Dok. Anisa Siti S dan Lurah Kelurahan Lalung
Loetju.id - Lalung, 5 Agustus 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro Semarang, Anisa Siti Solehah (21) dari program studi Antropologi Sosial mengenalkan beberapa digitalisasi barcode yang dapat mempermudah dalam memperkenalkan budaya daerah setempat. Digitalisasi barcode tersebut meluncurkan inovasi yang menggabungkan teknologi dengan pelestarian budaya lokal melalui proyek mereka yang berjudul “Warna Budaya Kelurahan Lalung.” Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi cara baru untuk mempromosikan dan memperkenalkan kekayaan budaya masyarakat Kelurahan Lalung.
Program kerja ini bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam media informasi budaya, dengan harapan dapat menjangkau pada cakupan masyarakat yang lebih luas dan mempermudah akses informasi tentang tradisi serta kegiatan budaya yang ada di Kelurahan Lalung. Booklet kebudayaan yang diluncurkan berisi informasi mendalam mengenai berbagai aspek budaya lokal, termasuk sejarah, cerita rakyat, tradisi tahunan, dan moda penghidupan (livehood).
Dok. Barcode Warna Budaya Kelurahan Lalung
Keunggulan yang dijadikan sorotan inovatif dari booklet ini terletak pada penerapan barcode digital yang dapat dipindai menggunakan smart phone. Dengan cara ini, pembaca tidak hanya mendapatkan informasi tertulis tetapi juga pengalaman yang lebih mudah mengakses suatu informasi, hal tersebut menjadi inovasi dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengenal kemudahan barcode dalam mengakses informasi.
Dok. Anisa Siti bersama Pak Farid Teguh (Lurah Lalung)
Proyek ini juga mendapat sambutan hangat dari Pak Farid Teguh Prabowo, Lurah Lalung, yang merasa bahwa inovasi ini bisa meningkatkan kesadaran dan minat terhadap kebudayaan mereka. Dengan adanya barcode digital, mereka merasa lebih mudah mengakses budaya mereka sendiri serta memiliki alat yang lebih efektif untuk menyebarluaskan informasi kepada generasi mendatang. Sebagai penutup, kegiatan ini merupakan contoh nyata bagaimana teknologi dapat mengintegrasikan diri dengan budaya tradisional, menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa depan. Dengan langkah-langkah inovatif seperti ini, harapan untuk pelestarian dan pengenalan budaya lokal menjadi lebih cerah di era digital ini.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar