Loetju.id - Kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar (01-08-24) - Di tengah maraknya transaksi digital dan penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) sebagai metode pembayaran yang semakin populer, masih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya di daerah, yang belum beralih ke sistem pembayaran non-tunai ini. Salah satu kendala yang sering ditemui adalah kurangnya pemahaman mengenai manfaat dan cara penggunaan QRIS.
Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) yang ditempatkan di Kelurahan Jungke, Karanganyar, menginisiasi sebuah program edukasi QRIS. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan minat para pelaku UMKM di Kelurahan Jungke untuk menggunakan QRIS dalam transaksi bisnis mereka.
"Banyak pelaku UMKM di sini yang masih beranggapan bahwa membuat QRIS itu sulit dan biayanya mahal," ungkap Rangga, Mahasiswa Manajemen Undip. "Padahal, membuat QRIS itu sangat mudah dan gratis. Selain itu, dengan menggunakan QRIS, transaksi menjadi lebih cepat, aman, dan juga dapat meningkatkan omzet penjualan."
Untuk mempermudah pemahaman masyarakat, mahasiswa KKN ini membuat video edukasi yang kreatif dan menarik. Video ini berisi penjelasan singkat tentang apa itu QRIS, manfaat menggunakan QRIS, langkah – langkah membuat QRIS, dan juga berisi wawancara dan testimoni pelaku usaha yang sudah mengimplementasikan QRIS pada usahanya. Video tersebut dapat diakses melalui channel youtube “KKN TIM 2 UNDIP KELURAHAN JUNGKE” kemudian disebarluaskan melalui media sosial seperti Youtube dan Instagram. Tidak hanya itu, video tersebut akan diserahkan kepada pihak kelurahan untuk disebarluaskan dilingkungan kelurahan.
Selain membuat video, mahasiswa KKN juga melakukan sosialisasi langsung kepada para pelaku UMKM. Mereka mengunjungi satu per satu warung, toko, dan usaha kecil lainnya untuk memberikan penjelasan dan membantu para pelaku usaha dalam proses pembuatan QRIS.
"Kami berharap dengan adanya program edukasi ini, semakin banyak pelaku UMKM di Kelurahan Jungke yang mau beralih menggunakan QRIS," ujar Rangga. "Dengan begitu, perekonomian di Kelurahan Jungke dapat semakin berkembang dan masyarakat semakin mudah dalam bertransaksi."
Pak Didik, pemilik Es Degan Restu Ibu di Kelurahan Jungke, mengaku sangat terbantu dengan adanya program edukasi QRIS ini. "Awalnya saya memang agak ragu untuk membuat QRIS karena kurang paham. Tapi setelah mengikuti sosialisasi dan melihat video yang dibuat oleh mahasiswa KKN, saya jadi tertarik untuk membuat QRIS di usaha saya," ungkapnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat teredukasi dan akan banyak UMKM di masa mendatang yang tertarik untuk berinovasi dengan digitalisasi sistem pembayarannya melalui QRIS.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar