Loetju.id - Sukoharjo, Jawa Tengah - Dalam rangka mendukung transformasi digital di pedesaan, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2025 memperkenalkan sistem pencatatan digital bernama SIAPIK (Sistem Informasi Akuntansi dan Pencatatan Keuangan). Inovasi ini digagas oleh Raditya Dimas Supriyanto, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi, yang tergabung dalam tim KKN di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.
SIAPIK dirancang untuk memudahkan masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), dalam mengelola keuangan dan pencatatan transaksi secara digital. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan, sekaligus mendorong adaptasi teknologi di kalangan warga desa.
Latar Belakang dan Tujuan
Desa Puhgogor, seperti banyak desa lainnya di Indonesia, masih menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan keuangan. Banyak pelaku UKM yang masih mengandalkan pencatatan manual, sehingga rentan terhadap kesalahan dan kurang efisien. Melihat kondisi ini, Raditya Dimas Supriyanto tergerak untuk menciptakan solusi berbasis teknologi yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat.
"SIAPIK hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan sistem pencatatan yang praktis dan terintegrasi. Dengan sistem ini, pelaku usaha dapat mencatat pemasukan, pengeluaran, dan laporan keuangan secara real-time," ujar Raditya.
Fitur Unggulan SIAPIK
SIAPIK dilengkapi dengan beberapa fitur utama, antara lain:
1. Pencatatan Transaksi: Memungkinkan pengguna mencatat setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran dengan mudah.
2. Laporan Keuangan Otomatis: Sistem secara otomatis menghasilkan laporan keuangan harian, mingguan, dan bulanan.
3. Analisis Usaha: Memberikan analisis sederhana mengenai kinerja usaha, seperti laba-rugi dan arus kas.
4. Akses Multi-Device: Dapat diakses melalui smartphone, tablet, atau komputer, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau keuangan kapan saja dan di mana saja.
Respons Masyarakat
Kehadiran SIAPIK mendapat sambutan positif dari salah satu pelaku usaha di Desa Puhgogor. Ibu Siti, salah satu pelaku UKM di desa tersebut, mengungkapkan bahwa sistem ini sangat membantu usahanya. "Selama ini, saya sering kesulitan mencatat keuangan karena harus menulis manual. Dengan SIAPIK, semuanya jadi lebih mudah dan terorganisir," ujarnya
.
Harapan ke Depan
Keberhasilan pengenalan SIAPIK di Desa Puhgogor menjadi langkah awal yang baik untuk penerapan teknologi di pedesaan. Raditya dan tim berharap, sistem ini dapat diadopsi secara luas tidak hanya di Desa Puhgogor, tetapi juga di desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.
"Kami berkomitmen untuk terus memantau perkembangan SIAPIK pasca-KKN. Jika diperlukan, kami siap memberikan dukungan teknis dan pengembangan lebih lanjut," pungkas Raditya.
Dengan adanya inovasi seperti SIAPIK, diharapkan masyarakat desa dapat semakin maju dan sejahtera melalui pemanfaatan teknologi digital. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar