Sebagai Bentuk Peningkatan Kesadaran K3: Mahasiswa KKN UNDIP Beri Edukasi dan APD untuk Welder di Desa Sidorejo, Pekalongan
Loetju.id - Sidorejo, Pekalongan. (29/01/25) - Di era dewasa yang semakin berkembang, berbagai alat dan teknologi terus mengalami kemajuan pesat. Begitu pula terhadap dampak resiko yang diterima oleh para pekerja dari lingkungan kerja mereka. Akan tetapi, sayangnya tidak semua pekerja sadar terhadap dampak resiko cedera yang dapat mereka terima, sehingga tidak sedikit pula yang terdampak dan berakhir berakibat fatal. Perihal ini juga terjadi di beberapa pelaku usaha, khususnya yang berprofesi sebagai Welder di Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Pekalongan dimana kesadaran akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja kurang diketahui secara umum.
Melihat kondisi ini, salah satu Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro yakni Hermawan Putranto yang berasal dari prodi Teknik Mesin melaksanakan sebuah program kerja yakni Penyuluhan Kesadaran Pentingnya K3. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pelaku usaha mengenai penerapan standar K3 guna meminimalkan risiko cedera kerja. Tidak hanya itu, K3 juga memberikan manfaat bagi keberlangsungan operasional dan perkembangan pelaku usaha secara berkelanjutan. Sehingga, pelaku usaha terutama yang berprofesi sebagai welder atau tukang las menjadi sasaran utama dalam program kerja tersebut dikarenakan seorang welder bekerja dengan melibatkan resiko tinggi, seperti paparan panas, percikan api, dan asap beracun.
Dalam kegiatan penyuluhan ini, edukasi yang diberikan yakni pemahaman teori mengenai pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Materi yang diberikan antara lain yakni Menggunakan helm sesuai standar K3, yakni untuk melindungi kepala dari cedera selama proses pengelasan. Selain itu, welder diingatkan untuk menghindari perilaku beresiko, seperti bekerja dalam posisi yang terburu-buru dan tidak waspada, karena hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera.
Materi yang ketiga yakni menekankan bahwa pentingnya pemeliharaan rutin terhadap alat-alat, seperti mesin las dan peralatan pendukung lainnya agar tetap aman dan layak untuk digunakan. Tidak kalah penting, welder juga diberikan pemahaman terkait penggunaan sarung tangan rutin sesuai dengan persyaratan karena dengan sarung tangan khusus dapat melindungi tangan dari panas tinggi dan percikan api berbahaya, serta merta dengan pemakaian Sepatu keselamatan yang dapat mencegah cedera akibat benda berat maupun logam panas. Edukasi ini juga mencangkup identifikasi otensi bahaya di tempat kerja, dengan harapan para welder mampu mengenali serta mengantisipasi resiko cedera sejak dini.
Tidak hanya itu, sebagai tindak lanjut dilakukan pemberian Alat Pelindung Diri (APD) berupa wearpack dan topeng las kepada para welder, dengan harapan APD tersebut dapat digunakan secara optimal untuk menjaga keselamatan saat mengerjakan berbagai proyek pengelasan di masa mendatang. Melalui Penyuluhan ini, diharapkan kesadaran para welder terhadap pentingnya K3 semakin meningkat sehingga resiko cedera semakin minim. Namun demikian, sayangnya beberapa welder menunjukkan sikap yang acuh terhadap keselamatan diri sendiri maupun lingkungan kerja sehingga kebiasaan ini yang menjadi fokus penting dalam penyuluhan agar dapat mendorong perubahan perilaku positif dalam penerapan budaya kerja yang lebih aman.
Besar harapan kegiatan penyuluhan ini dapat menjadi Langkah awal yang efektif dalam meningkatkan kesadaran pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di kalangan pelaku usaha, khususnya para welder. Dengan demikian, diharapkan pelaku usaha dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, serta mendukung pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar