbuh di ladang. Nah, kalo dah musim kemarau kita-kita harus turun ke bawah buat ngarit.” 

Guna membantu sulitnya mendapatkan rumput pada musim kemarau, Nabil, selaku mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Jurusan Peternakan mengadakan pelatihan dan pendampingan pembuatan silase dari rumput gajah. Silase merupakan pengawetan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan dalam kantong plastik yang kedap udara atau silo, drum, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara (anaerob). Silase memilik manfaat untuk petani yaitu, sebagai sumber pakan ternak pada musim kemarau, memanfaatkan limbah pertanian (dedak, bekatul atau jagung), mempu meningkatkan nutrisi pada rumput sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ternak serta menghemat waktu untuk mencari rumput pada musim kemarau. 

Pelatihan silase rumput gajah terdiri dari dua tahap, yaitu sosialisasi dan demonstrasi. Sosialisasi berupa pengenalan silase serta cara pembuatannya. Lalu, demonstrasi silase berupa rumput gajah yang telah dilayukan dan dipotong kecil diberi dedak dan tetes tebu secara berurutan lalu dicampur hingga merata. Setelah itu, campuran tersebut dimasukkan dan dipadatkan ke dalam silo/tong hingga melebihi permukaan silo dan ditutup rapat. Kemudian, campuran tersebut didiamkan selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, silase dibuka lalu diangin-anginkan sebelum diberikan ke ternak. 

Selain demonstrasi, Nabil juga memberikan pamflet dan buku modul tata cara pembuatan silase rumput gajah. Pembagian pamflet dan buku modul diharapkan peternak mampu mengaplikasikan pembuatan silase rumput gajah setelah kegiatan KKN usai. Adanya sosialisasi sekaligus demonstrasi silase rumput gajah memberikan dampak positif bagi petani di Desa Tanggulanom.  

“Saya berterima kasih kepada Mas Nabil karena telah mengadakan pembuatan silase. Dulu pernah ada yang bikin silase juga tapi hanya sosialiasi saja, jadi para petani kebanyakan lupa caranya,” tutur Pak Trimono, anggota gapoktan di Dusun Tanggulangin. “Saya harap dengan adanya silase rumput gajah, petani tidak harus setiap hari ke bawah untuk mencari rumput sehingga waktu peternak dapat lebih efisien untuk mengerjakan urusan ladang.” Nabil menambahkan.


Penulis: 
Muhammad Nabil Hakim
(Peternakan – Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitad Diponegoro)

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Baginda Iskandar Moeda T., M.Si., IPM.

Editor:
Achmad Munandar

Bagikan artikel ini

Jangan lupa komen ya Guys..