Comedy, Indie and Creativity: Gen Z
Tampilkan postingan dengan label Gen Z. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gen Z. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Sebagai Bentuk Peningkatan Kesadaran K3: Mahasiswa KKN UNDIP Beri Edukasi dan APD untuk Welder di Desa Sidorejo, Pekalongan

 


Loetju.id - Sidorejo, Pekalongan. (29/01/25) - Di era dewasa yang semakin berkembang, berbagai alat dan teknologi terus mengalami kemajuan pesat. Begitu pula terhadap dampak resiko yang diterima oleh para pekerja dari lingkungan kerja mereka. Akan tetapi, sayangnya tidak semua pekerja sadar terhadap dampak resiko cedera yang dapat mereka terima, sehingga tidak sedikit pula yang terdampak dan berakhir berakibat fatal. Perihal ini juga terjadi di beberapa pelaku usaha, khususnya yang berprofesi sebagai Welder di Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Pekalongan dimana kesadaran akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja kurang diketahui secara umum. 

Melihat kondisi ini, salah satu Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro yakni Hermawan Putranto yang berasal dari prodi Teknik Mesin melaksanakan sebuah program kerja yakni Penyuluhan Kesadaran Pentingnya K3. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pelaku usaha mengenai penerapan standar K3 guna meminimalkan risiko cedera kerja. Tidak hanya itu, K3 juga memberikan manfaat bagi keberlangsungan operasional dan perkembangan pelaku usaha secara berkelanjutan. Sehingga, pelaku usaha terutama yang berprofesi sebagai welder atau tukang las menjadi sasaran utama dalam program kerja tersebut dikarenakan seorang welder bekerja dengan melibatkan resiko tinggi, seperti paparan panas, percikan api, dan asap beracun.

Dalam kegiatan penyuluhan ini, edukasi yang diberikan yakni pemahaman teori mengenai pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Materi yang diberikan antara lain yakni Menggunakan helm sesuai standar K3, yakni untuk melindungi kepala dari cedera selama proses pengelasan. Selain itu, welder diingatkan untuk menghindari perilaku beresiko, seperti bekerja dalam posisi yang terburu-buru dan tidak waspada, karena hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera. 

Materi yang ketiga yakni menekankan bahwa pentingnya pemeliharaan rutin terhadap alat-alat, seperti mesin las dan peralatan pendukung lainnya agar tetap aman dan layak untuk digunakan. Tidak kalah penting, welder juga diberikan pemahaman terkait penggunaan sarung tangan rutin sesuai dengan persyaratan karena dengan sarung tangan khusus dapat melindungi tangan dari panas tinggi dan percikan api berbahaya, serta merta dengan pemakaian Sepatu keselamatan yang dapat mencegah cedera akibat benda berat maupun logam panas. Edukasi ini juga mencangkup identifikasi otensi bahaya di tempat kerja, dengan harapan para welder mampu mengenali serta mengantisipasi resiko cedera sejak dini. 

Tidak hanya itu, sebagai tindak lanjut dilakukan pemberian Alat Pelindung Diri (APD) berupa wearpack dan topeng las kepada para welder, dengan harapan APD tersebut dapat digunakan secara optimal untuk menjaga keselamatan saat mengerjakan berbagai proyek pengelasan di masa mendatang. Melalui Penyuluhan ini, diharapkan kesadaran para welder terhadap pentingnya K3 semakin meningkat sehingga resiko cedera semakin minim. Namun demikian, sayangnya beberapa welder menunjukkan sikap yang acuh terhadap keselamatan diri sendiri maupun lingkungan kerja sehingga kebiasaan ini yang menjadi fokus penting dalam penyuluhan agar dapat mendorong perubahan perilaku positif dalam penerapan budaya kerja yang lebih aman. 

Besar harapan kegiatan penyuluhan ini dapat menjadi Langkah awal yang efektif dalam meningkatkan kesadaran pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di kalangan pelaku usaha, khususnya para welder. Dengan demikian, diharapkan pelaku usaha dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, serta mendukung pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Meningkatkan Kesadaran Hukum bagi Penggiat Hortikultura di Desa Puhgogor

 


Loetju.id - Sukoharjo, (11/2/2025) – Kesadaran hukum menjadi aspek penting dalam mendukung keberlanjutan kegiatan agrikultur, termasuk dalam sektor hortikultura yang digeluti oleh masyarakat Desa Puhgogor. Memahami urgensi ini, Vicky Arkinda Cahya Tikna Putra, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro (UNDIP), menginisiasi program sosialisasi mengenai 'Pentingnya Sadar Hukum dan Kebijakan bagi Penggiat Hortikultura' dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.


Membangun Kesadaran Hukum bagi Kelompok Wanita Tani
Program ini menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Puhgogor, yang memiliki keahlian di bidang agrikultur dan hortikultura. Dengan status Desa Puhgogor yang telah tercantum dalam Daftar Desa/Kelurahan Sadar Hukum pada SK Nomor 180-77 2023 Gubernur Jawa Tengah, penting bagi masyarakat, terutama penggiat hortikultura, untuk memahami aspek hukum yang berkaitan dengan aktivitas pertanian mereka.

Dalam sosialisasi ini, Vicky mengadakan sesi diskusi dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) guna membahas bagaimana kebijakan yang ada dapat mendukung maupun mempengaruhi kegiatan hortikultura yang dijalankan oleh ibu-ibu KWT. Dari sudut pandang kebijakan secara keilmuan, hukum tidak hanya menjadi alat kontrol, tetapi juga sebagai payung hukum yang melindungi hak serta mendukung keberlanjutan usaha pertanian yang dilakukan warga.


Sosialisasi Melalui Media Informasi
Agar materi dapat lebih mudah dipahami dan diingat, sosialisasi ini disertai dengan penyebaran brosur kebijakan, serta poster kebijakan berbingkai ukuran A3 yang disediakan untuk KWT. Media ini bertujuan untuk membantu ibu-ibu memahami secara visual pentingnya aspek legal dalam menjalankan usaha hortikultura mereka.





Respon Positif dari Ibu-Ibu KWT
Respon dari ibu-ibu KWT sangat positif. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dalam memahami keterkaitan hukum dengan kegiatan hortikultura yang mereka jalankan. Semangat mereka dalam berwirausaha di bidang agrikultur menjadi modal penting dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum yang mendukung keberlanjutan usaha mereka.

Sebagai warga negara yang baik, kesadaran terhadap hukum dan kebijakan menjadi hal esensial dalam segala aktivitas bernegara. Dengan adanya pemahaman hukum yang baik, ibu-ibu di KWT dapat menjadikan peraturan dan kebijakan yang berlaku sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan pertanian secara legal dan berkelanjutan.

Melalui program ini, diharapkan para penggiat hortikultura di Desa Puhgogor semakin memahami pentingnya aspek hukum dalam mendukung kegiatan mereka. Kesadaran ini tidak hanya melindungi hak mereka sebagai petani, tetapi juga memastikan usaha mereka berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Teknik Geodesi UNDIP Adakan Program KKN "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo

 


Loetju.id - Puloharjo, 5 Februari 2025 - Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP), Gulam Awwal Abdillah, melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perangkat kelurahan dalam memahami dan menyusun peta desa secara mandiri.

Dalam era digital seperti saat ini, pemetaan desa menjadi salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan, mitigasi bencana, serta pengelolaan sumber daya wilayah. Oleh karena itu, program ini dirancang untuk membekali perangkat kelurahan dengan pengetahuan dasar terkait pemetaan serta teknik penyusunan peta yang akurat dan informatif.

"Peta desa memiliki peran strategis dalam berbagai aspek pemerintahan dan pembangunan. Melalui modul yang kami susun, perangkat kelurahan diharapkan dapat memahami teknik dasar pemetaan dan mampu menyusun peta desa yang sesuai dengan kebutuhan daerah mereka," ujar Gulam Awwal Abdillah.

Program ini melibatkan serangkaian kegiatan edukatif yang mencakup pemaparan teori dasar pemetaan, pengenalan perangkat lunak pemetaan, serta praktik langsung dalam pembuatan peta. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, perangkat kelurahan akan memiliki panduan praktis yang dapat digunakan sebagai referensi di masa mendatang.

Perangkat Kelurahan Puloharjo, dalam sambutannya, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa UNDIP ini. "Kami sangat terbantu dengan adanya modul ini. Harapan kami, perangkat kelurahan dapat lebih mandiri dalam menyusun peta desa untuk berbagai keperluan administratif maupun pengembangan wilayah," ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat kapasitas perangkat kelurahan dalam pemetaan wilayahnya. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, informasi spasial desa dapat terdokumentasi dengan lebih baik dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Program "Modul Pembuatan Peta Desa" ini merupakan bagian dari kontribusi mahasiswa dalam membangun sinergi antara akademisi dan masyarakat. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Kelurahan Puloharjo dapat lebih optimal dalam mengelola data wilayahnya secara sistematis dan akurat.



Editor:
Achmad Munandar

Pentingnya Visibilitas Lokasi, Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Desain dan Pasang Banner untuk UMKM Batik Ciprat

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan banner UMKM Batik Ciprat Bu Dewi kepada perwakilan Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat di rumahnya yang beralamat di Jl Raya Pracimantoro-Wonogiri, Sumber, Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Sabtu, (25/01/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Loetju.id - Kelurahan Puloharjo memiliki UMKM Batik Ciprat Bu Dewi yang merupakan tempat produksi batik ciprat rumahan dengan hasil motif batik yang khas. UMKM ini memiliki potensi untuk berkembang kedepannya, namun tempat tersebut belum memiliki media untuk meningkatkan visibilitas lokasinya. Selain itu, Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat berkeinginan untuk memiliki media penanda lokasi yang menarik. Hal tersebut menjadi latar belakang, Najib Dwi Wicaksono, Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP dari Program Studi S-1 Arsitektur untuk mendesain dan memasang banner UMKM Batik Ciprat.

Program kerja dimulai dengan survei lokasi pemasangan banner guna mengetahui kondisi lingkungan serta menentukan ukuran banner yang sesuai. Setelah itu, Najib berdiskusi dengan Bu Dewi terkait desain banner yang diinginkan serta pesan yang ingin disampaikan melalui banner tersebut, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, tetapi juga sebagai media yang menunjukkan keprofesionalan dari UMKM Batik Ciprat.

Setelah itu, Najib mulai mencari referensi banner batik yang menarik dan memvisualisasikan desain secara digital menggunakan website desain figma. Dalam proses desain, Najib mempertimbangkan pemilihan warna, pemilihan gaya dan ukuran font agar mudah terbaca, serta elemen visual untuk menambah nilai pesan dan estetika pada banner. Desain banner dibuat menjadi beberapa alternatif yang nantinya akan dipilih oleh pemilik UMKM Batik Ciprat untuk dicetak. 

Setelah desain terpilih, proses pencetakan banner dilakukan. Banner yang telah selesai dicetak kemudian diserahkan dan dipasang pada hari Sabtu, 25 Januari 2025 di lokasi UMKM Batik Ciprat Bu Dewi. Banner dipasang pada lokasi strategis agar mudah terlihat oleh calon pelanggan. Hasil banner mendapatkan respon positif dari pemilik UMKM Batik Ciprat karena merasa terbantu dengan adanya banner ini. Haraannya banner ini dapat meningkatkan visibilitas lokasi UMKM Batik Ciprat dan lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menarik lebih banyak pelanggan. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Rancang Fasilitas Toilet Pegawai untuk Kantor Kelurahan Puloharjo

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)


Loetju.id - Puloharjo, Wonogiri (10/02) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (UNDIP), Najib Dwi Wicaksono, dari Program Studi S-1 Arsitektur, merancang desain toilet khusus pegawai di Kantor Kelurahan Puloharjo. Program kerja ini dilatarbelakangi oleh perangkat kelurahan yang berkeinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bagi pegawai kantor lurah dengan menyediakan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih mudah diakses. Kantor Kelurahan Puloharjo hanya memiliki toilet yang bersifat umum dan terletak jauh dari ruang kerja pegawai sehingga dibutuhkan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih dekat dan nyaman.

Proses perancangan diawali dengan riset kondisi eksisting seperti survey langsung dan pengukuran untuk memperoleh data. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama perangkat kelurahan terkait kebutuhan ukuran serta spesifikasi toilet. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk merancang desain toilet dalam bentuk gambar teknis 2D dan 3D menggunakan software desain arsitektur.

Selama proses desain juga dilakukan asistensi dan diskusi dengan perwakilan perangkat kelurahan sebelum kelengkapan gambar  difinalisasi dan dilakukan beberapa penyesuaian sesuai hasil diskusi. Hasil akhir gambar perancangan mencakup gambar denah, potongan, detail konstruksi, serta estimasi anggaran biaya.

  
Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat penjelasan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Hasil gambar perancangan tersebut diserahkan kepada perwakilan perangkat kelurahan di kantor Kelurahan Puloharjo pada hari Senin, 11 Februari 2025. Penyerahan gambar disertai dengan penjelasan mengenai spesifikasi ukuran dan material toilet serta estimasi biaya yang harus dikeluarkan. Program ini mendapatkan respon positif karena perangkat kelurahan mendapatkan gambaran yang menjadi acuan dalam pembangunan toilet. Harapannya hasil desain dapat terealisasikan dan menghasilkan fasilitas toilet pegawai yang sesuai dengan keinginan.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Perkenalkan Metode Pembayaran Online (QRIS) pada UMKM Desa Puhgogor

 


Loetju.id - Sukoharjo, 2025 - Dalam upaya mendukung percepatan digitalisasi ekonomi di tingkat desa, Raditya Dimas Supriyanto, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, memperkenalkan metode pembayaran online menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN Tematik UNDIP tahun 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi UMKM dalam menghadapi era digital.

Desa Puhgogor, yang terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo, memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan dengan banyaknya pelaku UMKM yang bergerak di berbagai sektor, seperti makanan, kerajinan tangan, dan jasa. Namun, sebagian besar pelaku UMKM di desa ini masih mengandalkan metode pembayaran tunai atau transfer manual, yang dinilai kurang efisien dan kurang mampu mengikuti perkembangan teknologi. Melihat kondisi ini, Raditya tergerak untuk memperkenalkan QRIS sebagai solusi pembayaran yang praktis, aman, dan terintegrasi.


Apa Itu QRIS dan Manfaatnya bagi UMKM?
QRIS adalah sistem pembayaran digital yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menyederhanakan transaksi non-tunai. Dengan QRIS, pelaku UMKM hanya perlu menampilkan kode QR yang terhubung dengan rekening bank mereka, sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran melalui berbagai aplikasi dompet digital seperti GoPay, OVO, Dana, atau aplikasi mobile banking. Sistem ini juga memungkinkan transaksi antar-bank tanpa biaya tambahan, sehingga lebih hemat bagi pelaku usaha.

Raditya menjelaskan bahwa penggunaan QRIS dapat memberikan banyak manfaat bagi UMKM di Desa Puhgogor. “Selain memudahkan proses transaksi, QRIS juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen karena sistem ini lebih transparan dan terjamin keamanannya. Selain itu, dengan adanya catatan transaksi digital, pelaku UMKM dapat lebih mudah mengelola keuangan mereka,” ujarnya.


Pelatihan dan Pendampingan bagi Pelaku UMKM
Untuk memastikan program ini berjalan efektif, Raditya tidak hanya memperkenalkan QRIS secara teori, tetapi juga memberikan pelatihan dan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM. Kegiatan ini meliputi sosialisasi tentang pentingnya transaksi digital, cara mendaftarkan QRIS melalui bank atau aplikasi dompet digital, serta praktik langsung penggunaan QRIS dalam transaksi sehari-hari.

“Banyak pelaku UMKM yang awalnya merasa ragu karena kurang familiar dengan teknologi. Namun, setelah diberikan penjelasan dan praktik langsung, mereka mulai memahami dan antusias untuk mencoba,” tutur Raditya.


Harapan ke Depan
Raditya berharap, program yang dilakukannya selama KKN ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan UMKM di Desa Puhgogor. “Saya berharap, setelah saya kembali ke kampus, para pelaku UMKM di sini tetap konsisten menggunakan QRIS dan terus mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.

Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo untuk mengadopsi sistem pembayaran digital sebagai langkah menuju ekonomi yang lebih inklusif dan modern. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, digitalisasi UMKM diharapkan dapat menjadi kunci peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat desa.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro 2025 Memperkenalkan Sistem Pencatatan Digital SIAPIK

 


Loetju.id - Sukoharjo, Jawa Tengah - Dalam rangka mendukung transformasi digital di pedesaan, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2025 memperkenalkan sistem pencatatan digital bernama SIAPIK (Sistem Informasi Akuntansi dan Pencatatan Keuangan). Inovasi ini digagas oleh Raditya Dimas Supriyanto, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi, yang tergabung dalam tim KKN di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

SIAPIK dirancang untuk memudahkan masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), dalam mengelola keuangan dan pencatatan transaksi secara digital. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan, sekaligus mendorong adaptasi teknologi di kalangan warga desa.


Latar Belakang dan Tujuan
Desa Puhgogor, seperti banyak desa lainnya di Indonesia, masih menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan keuangan. Banyak pelaku UKM yang masih mengandalkan pencatatan manual, sehingga rentan terhadap kesalahan dan kurang efisien. Melihat kondisi ini, Raditya Dimas Supriyanto tergerak untuk menciptakan solusi berbasis teknologi yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat.

"SIAPIK hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan sistem pencatatan yang praktis dan terintegrasi. Dengan sistem ini, pelaku usaha dapat mencatat pemasukan, pengeluaran, dan laporan keuangan secara real-time," ujar Raditya.


Fitur Unggulan SIAPIK
SIAPIK dilengkapi dengan beberapa fitur utama, antara lain:  

1. Pencatatan Transaksi: Memungkinkan pengguna mencatat setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran dengan mudah.  

2. Laporan Keuangan Otomatis: Sistem secara otomatis menghasilkan laporan keuangan harian, mingguan, dan bulanan.  

3. Analisis Usaha: Memberikan analisis sederhana mengenai kinerja usaha, seperti laba-rugi dan arus kas.  

4. Akses Multi-Device: Dapat diakses melalui smartphone, tablet, atau komputer, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau keuangan kapan saja dan di mana saja.  


Respons Masyarakat
Kehadiran SIAPIK mendapat sambutan positif dari salah satu pelaku usaha di Desa Puhgogor. Ibu Siti, salah satu pelaku UKM di desa tersebut, mengungkapkan bahwa sistem ini sangat membantu usahanya. "Selama ini, saya sering kesulitan mencatat keuangan karena harus menulis manual. Dengan SIAPIK, semuanya jadi lebih mudah dan terorganisir," ujarnya

.
Harapan ke Depan
Keberhasilan pengenalan SIAPIK di Desa Puhgogor menjadi langkah awal yang baik untuk penerapan teknologi di pedesaan. Raditya dan tim berharap, sistem ini dapat diadopsi secara luas tidak hanya di Desa Puhgogor, tetapi juga di desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.

"Kami berkomitmen untuk terus memantau perkembangan SIAPIK pasca-KKN. Jika diperlukan, kami siap memberikan dukungan teknis dan pengembangan lebih lanjut," pungkas Raditya.

Dengan adanya inovasi seperti SIAPIK, diharapkan masyarakat desa dapat semakin maju dan sejahtera melalui pemanfaatan teknologi digital. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.  



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa UNDIP Dorong Kesadaran Lingkungan di Sukoharjo Lewat Program “1 Rumah 1 Tempat Sampah”

 


Loetju.id - Sukoharjo, (11/2/2025) - Perubahan iklim menjadi isu global yang semakin nyata dampaknya, terutama akibat pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan. Menyadari urgensi ini, Vicky Arkinda Cahya Tikna Putra, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro (UNDIP), mengambil langkah nyata melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Ia menginisiasi program '1 Rumah 1 Tempat Sampah' dengan slogan 'Satu Langkah Kecil, Berdampak Besar', guna mengubah kebiasaan masyarakat setempat dalam membuang sampah.


Berangkat dari Masalah Pengelolaan Sampah
Desa Puhgogor memiliki permasalahan klasik dalam manajemen sampah. Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah membuat warga terbiasa membakar sampah, yang berkontribusi terhadap polusi udara dan memperburuk perubahan iklim. Pembakaran sampah menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Menurut perspektif manajemen lingkungan, pengelolaan sampah yang baik harus berorientasi pada prinsip reduce, reuse, recycle (3R). Kurangnya fasilitas dan edukasi menyebabkan masyarakat memilih cara instan seperti pembakaran, tanpa menyadari dampak jangka panjangnya. Oleh karena itu, program ini hadir sebagai solusi sederhana namun efektif dalam mendorong perubahan perilaku warga.



Membangun Kesadaran dari Generasi Muda
Vicky menyadari bahwa perubahan budaya membutuhkan waktu dan strategi yang tepat. Karena itu, ia menargetkan generasi muda sebagai agen perubahan dengan menggandeng Karang Taruna "Tunas Remaja" dalam sosialisasi pengelolaan sampah yang lebih baik. Kegiatan ini tidak hanya berupa penyuluhan, tetapi juga disertai dengan penyebaran brosur/leaflet yang berisi informasi mengenai dampak pembakaran sampah dan pentingnya memilah serta mendaur ulang sampah.











Tak hanya berhenti pada edukasi, Vicky juga menyediakan tong sampah bergrafis yang dibuatnya dari bahan daur ulang. Tong ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembuangan, tetapi juga sebagai media edukasi visual bagi warga. Inovasi ini mendapat respons positif dari para pemuda Karang Taruna. Mereka berkomitmen untuk melanjutkan inisiatif ini dengan melakukan pengadaan tempat sampah di setiap rumah sebagai langkah awal perubahan pola hidup yang lebih ramah lingkungan.


Kolaborasi dengan Program 'Bank Sampah'
Saat sosialisasi berlangsung, para remaja Karang Taruna "Tunas Remaja" merasa tergugah untuk bergerak lebih aktif dalam pengelolaan sampah. Mereka pun menghubungkan program ini dengan inisiatif 'Bank Sampah' yang telah mereka jalankan sebelumnya. Keberadaan program ini semakin memperkuat komitmen mereka untuk melakukan pengadaan tempat sampah di tiap rumah.

Menariknya, pendanaan untuk proyek ini tidak hanya bergantung pada dukungan eksternal, tetapi juga berasal dari tiga usaha kolektif yang mereka jalankan, yaitu Ajisaka Soundsystem, usaha cuci motor, dan Bank Sampah. Dengan model pendanaan mandiri ini, mereka berharap gerakan ini bisa berjalan secara berkelanjutan dan tidak hanya menjadi proyek sesaat.


Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Program '1 Rumah 1 Tempat Sampah' diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran lingkungan di Desa Puhgogor. Dengan memulai dari generasi muda, Vicky percaya bahwa kebiasaan baik ini dapat berkelanjutan dan memberi dampak positif dalam jangka panjang. Selain mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah, program ini juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mulai menerapkan sistem daur ulang yang lebih sistematis.

"Kami ingin menciptakan kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan. Perubahan harus dimulai dari sekarang, dan generasi muda punya peran besar dalam memastikan keberlanjutan pergerakan ini," ujar Vicky.

Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan Karang Taruna, program ini berpotensi menjadi model bagi desa-desa lain dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih baik. Langkah kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk berkontribusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui tindakan nyata di lingkungan masing-masing.



Editor:
Achmad Munandar

Efisiensi Pertanian melalui Alat Pemupuk: Langkah Mahasiswa KKN UNDIP di Desa Sidorejo

 


Loetju.id -  Sidorejo, Pekalongan (08/02/2025) - Sebagian besar Masyarakat Desa Sidorejo berprofesi sebagai petani yang bergantung pada hasil tani. Namun, metode yang digunakan dalam proses pemupukan masih manual dan mengakibatkan proses pertanian yang kurang efisien. Hal ini menjadi sorotan utama dalam rangka Program Kerja Mahasiswa KKN Tim I Desa Sidorejo untuk meningkatkan keuntungan bagi para petani dalam efisiensi proses pemupukan yang lebih cepat dan menghemat biaya sekaligus tenaga. Program kerja ini berupa Pelatihan dan Penyuluhan terkait Pembuatan Alat Pemupuk bagi Kelompok Tani. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2025 di Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Dalam kegiatan ini, kelompok tani diberi pelatihan dan materi terkait alat pemupuk seperti diperlihatkannya cara kerja alat, mulai dari pengisian pupuk hingga pengoperasian di lahan pertanian. Tidak hanya itu, para petani juga diberi edukasi terkait cara pembuatan alat pemupuk tersebut agar para petani dapat mandiri dalam membuat dan memanfaatkan alat pemupuk secara berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi kerja serta mendukung pertanian yang lebih produktif untuk jangka Panjang. 


Dampak yang diterima oleh para petani memberikan afirmasi positif karena dengan adanya alat pemupuk yang diperkenalkan membuat proses pemupukan mereka menjadi lebih cepat dan efisien. Hal ini memberikan pengaruh kepada para petani betapa pentingnya penggunaan alat untuk menghemat waktu, tenaga, serta biaya operasional pertanian. Para petani menyampaikan antusiasme yang tinggi dengan harapan edukasi seperti ini dapat terus dilanjutkan dalam bentuk inovasi alat pertanian lainnya.

Namun, dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat hambatan yang berpengaruh dalam penggunaan alat tersebut. Yakni dengan kondisi lingkungan yang masih sering terdampak banjir, sehingga alat pemupuk tidak dapat dioperasikan secara optimal karena penggunaan alat tersebut harus dalam kondisi lahan yang benar-benar kering.

Sebagai tindak lanjut, para petani juga diberikan Alat Pemupuk dengan harapan alat pemupuk tersebut dapat diproduksi lebih banyak sesuai dengan kebutuhan petani, mengingat bahwa bahan yang diperlukan mudah ditemukan dengan biaya yang relatif terjangkau. Besar harapannya dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini para petani di Desa Sidorejo dapat mandiri dalam membuat serta memanfaatkan alat pemupuk untuk meningkatkan efisiensi pertanian secara berkelanjutan. Sehingga program kerja ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung pertanian yang lebih maju dan produktif di tengah tantangan yang dihadapi para petani.



Editor:
Achmad Munandar

Transformasi Administrasi Desa: Mahasiswa KKN UNDIP Rancang Gedung Arsip Somopuro

 

Loetju.id - Klaten, 4 Februari 2025 – Upaya meningkatkan sistem administrasi desa terus dilakukan oleh Bagas Yoga Mahendra, Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Tahun 2024/2025. Kontribusi ini ditunjukan dalam pembangunan desa melalui program kerja monodisiplin. Salah satu program monodisiplin yang dilakukan adalah perencanaan strategis gedung arsip Balai Desa Somopuro. Rangkaian program kerja ini meliputi pemberdayaan masyarakat, penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan pembuatan gambar teknik bangunan. 

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas administrasi dan penyimpanan dokumen di pemerintahan desa. Fasilitas arsip yang memadai sangat penting bagi kelancaran tata kelola administrasi desa. Sistem pengarsipan yang tertata diperlukan untuk menjaga kelangsungan administrasi desa.

Program ini diawali dengan survei kondisi administrasi desa dan berdiskusi dengan perangkat desa mengenai kendala yang mereka hadapi. Setelah survei dan diskusi, tim KKN mulai menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk proyek pembangunan gedung arsip. Penyusunan RAB dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, pemilihan material yang berkualitas, dan keberlanjutan bangunan dalam jangka panjang. 
  


Selain penyusunan RAB, Bagas juga menyusun gambar teknik sebagai panduan pembangunan gedung. Struktur gedung dirancang agar memiliki ventilasi yang baik, pencahayaan alami yang optimal, dan tata letak ruang yang efisien untuk memaksimalkan kapasitas penyimpanan arsip. Selain itu, material yang digunakan juga dipilih agar tahan lama dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.

Dukungan dari pemerintah desa semakin memperkuat realisasi proyek ini. Kepala Desa Somopuro menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa yang telah membantu memberikan solusi konkret bagi permasalahan administrasi desa. Program ini diharpakan dapat membantu pembangunan gedung arsip segera terealisasi demi meningkatkan efisiensi kerja pemerintahan desa. Melalui kolaborasi dan sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa, pembangunan infrastruktur dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.



Penulis : 
Bagas Yoga Mahendra

Editor :
Achmad Munandar

Guna Mempertegas Batas Admnistrasi Desa Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Membantu Melakukan Penyusunan Peta Batas Administrasi Hingga Tingkat RT/RW Di Desa Puhgogor



Loetju.id - Muhamad Rifki Pratama, seorang mahasiswa dari Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, melaksanakan program pemetaan batas administrasi RT/RW Desa Puhgogor yang bertujuan untuk memperjelas dan memperbaharui data administrasi wilayah desa. Program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh Rifki sebagai salah satu tugas akademik sekaligus upaya untuk memberikan kontribusi langsung terhadap pembangunan desa.

Dalam programnya Rifki berupaya untuk memperbaharui data batas RT/RW agar lebih akurat dan dapat digunakan untuk keperluan administrasi desa yang lebih baik. Dengan pemetaan yang jelas, pengelolaan sumber daya desa dapat lebih optimal, dan program pembangunan yang bersifat mikro, seperti bantuan sosial atau distribusi fasilitas, dapat lebih tepat sasaran. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban administrasi wilayah serta memastikan semua pihak memiliki akses yang sama terhadap informasi batas wilayah.

Muhamad Rifki Pratama memulai kegiatan ini dengan melakukan observasi lapangan untuk memahami kondisi nyata di desa terkait batas-batas administrasi RT dan RW. Konsultasi pun dilakukan dengan perangkat desa untuk memastikan pemahaman yang jelas tentang batasan wilayah serta permasalahan yang dihadapi selama ini. Setelah pengumpulan data lapangan, penyusunan peta administrasi pun dilakukan yang mencakup pembaruan batas RT/RW dengan proses deliniasi batas yang dilakukan secara digitasi on screen dari hasil foto udara milik Kementerian ATR/BPN dengan bantuan perangkat lunak GIS (Geographic Information System).

Setelah pelaksanaan kegiatan, luaran yang di hasilkan berupa peta batas RT/RW serta Dukuh yang lebih terperinci dan akurat, yang mencakup informasi mengenai batas masing-masing wilayah. Dengan adanya peta administrasi yang lebih jelas dan akurat, Rifki berharap dapat membantu terciptanya sistem administrasi desa yang lebih teratur, efektif, dan efisien.



Editor:
Achmad Munandar

Dalam Mendukung Program Pembangunan Nasional Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Membantu Melakukan Penyusunan Peta Desa Puhgogor

 

Loetju.id - Sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Muhamad Rifki Pratama mahasiswa Universitas Diponegoro Program studi Teknik Geodesi melaksanakan program pengabdian masyarakat berupa penyusunan peta Desa Puhgogor. Program ini pada prinsipnya di dasarkan pada program pemerintah yang terus berupaya dalam mewujudkan pembangunan nasional secara merata dan berkelanjutan. Upaya tersebut tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak, agar dalam setiap pengambilan keputusannya mampu dilakukan secara tepat. Ketersediaanya informasi spasial hingga tingkat desa menjadi salah satu aspek penting dan menjadi perhatian pemerintah dalam upaya mendukung pembangunan Nasional.

Berdasarkan norma pembuatan Peta Desa yang tercantum dalam Perka BIG No. 3 Tahun 2016 disebutkan juga bahwasanya pembuatan peta ini merupakan upaya untuk menyediakan Peta Desa yang akan digunakan oleh Kementerian/Lembaga/ Pemerintah daerah untuk kepentingan pembangunan Nasional. Atas dasar hal tersebut maka Rifki berinisiatif membantu pemerintah desa untuk melakukan pembuatan peta di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

Dalam pembuatannya, Rifki sadar bahwa pembuatan peta desa ini seharusnya dilakukan oleh pihak-pihak yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Namun, dengan tujuan agar mampu membantu pemerintah desa dalam melakukan perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan wilayahnya maka rifki mencoba menyusun peta Desa Puhgogor dengan pedoman serta mengikuti tata cara dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh kementerian/lembaga yang berwenang yaitu Badan Informasi Geospasial (BIG). 

Penyusunan peta Desa ini di awali dengan konsultasi dengan perangkat desa dan masyarakat setempat untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang kondisi Desa saat ini. Survei lapangan pun dilakukan untuk mengumpulkan data spasial berupa titik koordinat yang relevan, seperti lokasi fasilitas umum (sekolah, balai desa, dan tempat ibadah). Data berupa citra hasil pemotretan udara dari Kementerian ATR/BPN juga digunakan dalam penyusunan peta ini untuk dapat menghasilkan informasi terkait tutupan lahan dan penggunaan lahan yang ada di Desa Puhgogor. Kedua tahap tersebut kemudian dilakukan pengolahan agar menghasikan sebuah peta dengan teknik dan perangkat lunak Geographic Information System (GIS). Validasi pun menjadi tahap akhir yang dilakukan guna memastikan informasi yang dihasilkan dari pengolahan data-data yang diperoleh tersebut sudah sesuai dengan kondisi di lapangan.

Luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa peta cetak dan digital yang memuat informasi batas wilayah, infrastruktur transportasi, toponim, perairan, sarana prasarana, penutup lahan dan penggunaan lahan yang ada di Desa Puhgogor. Selain itu, tersedia juga tautan untuk pemerintah desa dapat mengakses data-data spasial dari peta yang sudah di buat. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah ketika proses updating peta di kemudian hari.



Editor:
Achmad Munandar

Pelatihan Pembuatan Website Menggunakan Google Sites

 



Loetju.id - Pada Sabtu, 1 Februari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip), Izzul Fathoni, mengadakan program kerja (proker) "Pelatihan Pembuatan Website Menggunakan Google Sites". Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya anggota Karang Taruna, tentang cara membuat website sederhana menggunakan Google Sites. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan secara langsung bagaimana membangun website rumah makan yang dapat digunakan sebagai sarana promosi dan informasi bagi pelanggan.

Dalam pemaparannya, Izzul Fathoni menjelaskan dasar-dasar penggunaan Google Sites, termasuk fitur-fitur utama seperti pengelolaan halaman, penambahan teks dan gambar, serta pengaturan navigasi. Setelah memahami konsep dasar, peserta diajak untuk langsung mempraktikkan cara membuat website rumah makan. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuka Google Sites melalui browser dan memilih template kosong . Setelah itu, peserta diminta untuk menentukan nama dan judul website sesuai dengan identitas rumah makan yang ingin mereka buat, misalnya "Restoran Merdeka", dengan deskripsi singkat seperti "Menyajikan Aneka Menu Bakaran".

Pada tahap berikutnya, peserta mulai merancang halaman utama, yang berisi foto tampilan rumah makan sebagai latar belakang, deskripsi singkat mengenai usaha kuliner mereka. Izzul juga menunjukkan cara menambahkan tombol navigasi seperti "Chef" dan "Menu" yang mengarah ke halaman khusus berisi daftar menu dan harga. 

Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi praktik ini, terutama karena mereka dapat langsung melihat hasil desain website dalam waktu singkat. Salah satu anggota Karang Taruna yaitu Jefri, menyampaikan kesannya setelah mengikuti pelatihan ini. "Pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami yang ingin memajukan usaha kuliner dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan Google Sites, kami bisa membuat website tanpa harus belajar coding, dan ini sangat membantu untuk UMKM kami di era digital," ujarnya.



Penulis : 
Izzul Fathoni Hidayatullah
Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Tahun 2025

Lokasi : 
Lingkungan Plumbon Kidul, Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko

Editor :
Achmad Munandar

Kampanye Hemat Energi Listrik dan Pelatihan Audit Energi Listrik

 


Loetju.id - Pada Jumat, 7 Februari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip), Izzul Fathoni, melaksanakan program kerja (proker) “Kampanye Hemat Energi Listrik dan Pelatihan Audit Listrik”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai sistem tenaga listrik serta membantu mereka dalam mengelola konsumsi listrik secara lebih efisien.

Dalam pemaparan materi, Izzul Fathoni menjelaskan berbagai jenis pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan sumber energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain itu, masyarakat diajak untuk memahami bagaimana listrik dihasilkan dan disalurkan hingga sampai ke rumah tangga.

Setelah sesi pengenalan sistem tenaga listrik, Izzul mengajarkan cara menghitung konsumsi listrik harian dan bulanan berdasarkan daya listrik dari peralatan rumah tangga yang digunakan. Warga diajak untuk mencatat penggunaan listrik mereka serta memahami cara perhitungan konsumsi energi dalam kilowatt-jam (kWh). Dari hasil perhitungan tersebut, masyarakat juga diberikan wawasan tentang bagaimana tarif listrik dihitung sesuai dengan ketentuan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), sehingga mereka dapat memperkirakan besaran biaya listrik yang harus dibayarkan setiap bulan.

Sebagai langkah lanjutan, Izzul Fathoni melakukan audit listrik sederhana untuk mengidentifikasi potensi pemborosan energi. Dengan menganalisis pola konsumsi listrik, ia memberikan rekomendasi penghematan, seperti penggunaan lampu LED, mencabut peralatan elektronik saat tidak digunakan, serta mengoptimalkan pemakaian alat listrik dengan daya besar. Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat karena dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi biaya listrik.

Salah satu warga yang mengikuti kegiatan ini, Bapak Katimin, menyampaikan kesannya setelah mengikuti program kerja yang dipandu oleh Izzul Fathoni. "Saya sangat berterima kasih kepada Mahasiswa KKN Undip yang sudah berbagi ilmu. Selama ini, kami hanya tahu menggunakan listrik tanpa benar-benar memahami cara menghitung konsumsi dan biayanya. Sekarang kami jadi lebih paham bagaimana menghemat listrik agar tagihan bulanan tidak membengkak".



Penulis : 
Izzul Fathoni Hidayatullah 
Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Tahun 2025

Lokasi : 
Lingkungan Watu Lembu Kulon, Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko

Editor :
Achmad Munandar

Cegah Stunted Sejak Dini: Peran Pola Asuh Orang Tua Untuk Masa Depan Anak Lebih Sehat

 

Loetju.id - Program edukasi pencegahan stunted telah dilaksanakan dengan sasaran Ibu-ibu PKK Lingkungan Sumber. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2025 dan dihadiri oleh sekitar 30 peserta dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pola asuh yang tepat dalam mencegah stunted pada balita.

Program ini dipilih karena adanya kasus stunted yang ditemukan di Kelurahan Puloharjo. Kurangnya pemahaman orang tua mengenai pola asuh dan gizi seimbang menjadi salah satu faktor penyebab utama. Oleh karena itu, edukasi ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif dalam menekan angka stunted di wilayah tersebut.

Dalam kegiatan ini, materi disampaikan dalam bentuk penyuluhan menggunakan media informasi yang mudah dipahami yaitu Leaflet. Peserta diberikan pemahaman mengenai pentingnya pola makan bergizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang anak, serta penerapan pola asuh yang mendukung perkembangan optimal. Di akhir sesi, terdapat sesi tanya jawab untuk memastikan pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa materi dapat diterima dengan baik oleh anggota PKK Lingkungan Sumber. Para peserta mampu memahami konsep dasar stunted serta cara pencegahannya. Selain itu, diharapkan informasi yang diperoleh dapat disebarkan lebih luas kepada keluarga dan masyarakat sekitar, menciptakan efek berantai dalam peningkatan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunted.

Namun, dalam pelaksanaan program ditemukan beberapa kendala. Mayoritas peserta adalah ibu lanjut usia, sementara jumlah ibu muda yang memiliki balita masih terbatas. Hal ini membuat sasaran program kurang optimal dalam menjangkau kelompok usia produktif yang memiliki anak balita secara langsung.

"Meskipun saya sudah lanjut usia, saya bisa membagikan informasi ini kepada anak dan menantu saya agar mereka lebih memperhatikan kesehatan dan pertumbuhan anak-anak mereka." Ujar salah satu Ibu PKK. Ibu ketua RW Lingkungan Sumber, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pelaksanaan program edukasi ini. "Saya sangat berterima kasih kepada Mba KKN yang telah memberikan materi dan edukasi kepada ibu-ibu PKK. Program ini sangat bermanfaat dan kami semua merasa senang bisa mendapatkan informasi yang penting untuk kesehatan anak-anak kita. Semoga pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan dampak positif bagi keluarga dan masyarakat."

Dengan adanya program ini, diharapkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunted semakin meningkat, sehingga dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.



Penulis: 
Adellia Zahara

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Mengusulkan “Inisiasi Kelurahan Sentra Perkebunan dan Peternakan Berkelanjutan” Pada Perangkat Kelurahan Puloharjo

 


Loetju.id - Pada tanggal 10 Januari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro melaksanakan program bertajuk "Inisiasi Kelurahan Sentra Perkebunan dan Peternakan Berkelanjutan" di Kelurahan Puloharjo. Program ini bertujuan untuk memperkuat kelembagaan perangkat kelurahan dalam mengelola dan mengembangkan sektor perkebunan dan peternakan secara berkelanjutan.


Latar Belakang

Program ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perangkat kelurahan dalam mengelola sumber daya alam yang ada di wilayahnya. Dengan adanya inisiasi ini, diharapkan kelurahan dapat menjadi sentra perkebunan dan peternakan yang produktif dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.


Pelaksanaan Program

Pelaksanaan program ini berlanjut tentang penyuluhan kepada kelembagaan perangkat kelurahan. Serta pemberian booklet sebagai output pada program kerja ini. 

Penyuluhan: Penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya praktik perkebunan dan peternakan yang berkelanjutan. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program ini.

Pembuatan Booklet: Sebagai output dari program ini, dibuat sebuah booklet yang berisi panduan dan informasi mengenai teknik-teknik perkebunan dan peternakan berkelanjutan. Booklet ini akan dibagikan kepada perangkat kelurahan dan masyarakat sebagai referensi.
 


Hasil dan Manfaat

Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kelurahan dan masyarakat setempat, antara lain:

• Peningkatan Kapasitas Perangkat Kelurahan: Melalui penyuluhan, perangkat kelurahan diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam mengelola sektor perkebunan dan peternakan.

• Peningkatan Produktivitas dan Keberlanjutan: Dengan penerapan teknik-teknik yang diajarkan, diharapkan produktivitas perkebunan dan peternakan di kelurahan dapat meningkat, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

• Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Dengan adanya sentra perkebunan dan peternakan yang produktif, diharapkan kesejahteraan masyarakat setempat dapat meningkat melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.

Program "Inisiasi Kelurahan Sentra Perkebunan dan Peternakan Berkelanjutan" ini merupakan langkah awal yang penting dalam upaya meningkatkan kapasitas kelembagaan perangkat kelurahan dan kesejahteraan masyarakat. Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi kelurahan-kelurahan lain dalam mengembangkan sektor perkebunan dan peternakan secara berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Senin, 10 Februari 2025

Pengintegrasian NIK menjadi NPWP bagi Pelaku UMKM di Kelurahan Puloharjo

 


Loetju.id - Pada 6 Februari 2025, telah dilaksanakan kegiatan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertujuan untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kelurahan Puloharjo, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini difokuskan pada Pengintegrasian Nomor Induk Kependudukan (NIK) menjadi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang menjadi langkah strategis dalam mempermudah akses pelaku UMKM untuk memenuhi kewajiban perpajakan mereka.


Latar Belakang
Di tengah perkembangan ekonomi yang semakin pesat, UMKM memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk di Kelurahan Puloharjo. Namun, banyak pelaku UMKM yang masih menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban pajak, salah satunya adalah pendaftaran untuk memiliki NPWP. Oleh karena itu, pengintegrasian NIK menjadi NPWP diharapkan bisa mengurangi kendala administratif dan teknis yang selama ini menghambat pelaku UMKM dalam melakukan pendaftaran pajak.


Tujuan Program

Program ini bertujuan untuk:

1. Mempermudah Proses Pendaftaran NPWP: Dengan pengintegrasian NIK ke dalam sistem perpajakan, diharapkan pelaku UMKM di Puloharjo dapat lebih mudah mendapatkan NPWP tanpa harus melalui prosedur panjang dan rumit.

2. Meningkatkan Kepatuhan Pajak: Memberikan pemahaman kepada pelaku UMKM mengenai pentingnya kewajiban pajak dan dampaknya bagi perkembangan usaha mereka.

3. Mendorong Legalitas Usaha: Membantu pelaku UMKM di Puloharjo agar usaha mereka menjadi lebih terstruktur dan memiliki pengakuan secara hukum, yang akan membuka peluang lebih besar dalam pengembangan usaha.


Implementasi Program
Pada pelaksanaan program ini, Christina Larasati Harianja, sebagai bagian dari tim KKN, melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Sosialisasi kepada Pelaku UMKM
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi yang melibatkan para pelaku UMKM di Kelurahan Puloharjo. Dalam sosialisasi ini, dijelaskan mengenai manfaat NPWP serta bagaimana NIK yang telah terintegrasi dapat digunakan untuk mendapatkan NPWP. Sosialisasi ini juga melibatkan narasumber dari Kantor Pelayanan Pajak untuk memberikan penjelasan lebih mendalam tentang perpajakan dan prosedur administrasi.

2. Pendampingan Pendaftaran NPWP
Christina dan tim KKN juga melakukan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM dalam proses pendaftaran NPWP menggunakan NIK. Pendampingan ini bertujuan agar pelaku UMKM dapat lebih mudah mengakses sistem pendaftaran dan memahami prosedur yang ada.

3. Penyuluhan tentang Manfaat Pajak
Selain teknis pendaftaran, tim KKN juga memberikan edukasi mengenai manfaat pajak untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum yang akan berdampak langsung kepada masyarakat sekitar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pelaku UMKM terhadap kewajiban perpajakan.


Hasil yang Diharapkan
Dengan adanya program pengintegrasian NIK menjadi NPWP ini, diharapkan pelaku UMKM di Kelurahan Puloharjo dapat merasakan manfaat langsung dari kemudahan akses pendaftaran pajak. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kontribusi pajak dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal.

Melalui program ini, diharapkan para pelaku UMKM akan lebih termotivasi untuk mengembangkan usaha mereka dengan lebih profesional dan lebih siap menghadapi tantangan pasar, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan kualitas ekonomi masyarakat Puloharjo.


Penutup
Program KKN ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, tetapi juga memberikan pembelajaran yang berharga bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk Christina Larasati Harianja. Pengintegrasian NIK menjadi NPWP diharapkan menjadi langkah awal menuju peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kelurahan Puloharjo. Program ini menjadi contoh bagaimana sinergi antara pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.



Oleh: 
Christina Larasati Harianja
Mahasiswa KKN Tim I Kel. Puloharjo

Editor:
Achmad Munandar

Comika

Politika

Gen Z