Petani Longkeyang Terima Edukasi Pembuatan Pupuk Bakteri Fotosintesis (PSB): Inovasi Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Pertanian - Comedy, Indie and Creativity

Sabtu, 10 Agustus 2024

Petani Longkeyang Terima Edukasi Pembuatan Pupuk Bakteri Fotosintesis (PSB): Inovasi Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Pertanian

 
Azam Muzakki Naim, Mahasiswa dari Jurusan Kimia Universitas Diponegoro 
melaksanakan program kerja berupa Edukasi dan Pembuatan
 Pupuk Bakteri Fotosintesis (PSB) untuk Meningkatkan Hasil Pertanian.

Loetju.id - Longkeyang, 2 Agustus 2024 – Para petani di Desa Longkeyang mendapatkan pengetahuan baru yang berharga dalam sebuah program edukasi bertajuk "Edukasi dan Pembuatan Pupuk Bakteri Fotosintesis (PSB) untuk Meningkatkan Hasil Pertanian." Program ini diinisiasi oleh Azam Muzakki Naim, seorang mahasiswa Kimia dari Universitas Diponegoro, sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II tahun 2024.

Bertempat di Balai Desa Longkeyang, acara yang digelar pada 2 Agustus 2024 ini diikuti oleh anggota kelompok tani setempat yang antusias untuk mempelajari cara pembuatan pupuk bakteri fotosintesis (PSB). Pupuk ini dikenal mampu meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman dengan memanfaatkan bakteri fotosintesis yang ramah lingkungan.

Azam menjelaskan bahwa pembuatan pupuk PSB ternyata sangat sederhana dan dapat dilakukan dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di rumah, yaitu telur dan monosodium glutamat (MSG). "Kami berharap dengan adanya edukasi ini, para petani bisa memanfaatkan pupuk PSB untuk meningkatkan hasil pertanian mereka secara berkelanjutan," ujar Azam. Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan pengurangan penggunaan bahan kimia berlebihan dalam pertanian demi menjaga kelestarian lingkungan.
 
Pemaparan materi dan diskusi 
berdasarkan materi yang dipaparkan pemateri.

Azam mengajarkan para petani cara sederhana untuk membuat pupuk bakteri fotosintesis (PSB) menggunakan bahan yang mudah ditemukan, yaitu telur dan monosodium glutamat (MSG). 

Proses pembuatan dimulai dengan memecahkan telur dan dicampur dengan satu sendok makan MSG dalam wadah bersih, diaduk hingga tercampur rata. Campuran ini kemudian dilarutkan dalam air bersih dan dimasukkan ke dalam botol transparan. Botol ditutup rapat dan diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari langsung selama 15-30 hari. Selama proses fermentasi, botol perlu dikocok setiap hari agar campuran merata dan prosesnya berjalan dengan baik. 

Setelah periode tersebut, pupuk PSB siap digunakan. Cairan yang dihasilkan akan berwarna kemerahan dengan aroma khas fermentasi, dan dapat diaplikasikan ke tanaman dengan mencampurkannya ke dalam air untuk penyiraman atau sebagai campuran dalam pupuk cair yang biasa digunakan. Pupuk PSB ini dapat digunakan dengan cara mencampurkannya ke dalam air untuk menyiram tanaman atau sebagai campuran dalam pupuk cair yang biasa digunakan para petani.

Dengan adanya program ini, Azam berharap para petani dapat menerapkan teknologi sederhana ini untuk meningkatkan hasil pertanian mereka, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Edukasi ini menjadi langkah awal untuk membangun pertanian yang lebih berkelanjutan dan mendukung kesejahteraan para petani setempat.




Penulis: 
Azam Muzakki Naim 
Mahasiswa Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Matematika

Editor:
Achmad Munandar

Bagikan artikel ini

Jangan lupa komen ya Guys..