Sentuhan Serai Bebas Nyamuk: Solusi Alami untuk Mengurangi Risiko Gigitan Nyamuk di Desa Parunggalih - Comedy, Indie and Creativity

Sabtu, 10 Agustus 2024

Sentuhan Serai Bebas Nyamuk: Solusi Alami untuk Mengurangi Risiko Gigitan Nyamuk di Desa Parunggalih

  

Loetju.id - Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro 2023/2024 menghadirkan inovasi spray serai sebagai solusi alami untuk mencegah demam berdarah di Desa Parunggalih, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang. 

Program kerja ini dilaksanakan oleh Azka Putri Kamilah, program studi Kimia, Fakultas sains dan Matematika. Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu, 31 Juli 2024 di Balai Desa Parunggalih. 

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Pencegahan gigitan nyamuk adalah langkah penting dalam mengurangi risiko DBD di Desa Parunggalih yang dapat membahayakan kesehatan.

Obat nyamuk yang umumnya digunakan oleh masyarakat mengandung bahan kimia berbahaya seperti N, N-diethyl-m-toluamide (DEET), yang biasanya terdapat dalam obat nyamuk berbentuk lotionn dan dapat menyebabkan iritasi kulit jika digunakan dalam jangka waktu lama.

Penggunaan spray anti nyamuk berbahan alami seperti sereh dapat menjadi alternatif yang efektif. Tanaman serai (Cymbopogon) dikenal memiliki kandungan citronella yang efektif sebagai pengusir nyamuk alami. 

Penggunaan bahan alami seperti sereh sebagai bahan dasar pembuatan spray anti nyamuk alami dapat memberikan solusi yang aman dan ramah lingkungan dibandingkan dengan produk berbahan kimia yang beredar di pasaran. Selain itu, pengembangan produk ini dapat menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Parunggalih. 

Serai menghasilkan minyak atsiri yang dikenal sebagai minyak citronella. Minyak ini mengandung dua senyawa kimia utama, yaitu sitronelal dan geraniol, yang berfungsi sebagai anti nyamuk. Di Desa Parunggalih, nyamuk masih sering ditemukan terutama di dalam kamar. Oleh karena itu, pembasmi nyamuk ini dibuat dalam bentuk semprotan agar dapat digunakan secara efektif dan efisien.
 

Alat dan bahan yang digunakan yaitu pisau, talenan, kompor, wadah, saringan, panci, botol spray, serai dan air. Prosedurnya yaitu Siapkan 10 batang serai, cuci hingga bersih. Potong serai menjadi potongan kecil-kecil. Rebus serai dengan 250 mL air hingga mendidih. Setelah mendidih, diamkan hingga mencapai suhu ruang. Masukkan ke dalam botol spray. Spray anti nyamuk dari serai dapat digunakan. 

Para ibu-ibu baru mengetahui bahwa serai dapat digunakan sebagai antinyamuk dan prosedur dalam pembuatannya juga mudah. Produk spray anti nyamuk berbahan dasar alami dibagikan kepada para ibu. Mereka sangat antusias untuk mencobanya di rumah, mengingat banyaknya nyamuk di lingkungan tempat tinggal mereka. 

Karena didalam serai terdapat senyawa yang menghasilkan aroma yang menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi nyamuk, sehingga nyamuk akan menjauh dari area yang telah disemprot. Dibandingkan dengan bahan kimia sintetis, spray berbahan alami dari serai lebih aman untuk kulit manusia dan mudah terurai secara hayati dan tidak meninggalkan residu kimia berbahaya di lingkungan.

Dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh, ibu-ibu di Desa Parunggalih dapat memproduksi spray antinyamuk secara mandiri dan menjadikannya sebagai produk unggulan desa yang dapat dipasarkan lebih luas. Selain itu, penggunaan bahan alami seperti serai dapat mengurangi ketergantungan pada produk berbahan kimia yang berpotensi merusak kesehatan dan lingkungan.

Semoga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan dan mendorong warga untuk terus berinovasi dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, Desa Parunggalih dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memanfaatkan bahan alami untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.



Penulis : 
Azka Putri Kamilah
Mahasiswi Fakultas Sains dan Matematika - Kimia

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Aulia Vidya Almadana, S.E., M.M.

Editor:
Achmad Munandar

Bagikan artikel ini

Jangan lupa komen ya Guys..