Loetju.id - Program KKN Tematik Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024 di Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, menghadirkan sebuah terobosan menarik dalam pengenalan potensi lokal melalui media cetak. Salah satu luaran dari program ini adalah brosur bertajuk “Ikon di Dusun Sironjang”, hasil karya Kanaya Masayu Tabita, mahasiswi Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya. Brosur ini dirancang sebagai sarana untuk mengangkat ikon-ikon budaya dan wisata khas Dusun Sironjang yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi. Dengan pendekatan bilingual, brosur ini disajikan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, agar dapat diakses oleh wisatawan lokal maupun internasional.
Brosur “Ikon di Dusun Sironjang” disusun dalam format yang mudah dipahami dan menarik. Desainnya menampilkan tata letak yang rapi dengan foto-foto ikonik dari setiap destinasi. Bagi para wisatawan yang ingin berkunjung, terdapat QR code pada brosur yang dapat dipindai untuk mengakses peta menuju Dusun Sironjang. Fitur ini memudahkan wisatawan dalam menemukan lokasi-lokasi menarik yang disebutkan dalam brosur.
Dalam brosur ini, terdapat lima ikon penting di Dusun Sironjang yang layak dijadikan daya tarik wisata. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai setiap ikon yang dimuat dalam brosur promosional tersebut:
1. Sendang Curug Sari
Sendang Curug Sari merupakan sumber mata air alami yang terletak di RT 01/RW 01 Dusun Sironjang. Menurut legenda, sendang ini digunakan sebagai tempat pemandian oleh dayang-dayang atau pelayan kaputren pada zaman dahulu dan dijadikan sebagai sumber mata air satu-satunya di wilayah tersebut pada masa kekeringan sebelum adanya pemasangan PDAM oleh pemerintah. Suasana di sekitar Sendang Curug Sari terasa sejuk dan tenang, menjadikannya lokasi ideal untuk rekreasi. Selain itu, air yang jernih di sendang ini dipercaya memiliki nilai-nilai simbolis dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat sekitar. Dengan pesona alam yang asri dan suasana yang menenangkan, Sendang Curug Sari menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang berkunjung ke Dusun Sironjang.
2. Kesenian Kuda Lumping Turonggo Langen Budaya (Tulabu)
Kesenian Kuda Lumping Turonggo Langen Budaya, atau biasa disebut Tulabu, adalah salah satu bentuk seni tradisional yang masih hidup di Dusun Sironjang. Seni kuda lumping ini melambangkan keberanian dan kekuatan, di mana para penari menampilkan gerakan dinamis dengan menunggang kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Kesenian ini merupakan simbol kebudayaan yang kuat di daerah Jawa, termasuk di Kelurahan Pakintelan. Selain sebagai hiburan, kuda lumping juga memiliki peran dalam acara tahunan Kirab Budaya dan Pasar Krempyeng. Pada acara Pasar Krempyeng, pertunjukan Kuda Lumping ini berhasil menarik perhatian lebih banyak orang dari luar wilayah Dusun Sironjang, sehingga dapat meramaikan penjualan di Pasar Krempyeng. Selain itu, dengan adanya komunitas yang aktif melestarikan kesenian ini, diharapkan generasi muda akan tetap menjaga dan mewariskan budaya ini hingga ke generasi anak cucu kita nanti.
3. Pasar Krempyeng
Pasar Krempyeng adalah pasar tradisional yang digelar setiap Minggu Legi dan Minggu Kliwon. Pasar ini merupakan inisiatif warga Dusun Sironjang untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai pusat kegiatan ekonomi. Di sini, masyarakat dapat menjual berbagai macam produk lokal, mulai dari hasil pertanian, makanan khas, hingga barang kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya pasar ini, warga setempat mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka secara mandiri. Pasar Krempyeng juga menjadi wadah interaksi sosial dan memperkuat rasa kebersamaan antarwarga. Hal ini menunjukkan bagaimana ekonomi lokal dapat berkembang melalui inisiatif dan partisipasi komunitas.
4. Taman Toga (Tanaman Obat Keluarga)
Taman Toga atau Taman Tanaman Obat Keluarga adalah area khusus yang ditanami berbagai jenis tanaman herbal oleh warga RT 01 dan RT 02 di Dusun Sironjang. Awalnya, taman ini dibangun sebagai syarat untuk mengikuti lomba kebersihan dan penghijauan tingkat kota, namun kini taman ini dirawat dengan baik oleh warga. Selain sebagai penghias lingkungan, Taman Toga ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang manfaat tanaman herbal dalam kesehatan. Pengunjung dapat melihat, mengenal, bahkan belajar tentang khasiat berbagai tanaman yang ada di taman ini, menjadikannya sebagai salah satu daya tarik unik bagi wisatawan yang tertarik pada gaya hidup sehat.
5. Wihara 2500 Sima Buddha Jayanti
Wihara 2500 Sima Buddha Jayanti adalah salah satu wihara tertua di Kota Semarang. Didirikan secara resmi pada tahun 1958, wihara ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Selain menjadi tempat ibadah, wihara ini juga menjadi saksi sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Salah satu tokoh penting yang pernah tinggal di wihara ini adalah Bhikkhu Ashin Jinarakhita, biksu pertama dari Indonesia setelah keruntuhan Majapahit, yang menetap di sini dari tahun 1955 hingga 1964. Pada tahun 2020, wihara ini direvitalisasi oleh Bhikkhu Ditthisampanno sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai budaya dan leluhur. Keberadaan wihara ini menambah keberagaman budaya di Dusun Sironjang serta menjadi daya tarik wisata spiritual bagi pengunjung.
Itulah penjelasan mengenai tempat-tempat ikonik yang dimuat dalam brosur promosional mengenai Dusun Sironjang. Pembuatan brosur ini adalah salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa UNDIP dalam memperkenalkan dan melestarikan kekayaan budaya lokal. Penulis berharap brosur ini tidak hanya menjadi panduan bagi wisatawan, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal Dusun Sironjang. Dengan meningkatnya minat wisatawan, masyarakat diharapkan dapat merasakan manfaat ekonomi dan budaya dari kegiatan pariwisata ini. Program KKN UNDIP juga berharap bahwa inisiatif serupa dapat diadopsi di wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi budaya dan wisata lokal.
Desain Brosur Promosi Ikon Lokal:
Penulis:
Kanaya Masayu Tabita
Mahasiswa Sastra Inggris FIB
Tim KKNT Pakintelan, UNDIP 2024
Editor:
Achmad Munandar