Comedy, Indie and Creativity: Selebrita
Tampilkan postingan dengan label Selebrita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Selebrita. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Maret 2025

Unit Emo asal Malang Reconcile Rilsi Single Drowned in Static Bercerita Tentang Jelajahi Perjalanan Emosional Dari Realita Yang Semu

 



Loetju.id - Malang, 7 Maret 2025 - Unit emo asal Malang, Reconcile yang kini digawangi oleh Dava (Vokal/ Gitar), Nabil (Lead Gitar), Zidane (Bass), dan Chelsey (Drum) kembali menunjukan kemampuannya dalam merangkai musik yang emosional dengan maxi single terbarunya “Drowned in Static”. Maxi single ini berisikan 2 lagu yang berjudul ”Numb” dan “Somewhere you can find” yang juga pembuka dari album yang akan dirilis dalam waktu dekat dan kini sedang menjalani masa produksi. Maxi single “Drowned in Static” juga penanda babak baru Reconcile bersama record label Haum Entertainment yang juga dari Malang.

Berbeda dengan EP Faint Reflection sebelumnya, Kedua single yang merupakan cikal bakal album ini mengangkat tema yang lebih universal. 

“Tema maxi single “Drowned in Static” kali ini adalah tentang bagaimana seseorang telah dibohongi oleh realita yang diberikan, sehingga membuat seseorang kehilangan arah dan jatuh jauh tenggelam dalam kehampaan. Lagu ini menggambarkan dengan jujur rasa sakit dan kehampaan yang dialami aku sendiri,” jelas Dava

Maxi single ini merupakan gambaran cerita awal kisah seseorang yang nantinya akan dilengkapi alur ceritanya seiring berjalannya proses pembuatan album. Rilisan ini diharapkan dapat menjadi teman bagi siapapun yang pernah merasakan kehampaan dan kekosongan yang diakibatkan oleh ketiadaan dari realita itu sendiri. Untuk tema album nanti, Reconcile terus  menjelajahi kedalaman emosi manusia, kali ini dengan fokus pada tema kebohongan yang dihadirkan oleh sebuah realitas semu. 

Produksi maxi single “Drowned in Static” sendiri dimulai pada 20 Desember 2024. Kedua lagu tersebut ditulis oleh Dava Hendra dan diproduksi oleh Reconcile, dengan komposisi yang digarap oleh Zidane Marvelo, Chelsey Agustine, Nabil Zuhdi, dan Dava Hendra. Proses rekaman dilakukan oleh Dava Hendra, sementara mixing dan mastering ditangani oleh Yudhistiro Lilo P di W8 Project Studio. Untuk aspek visual, artwork dibuat oleh Dava Hendra, dengan foto artwork hasil bidikan Ridho Enggar, serta sesi pemotretan band yang ditangani oleh Gavin Putra. 

Maxi single “Drowned in Static” akan hadir menemani momen-momen puasa dan ngabuburit para pendengar di semua digital streaming platform dan bandcamp Haum Entertainment pada 7 Maret 2025. (alfan)

Sabtu, 22 Februari 2025

Solois Bogor, Arom Dywarna Tuliskan Kerinduan Kepada Sang Kekasih di Single debut "Aksarindu"

 



Loetju.id - Arom Dywarna adalah moniker dari Agung Prabowo dari kota Bogor untuk proyek musik solo yang membawakan nuansa modern folk nya. Arom Dywarna memulai langkahnya dengan memproduksi lagu pada tanggal 7 Desember 2024 berjudul “Aksarindu”. Judul “Aksarindu” sendiri berasal dari gabungan dua kata yaitu aksara dan rindu yang berarti rindu yang tertulis dalam aksara. Lagu ini menceritakan sesuatu tentang kebimbangan pasangan ketika mereka diuji oleh jarak, dan lagu ini mengajak pasangan untuk saling bertahan kala diuji oleh jarak. Lagu ini berbicara kepada siapa saja yang mengalami hal serupa (LDR).

Proyek solo ini berawal dari sebuah impian lama untuk menciptakan sebuah lagu. Arom kemudian bertemu dengan salah satu anggota band One More Light yaitu Randa. Mereka pun sering bertukar pikiran tentang dunia musik hingga berlanjut ke sesi produksi. 

“Jadi semua berawal dari interaksi saya dengan Randa secara daring. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat sebuah karya lagu yang berjudul "Aksarindu" sebagai single pertama untuk awal karir di dunia industri musik. Saya memutuskan untuk mengusung genre folk, dan kemudian dibantu oleh beberapa anggota yaitu Randa dan Rezy One More Light sebagai produser di lagu ini, akhirnya lagu ini menjadi lagu folk dengan sentuhan modern,” ujar Arom

Arom mengaku bahwa dirinya mengusung genre American Folk, Pop, dan Rock. Perpaduan musik folk dan pop alternatifnya menawarkan pengalaman musik yang lebih analog dengan sentuhan pop yang easy untuk para pendengar musik.

Produksi “Aksarindu” dimulai sejak 7 Desember 2024 sampai selesai tanggal 7 Januari 2025. Durasi yang cukup singkat untuk sebuah single debut. Dalam fase produksi, Arom dibantu oleh Randa dari band sophistipop Malang, One More Light. 

“Awalnya saya kenal sama Randa aja, sering ngobrol juga sama Randa kalo saya tertarik sama lagu dia yang di One More Light. Lalu saya mulai dikenalin sama semua personil yang lain. Akhirnya saya mulai coba coba menulis lagu, terus di pra produksi kami sering ada sesi daring gitu. Nah, pas fase produksi saya baru memberanikan diri ke Malang untuk take vokal dan ketemu sama One More Light,” tutur Arom 

Produksi “Aksarindu” dikerjakan oleh Arom Dywarna dan Randa Kresna Putra Pangestu, dan Pradhita Wahyu Alfarezy dari One More Light sebagai komposer. Untuk lirik, ditulis dan dinyanyikan oleh Arom Dywarna. Randa Kresna Putra Pangestu turut menyumbangkan vokal latar dan permainan gitar akustik, sementara Pradhita Wahyu Alfarezy mengisi gitar utama. Benny K. Wijaya menambah nuansa dengan permainan keyboard-nya. 

Produksi lagu ini dipimpin oleh Pradhita Wahyu Alfarezy, Randa Kresna Putra Pangestu, dan Benny K. Wijaya selaku produser. Proses rekaman dilakukan di Rama Project Studio, dengan mixing dan mastering oleh Rama Satria Mahriadi. Cover artwork untuk lagu ini dikerjakan oleh Nindi Cahya Sahputra yang juga vokalis One More Light, sementara dokumentasi foto ditangani oleh Kuy Studio.

Single “Aksarindu” bisa didengarkan di seluruh DSP online pada 14 Februari 2025 bertepatan pada hari Valentine. -alfan-

Unit Emo Malang, Enitine Rilis Debut EP " Nightmare Blunt Rotation"

 



Loetju.id - Malang, 24 Januari 2025 - Band emo terbaru asal Malang, Enitine, resmi rilis EP debut mereka bertajuk nightmare blunt rotation. EP yang berisi empat lagu ini telah tersedia di berbagai platform streaming digital, seperti Spotify, Apple Music, Bandcamp, dan YouTube pada 7 Februari 2025.

Dibentuk pada awal tahun 2024, Enitine mulai menarik perhatian publik lewat single debut mereka, “Blunt Trauma,” yang dirilis pada April 2024. Lagu ini kini juga menjadi bagian dari EP nightmare blunt rotation yang merupakan sebuah throwback yang memadukan elemen emo klasik dengan sentuhan modern. Karakter suara gitar yang "twinkly" namun tetap penuh drive menjadi ciri khas dari Enitine. Melalui EP ini, Enitine ingin membawa pendengar ke dalam perjalanan emosional sembari memberikan interpretasi baru terhadap sound emo yang mereka usung. 

Enitine sendiri beranggotakan Kent/Caca (vokal dan gitar), Farhan (gitar), Rafi (bass) dan Jibril (drum). Mereka mengusung musik yang terinspirasi dengan sound-sound emo kekinian atau 5th wave emo dan mengaku sebagai band emo.

“Kami ingin membawa pendengar ke dalam perjalanan emosional yang intens sekaligus menawarkan perspektif baru terhadap musik emo,” ungkap Kent Hisham Athhar, vokalis sekaligus penulis lirik Enitine.

“Setiap lagu di EP ini adalah potret dari perjuangan batin yang banyak dari kita alami, terutama ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dalam hidup,” tambah Kent
EP nightmare blunt rotation menggali tema besar tentang keraguan dalam berdamai atau melawan kesalahan masa lalu. Setiap lagu menyoroti pergulatan batin seseorang, baik dalam hubungan yang tidak sehat maupun kecanduan. Kent menjelaskan bahwa pengalaman pribadinya menjadi inspirasi utama dalam menulis lirik. EP nightmare blunt rotation berfokus pada tema besar keraguan antara berdamai atau melawan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap lagu dalam EP ini mengeksplorasi bagaimana seseorang bergulat dengan keputusan-keputusan yang ia buat, baik dalam memilih masuk ke hubungan yang tidak sehat maupun tenggelam dalam kebiasaan kecanduan.

Tema ini mencerminkan pengalaman pribadi vokalis sekaligus penulis lirik dalam EP ini. Menurutnya, dunia di sekitarnya seringkali dipenuhi dengan penyesalan dan keputusasaan, yang banyak di antaranya disebabkan oleh alasan yang tidak masuk akal atau kesalahan pribadi yang tidak bisa dikoreksi. Rasa bersalah dan refleksi mendalam ini membuat dirinya merasa mere human atau “hanya manusia biasa” terutama setelah merasa terasing dan tidak terhubung dengan dirinya sendiri saat mengalaminya juga.

Konten EP nightmare blunt trauma banyak berbicara mengenai kegelisahan seorang mantan pecandu menuju kehidupan yang bersih disertai keinginan untuk lepas dari kenangan hubungan toksik bersama mantan. Seperti pada dua track pembuka yang menggambarkan pergulatan spiritual untuk lepas dari narkoba pada lagu “Lake For Swans” dan lagu “Alice” yang terinspirasi dari vokalis band alternatif Amerika, Alice In Chains yang juga meninggal karena overdosis speedball pada 2002 dengan menuangkannya secara metaforis pada lagu ini. Dua lagu penutup menjadi fase pelepasan diri dari kenangan hubungan toksik dengan lagu “Blunt Trauma” yang terinspirasi dari film Jim Carrey Eternal Sunshine of The Spotless Mind yang mendambakan mesin penghapus kenangan. Kemudian ditutup oleh track “Me vs The Killing Comfort” yang menggambarkan keputusan destruktif untuk bertahan dalam hubungan toksik. 

“Ada banyak rasa bersalah dan refleksi mendalam di balik lagu-lagu ini,” tambah Kent. “Saat kita merasa terasing atau tidak terhubung dengan diri sendiri, itu adalah saat kita paling menyadari sifat manusiawi kita yang penuh kekurangan.”

Judul EP sendiri, nightmare blunt rotation, berasal dari istilah populer tentang pengalaman masa lalu melepas kegelisahan secara instan dengan menghisap sebuah blunt dalam situasi sosial yang canggung atau tidak nyaman. Enitine menggunakan istilah ini sebagai metafora untuk suasana dan cerita kontras yang hadir dalam lagu-lagu mereka.

Proses penulisan dan aransemen untuk nightmare blunt rotation selesai pada Agustus 2024. Rekaman dilakukan di Haum Studio dari September hingga Oktober 2024, dengan durasi rata-rata 5-6 jam per lagu. Mixing dan mastering diselesaikan oleh Axel Kevin dari Haum Studio hingga Januari 2025.

“Kami banyak terinspirasi dari band seperti Old Gray, Foxtails, Prawn, dan Mom Jeans,” kata bassist Muhammad Rafi Pratama.

“Kami juga menambahkan elemen-elemen unik dalam produksi, seperti reverb dan delay berlebih pada ‘Lake for Swans’ untuk menciptakan atmosfer yang mistis,” kuak Kent

EP nightmare blunt rotation adalah langkah pertama Enitine dalam memperkenalkan suara mereka kepada dunia. Kent mengungkapkan bahwa band ini tidak akan terjebak dalam satu genre atau gaya tertentu. 

“Kami ingin terus bereksperimen dan mengeksplorasi berbagai elemen musik dalam karya-karya mendatang,” tutup Kent.

Dengar EP nightmare blunt rotation di semua platform streaming pada 7 Februari 2025. 


-alfan-

Vouga Ready to Captivate Global Music Listeners with First Single “Drifting Away”

 


Loetju.id - What do you get from a former funk rock frontman, who later studied jazz vocals, and became a huge Prince fan? Introducing: vouga , the musical project of Samuel Vouga, a Swiss singer, songwriter, and producer who has spent most of his life moving around the world.

vouga recently released their debut single, “Drifting Away,” which is heavy on synth-pop/rock vibes with touches of modern French electronic music — think of a Kitsuné record label release from the 80s.

“Now I just make music that I want to hear, and it turns out that it involves a lot of synths . My love of synths came from listening to a lot of Prince,” vouga explains. “Of course, I’m also influenced by what’s going on around me and because of that, I got into dance and electronic music which also had a big impact on the music I make.”

The initial idea for the song “Drifting Away” came in late 2020, when the pandemic hit the world. Vouga explained that the song was created naturally and spontaneously, without worrying about the end result. Thus, the musical arrangement could truly reflect what was inside him at that time.

Meanwhile, in the context of the lyrics, the song contains metaphors to describe the feelings of helplessness and aimlessness that vouga personally experienced. As stated in the refrain : " Drifting away on an empty shell / This is the story that we never tell / Drifting away cause it hurts like hell ."

vouga himself could be considered a one-man band , at least in the studio. He writes and develops all of his own songs, something he admits he needs to do to keep himself sane.

If all goes well, vouga will perform more often and release more songs. He said: “I have a lot of songs. I feel like it’s my duty to release them and take care of them so they can reach the people who need them.”

“It may be a high-risk thing to try, but the only way to know the outcome is to do it!” Vouga continued enthusiastically.

Bio vouga
Swiss-born singer, songwriter and producer Samuel Vouga aka vouga creates songs that fuse alternative and synth-pop with a French sensibility and contemporary style. He has collaborated with French producer Marcello Giulliani and lent his vocals to Shakedown’s “Love Game” released by Kitsuné. vouga was signed to MJM Publishing (Naughty Words) after London-based producer Mojam discovered his work. Starting with his debut single “Drifting Away” released in November 2024, vouga is now ready to captivate listeners worldwide as a solo artist with his timeless melodies and mouth-watering production.


Sabtu, 18 Januari 2025

Duta Duet Dengan Aishameglio Bawakan Single Terbaru Sheila On 7 Berjudul "Memori Baik"



Loetju.idYogyakarta – Pada hari Senin (13/1/2025) tepat pada pukul 17.00 WIB, grup musik asal kota Yogyakarta yaitu Sheila On 7, secara resmi merilis Video Klip single terbaru yang berjudul "Memori Baik". 

Video Klip yang telah dirilis di Youtube Sheila On 7 TV ini menggandeng sejumlah bintang terkenal seperti Bintang Emon, Rachel Amanda, dan Agnes Naomi yang juga turut berperan dalam video klip dari band Sejuta Copy pada era tahun 2000-an tersebut.

Video klip "Memori Baik" sendiri menggambarkan situasi di awal video, di mana Bintang Emon terlihat berlatih untuk melamar kekasihnya di depan Rachel Amanda, sahabat masa kecilnya. Secara mengejutkan, Rachel ternyata menyimpan perasaan kepada Bintang Emon. Video klip ini melukiskan kenangan-kenangan indah antara kedua karakter tersebut, yang semakin menguatkan pesan emosional dari lagu "Memori Baik."

Lagu yang diciptakan oleh Eros Candra ini mengguncang industri musik Indonesia setelah sekian lama Sheila On 7 tidak merilis lagu baru. Terakhir, Sheila On 7 merilis single baru berjudul "Film Favorit" pada tahun 2018 yang juga ditulis oleh Eros Candra. Hampir enam tahun lamanya, Sheila On 7 tidak merilis lagu baru.

Dalam kesempatan terpisah, Eross Candra juga mengungkapkan alasan mengajak Aishameglio dalam lagu ini.

“Alasan lagu ini kembali muncul dan didengar oleh orang lain, karena Aisha telah sering tampil mendampingi Sheila On 7 sebagai Backing Vocal,” Jelas Eross.

“Dari situ saya berpikir, ‘Oh ya, saya punya lagu yang memang konsepnya featuring seperti ini.’ Lalu terwujudlah apa yang kita dengar saat ini,” lanjut Eross.

Dengan peluncuran lagu "Memori Baik" ini, kerinduan dan hasrat para pendukung Sheila Gank, sebutan untuk penggemar Sheila On 7, tentu terobati setelah menanti selama enam tahun. Salah satu penggemar musik Sheila On 7 di Lincoln College University Malaysia yaitu Prima Trisna Aji, juga mengungkapkan perasaan serupa.

Prima, seorang Dosen Spesialis Medikal Bedah dari Solo yang juga mahasiswa S3 di Lincoln College University Malaysia sangat mengapresiasi Duta dan kawan-kawan yang telah meluncurkan Video Clip lagu baru berjudul "Memori Baik."

"Wah, saya sangat apresiate terhadap peluncuran lagu baru Sheila On 7 berjudul 'Memori Baik', tersebut, karena sudah hampir enam tahun mereka tidak merilis lagu baru dan tentu ini akan mengobati kerinduan para penggemar Sheila On 7," kata Prima.

Prima juga sangat memuji Video Clip Memori Baik yang sudah rilis di youtube Sheila On 7 TV, Prima menyampaikan bahwa konsep Video Clip tersebut sangat berkelas, menyedihkan dan Misterius.

“Saya sudah melihat video clip Sheila On 7 Memori baik di Youtube, Konsepnya sangat luar biasa, berkelas, dalem ceritanya. Modelnya Rachel Amanda dulu pernah membintangi video clip Sebuah Kisah Klasik dari Sheila On 7 jadi sangat menghayati serta saya berpikiran bahwa ini cerita video clip kayaknya bakal ada lanjutan ceritanya kayak Trilogi”, Tutur Prima.

Selain itu Dia menambahkan bahwa penggemar Sheila On 7 tidak hanya terdapat di Indonesia tetapi juga di Malaysia, yang dapat dilihat dari antusiasnya penggemar di kampusnya, Lincoln College University Malaysia.

"Penggemar Sheila On 7 sangat banyak, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, termasuk Malaysia. Di kampus saya, Lincoln College University Malaysia, sering terdengar lagu Sheila On 7 di bus kampus dan di tempat umum, dan mahasiswa di sana sangat menghargai serta merindukan Sheila On 7," tambah Prima.

"Jika kita melakukan penelitian terhadap seluruh populasi Indonesia dengan metode Total Sampling, mungkin hasilnya hampir 90% warga Indonesia mengenal Sheila On 7. Hal Ini menunjukkan bahwa band Sheila On 7 sangat terkenal di Indonesia," ungkap Prima.
Selain itu, Prima juga berharap dapat mengundang Sheila On 7 untuk konser di Lincoln College University Malaysia agar bisa memenuhi kerinduan para penggemar di sana.

"Saya ingin mengajak Sheila On 7 untuk dapat menggelar konser di Kampus Lincoln College University Malaysia supaya dapat mengobati kerinduan para pencinta musik di sana," ujarnya Prima.

Terakhir, Prima mengajak semua pendengar lagu baru Sheila On 7, 'Memori Baik', untuk menciptakan kenangan indah bersama keluarga tercinta, baik orang tua, pasangan, maupun anak-anak.

"Dengan hadirnya lagu baru Sheila On 7 berjudul 'Memori Baik', saya mengajak setiap pendengar untuk menikmati lagu itu sambil membangun kenangan-kenangan manis bersama orang tua, pasangan, dan anak-anak."

"Sangat disayangkan jika kita menghabiskan kenangan dengan masa lalu (mantan) ketika lagu baru muncul, karena masa depan adalah keluarga tercinta," tutup Prima kepada media.

Kamis, 02 Januari 2025

Kingkong Milkshake Rilis Single Terbaru "Elegi" yang Mengangkat Kisah Trauma dan Pemulihan Korban KDRT




Loetju.idMalang, 6 Desember 2024 - Band pop-punk asal Malang, Kingkong Milkshake, kembali hadir dengan single terbaru mereka berjudul “Elegi”. Mengangkat tema tentang trauma dan pemulihan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), lagu ini menjadi ruang refleksi bagi pendengar yang pernah mengalami atau memahami situasi serupa. Meskipun cerita yang disampaikan sangat personal, Elegi dikemas secara umum agar dapat dirasakan dan dipahami oleh banyak orang, terlepas dari latar belakang atau pengalaman pribadi mereka. 

Melalui lirik yang ditulis oleh Saddad, band ini berharap trauma-trauma manusia dapat diabadikan dalam karya seni tidak hanya untuk apresiasi belaka namun juga untuk mendorong kesadaran, sekaligus memberikan harapan akan pemulihan.

“Sebenarnya ⁠lagu ini aku angkat dari kisah nyata tapi bukan dari sumber teman dekat. Aku mencoba menginterpretasi peristiwa tersebut di kepalaku, lalu menuangkannya menjadi lirik. Harapanku, lagu ini dapat menjadi suara bagi mereka yang mungkin sulit menyampaikan apa yang mereka rasakan. Jadi, sekedar aku ambil dari sudut pandang pengamat yang melihat peristiwa ini dari jauh. Kemudian, aku interpretasi sendiri peristiwa ini di kepalaku, kemudian aku tulis menjadi lagu “Elegi”, tutur Saddad

Proses pembuatan “Elegi” berlangsung dalam waktu yang relatif cepat. Setelah dua kali pertemuan awal di bulan September 2024, band ini langsung masuk ke tahap workshop dan rehearsal hingga bulan Oktober. Rekaman dilakukan di studio Vamos Records di Malang, dengan bantuan produser sekaligus sound engineer, Yasa Wijaya. 

“Workshop lagu “Elegi” kami mulai dari awal bulan September 2024. Setelah dua kali meeting, kami langsung melanjutkan dengan membuat demonya dan rehearsal hingga bulan Oktober 2024 awal. Setelah rehearsal, di bulan Oktober pula kami rekaman lagu tersebut,” jelas Saddad

“Dalam produksi “Elegi”, prosesnya tidak banyak kendala, meski kami sempat mengalami kesulitan dalam menemukan notasi. Biasanya metode yang kami pakai adalah dengan modal lagu yang sudah direncanakan di dalam kepala, baru kami mulai workshop. Akan tetapi, untuk single ini kami coba mulai semuanya dari nol tanpa membawa ide sebelumnya. Itu pengalaman baru bagi kami,” tambah Saddad⁠

Elegi menjadi single penutup bagi Kingkong Milkshake di tahun 2024, yang rencananya akan melanjutkan proyek besar mereka dengan merilis album panjang kedua pada tahun 2025. Meskipun proses penggarapan yang cepat, Kingkong Milkshake tetap berusaha menghadirkan sebuah karya yang dapat menyuarakan keresahan-keresahan kehidupan modern secara komprehensif. 

“Melalui ‘Elegi’, kami ingin memberikan pesan bahwa kita semua bisa bangkit dari luka, apapun bentuknya,” tutup Saddad.

Dengan “Elegi”, Kingkong Milkshake berharap bisa terus memberikan pesan yang relevan dan menggugah, sekaligus tetap mempertahankan semangat musik pop-punk yang mereka usung. Single “Elegi” sudah bisa didengarkan di semua DSP mulai 6 Desember 2024. -Alfan-

Liar’s Wife Rilis Debut Single Checks and Calls


Loetju.idMalang, Desember 2024 - Liar’s Wife mencoba menelisik sisi gelap ketidakpastian cinta dengan cara yang indah sekaligus unik melalui single pertamanya yang berjudul Checks and Calls resmi dirilis pada Jumat, 13 Desember 2024, melalui label mandiri Wiarslife. 

Liar’s Wife sendiri berdiri sejak 2024 dan beranggotakan Savia Diva (Vocal), Ardiansyah Dwi (Gitar), Stephen Fernando (Gitar), Rizal Nandha (Bass), Thariq Hasnan (Drum). Nama band ini sendiri diambil dari sebuah judul novel thriller psikologis.

“Liar’s Wife berawal dari kami (Thariq, Jojo, Stephen) yang jenuh akan pekerjaan, lalu iseng untuk jamming, namun hanya main main saja. Lalu saya bertemu dengan Savia yang waktu itu kebetulan satu lingkungan kerja, dan kebetulan juga kami berdua menyukai Wolf Alice, tanpa pikir panjang langsung mengajaknya untuk bergabung. Kemudian saya mengajak teman lama saya, Rizal, untuk mengisi posisi bass. Fun factnya, sebetulnya saya sudah mengajak Rizal untuk membuat band lebih dari 5 tahun yang lalu, dan baru terwujud sekarang,” ungkap Thariq

Nama band Liar’s Wife pula diambil dari buku yang sering Savia baca. Yaitu “The Liar’s Wife” dari Kiersten Modglin.

“Nama band ini diambil dari sebuah judul buku berjudul ‘The Liar’s Wife’ sebuah novel psychological thriller karya Kiersten Modglin sebagai bentuk satire terhadap fenomena yang sering dijumpai tanpa mengurangi nilai dari laki-laki maupun perempuan,” ungkap Savia

“Selain itu, alasan kenapa dinamai Liar’s Wife ya karena pelafalan yang tidak terlalu sulit dan cukup mudah di ingat,” tambah Thariq

Pada dasarnya Liar’s Wife sendiri sangat fleksibel dengan genre dan tidak terpatok pada pakem genre yang linear. Dua band yang berpengaruh bagi mereka pun tidak ada kaitan musikal erat satu sama lain yaitu Tigers Jaw dan Wolf Alice. 

“Untuk influence kami sebetulnya sangat luas dan hampir berbeda tiap personil, dan kami memutuskan untuk mencari beberapa band yang kami semua menyukai secara sound dan aransemen nya, yaitu Wolf Alice, Beach Bunny, Momma, dan Adventures,” jelas Thariq
“Konsep Liar’s Wife sendiri berakar dari simplisitas melodi serta lirik yang ringan yang dipandu oleh resonansi vokal Savia yang lembut. Namun, untuk urusan genre, kami sendiri tidak ambil pusing untuk mengarahkan diri kami ke mana, yang penting ide dalam kepala kami tersampaikan secara layak,” ujar Rizal.

Single “Checks and Calls” bisa dikatakan merupakan gerbang pembuka bagi para fans untuk berkenalan dengan musik Liar’s Wife. Single yang bernuansa indie-rock ini berangkat dari luapan emosi dan kisah nyata seputar cinta dari salah satu personel. Masa-masa pendekatan adalah sebuah perjalanan bak roller coaster. Perasaan yang penuh kejutan tersebut menjadi jembatan yang mengantar pada inspirasi penulisan karya yang satu ini. 

“Elemen mengejutkan dari seseorang yang kita cintai terkadang dapat membuat kita seperti sedang melayang, namun tak jarang sikap yang tiba-tiba menjadi dingin dan membuat kita menunggu kabar orang tersebut adalah perasaan paling tidak nyaman,”jelas Savia 
Dalam single “Checks and Calls” Liar’s Wife menawarkan beat yang santai dengan tujuan untuk membawa pendengar untuk berdansa. Namun, di saat yang bersamaan, Liar’s Wife memakai pendekatan lirik yang melankolis, ditulis dengan paduan gaya literal dan metaforik yang menyeret pendengar pada perasaan yang asing namun dekat. 

Lagu ini diproduseri, dan di-mix di home studio yang mereka buat di sebuah kamar dengan harapan proses ini akan memunculkan idealisme, serta energi serba raw nan kreatif dalam waktu yang relatif singkat kurang dari 3 bulan. Semua elemen bunyi dan genre diharapkan melebur dari berbagai background musik tiap personel yang berbeda-beda. Walaupun sudah dimudahkan dengan home studio, namun Liar’s Wife masih mengalami kendala.

“⁠Saat rekaman masih kami temui kendala terutama waktu proses recording dan pasca produksi (mixing mastering) karena semua dilakukan sendiri, dan saya selaku engineer juga merupakan pengalaman pertama kali melakukan ini semua, tanpa latar belakang musik dan hanya berbekalkan saran dari teman-teman yang berpengalaman dan belajar otodidak. Pastinya, ini menjadi tantangan tersendiri. Kemudian, pada proses recording hanya terkendala mencari sound yang kami inginkan saja,” kuak Thariq

Dalam prosesnya, mereka juga penambahan efek audio yang khas pada bagian bridge demi memberikan pengalaman konsep audio yang berkesan. 

Single “Checks and Calls” sudah hadir di segala DSP sejak 13 Desember 2024 via label mandiri Wiarslife. 

-edited by alfan-

Rabu, 11 Desember 2024

Ungkap Keresahan Tentang Ketidakadilan Sosial Di Masyarakat, Holy City Rollers Kembali Dengan Single Terbaru 'The Society'



Loetju.id - Jakarta, 6 Desember 2024 - Holy City Rollers adalah grup musik Rock'n’Roll asal Jakarta yang terbentuk pada 2004. Terinspirasi dari musik era 60-an hingga 2000-an, mereka mengusung sound retro rock n’ roll dengan sentuhan Pop tahun 60-an. Lirik-lirik mereka sering mengangkat tema sosial dan menghadirkan pesan yang kuat tentang masalah perkotaan dan kebebasan diri.

Debut album mereka, *First Chapter of Allordia* (2008), sukses mencuri perhatian dengan lagu-lagu seperti “Hook Up” dan “Kingdom of Allordia”. Setelah itu, Holy City Rollers terus mengukir prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta tampil di berbagai festival musik. Setelah beberapa tahun hiatus, mereka kembali dengan energi baru. 

Single pertama di era baru, *Chivalry* (2019), membuka jalan menuju EP *Evolve* (2021), yang memuat lagu-lagu seperti “Blister” dan “Sunset”. Kini, di 2024, Holy City Rollers luncurkan single terbaru *“The Society”*, yang menjadi bagian dari album yang akan datang.

Lagu “The Society” mengungkapkan keresahan terhadap ketidakadilan sosial, di mana banyak orang menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi. Fenomena ini mencuat dalam berbagai aspek, mulai dari politik hingga media sosial, di mana norma dan kebenaran sering diputarbalikkan demi kepentingan pribadi. 

Lagu ini mengajak kita untuk menyadari kepalsuan tersebut dan berjuang untuk perubahan yang lebih adil.

"They said we should compromise, embolden words within the line.
It’s a blurry looking glass, but do you see what I can see?"
-Mesa Sinaga-


Kamis, 05 Desember 2024

Bernadya Menang AMI Awards, Ini Dia Lirik Lagu Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan




Loetju.id - Bernadya, musisi yang tengah naik daun tampaknya menutup tahun ini dengan pencapaian luar biasa. Selain lagu yang bergema dan manggung dimana-mana, ia berhasil meraih penghargaan perdana di AMI Awards. 

Artikel ini telah tayang di Suara.com dengan judul "Bernadya Raih 3 Piala AMI Awards 2024, Pidato Kemenangannya Bikin Haru Sekaligus Kocak", 

Bernadya yang naik ke panggung pun berterima kasih kepada Tuhan dan pihak-pihak yang telah memberikan dukungan kepadanya.

"Saya berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua manusia yang selalu percaya saya, bahkan di saat saya nggak percaya pada diri saya sendiri," ucap Bernadya di tengah pidato kemenangan, tangis Bernadya akhirnya tumpah. Namun sepenggal ucapan musisi 20 tahun sekejap membuat publik terkekeh.

"Aaa pengin nangis...," kata Bernadya yang sedikit mundur ke belakang sambil menyeka air mata. Ucapan Bernadya tersebut lantas mendapat tepuk tangan penonton.

Setelah menerima penghargaan, Bernadya yang diwawancarai awak media mengatakan, tangisnya tumpah lantaran terharu bisa ada di titik ini. 

"Cukup banyak hal yang aku alami dalam setahun ini. Aku ngerasa sangat.. Nggak tahu, pengalaman itu bikin aku ingat, aku nangis di panggung," imbuhnya. (sumber:suara.com)




Lirik Lagu Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan

Persis setahun yang lalu
Ku dijauhkan dari yang tak ditakdirkan untukku
Yang kuingat saat itu
Yang kulakukan hanya menggerutu angkuh

Lebih percaya cara-caraku
Pilih ragukan rencana Sang Maha Penentu

Untungnya, bumi masih berputar
Untungnya, ku tak pilih menyerah
Untungnya, ku bisa rasa
Hal-hal baik yang datangnya belakangan

Ada waktu-waktu
Hal buruk datang berturut-turut
Semua yang tinggal, juga yang hilang
Seberapa pun absurdnya pasti ada makna

Untungnya, bumi masih berputar
Untungnya, ku tak pilih menyerah
Itu memang paling mudah
Untungnya, kupilih yang lebih susah

Untungnya, kupakai akal sehat
Untungnya, hidup terus berjalan
Untungnya, ku bisa rasa
Hal-hal baik yang datangnya belakangan

Untungnya, untungnya
Hidup harus tetap berjalan

A feeling of love and pride for the football club, Going Merry released the single "Reaching Dreams"




Loetju.idStarting from their love for the football club in their city, Sidoarjo, Going Merry released a new single specifically aimed at Deltras Sidoarjo at the end of 2024.

Going Merry, fronted by Hiro (Bass/Voc), Rizky (Guitar/Voc) and Daus (Drum/Percussion), this time released a new single entitled "Reaching Dreams".

Covered with the typical energetic and passionate touch of Going Merry, this song is intended as support and hope for the club that is proud of the people of Sidoarjo. It tells the story of the hopes of a football club supporter who wants to see and guide his proud club to achieve its highest achievements.

It is hoped that this song will be able to pump up the enthusiasm for the Sidoarjo Deltras team during each match in order to get the best results, and it is also hoped that the Sidoarjo Deltras players can synergize with their supporters as stated in the lyrics "Play with all your heart, let's achieve our dreams together".

This single was released December 3, 2024 with digital streaming on all digital music platforms under the Siderise Records label.

Sabtu, 30 November 2024

Lights Out Kembali dengan Album Digital Re-Falling Apart




Loetju.id Setelah penantian panjang selama sembilan tahun, Lights Out akhirnya kembali merilis karya terbaru mereka. Album digital bertajuk *Re-Falling Apart* resmi dirilis pada 8 November 2024 melalui Haum Entertainment, menandai babak baru perjalanan mereka di kancah musik lokal.  

Album ini diproduksi sepenuhnya oleh Lights Out dengan proses rekaman yang berlangsung di Invasion Studio dan Griffin Studio. Posisi teknis ditangani oleh Praditya Eka Putra dan Satrio Utomo sebagai engineer, sementara Praditya Eka Putra juga bertanggung jawab atas proses mixing dan mastering di Invasion Studio.  

Melibatkan kolaborasi kreatif yang solid, lirik pada album ini ditulis bersama oleh Bagaskoro Akmal, Dandy Gilang, Rizal Tryanto, Wildan Salis, dan Risang Candrasa. Sebagai bonus, mereka juga menghadirkan aransemen ulang lagu "Life and Death" milik Soldiers Embrace dari album Action Reaction (2007). Versi baru lagu ini menghadirkan Andrean Giovanni dari Kidsnextdoor sebagai vokalis tamu. Tidak hanya itu, vokal Shafa Ashfihani dari Enamore turut memperindah lagu “Jenggala”.  

Lights Out yang kini diperkuat oleh formasi tetap mereka — Bagaskoro Akmal (Noosebound, Brightside Haze), Wildan Salis (Bizzare), Dandy Gilang (Write The Future, Much), Risang Candrasa (Write The Future), dan Rizal Tryanto — tampaknya belum kehilangan sentuhan magis mereka. Dengan sentuhan desain visual dari Uzed Pucatpena serta foto sampul yang ditangkap oleh Uzed, *Re-Falling Apart* adalah kombinasi pas antara karya visual dan musikal dari Lights Out.  

Album ini juga didahului dengan dua single pembuka, "Constant World" dan "Shaping Me", yang dirilis pada Maret 2024 dan “Jenggala” pada April 2024. Keduanya mendapat respons positif dari penggemar lama dan baru, memperkuat ekspektasi akan album penuh ini. 

“Untuk teman-teman penggemar Have Heart dan Quicksand, kalian layak untuk menyimak single kedua kami yang berjudul “Shaping Me”, Lagu terbaru kami ini mengandung rasa berbeda dari band melodic/emotive hardcore pada umumnya,” ujar Lights Out 

Bagi penggemar musik hardcore melodius dengan sentuhan agresif macam More Than Life, Drug Church, Have Heart dan Quicksand, album ini adalah sajian yang wajib dicicipi. Cocok untuk menemani aktivitas penuh energi sekaligus sebagai pengingat bahwa Lights Out tetap menjadi kekuatan yang relevan dalam kancah musik tanah air.  

Album Re-Falling Apart kini dapat dinikmati di berbagai platform streaming sejak 8 November 2024. Jangan lewatkan untuk mendengarkan dan merasakan kembali semangat yang dibawa oleh Lights Out! 


About Lights Out
Lights Out merupakan band melodic hardcore/post hardcore yang beranggotakan Bagaskoro Akmal (Noosebound, Brightside Haze), Wildan Salis (Bizzare), Dandy Gilang (Write The Future, Much), Rizal Tryanto, dan Risang Candrasa (Write The Future). Debut mereka bermusik dimulai sejak merilis EP Falling Apart pada 2013 lalu, dengan menggandeng label rekaman Svnwish Records. April 2024 lalu akhirnya setelah tampil di acara RE:LIVE oleh Heartfelt Collective, akhirnya Light Out resmi kembali aktif di kancah permusikan kota Malang dengan merilis Re-Falling Apart di digital streaming platform via Haum Entertainment.

Contact:
Instagram: https://www.instagram.com/bandoflightsout/
Facebook: https://www.facebook.com/Lightsoutmlg

Jumat, 25 Oktober 2024

Sejarah Skena Musik Reggae dan Band Reggae Populer di Indonesia




Loetju.id - Setelah sebelumnya kita ngomongin skena musik SKA di Indonesia, sekarang yuk bahas Sejarah Skena Musik Reggae dan Band Reggae Populer di Indonesia. Blantika musik tanah air semakin beragam salah satunya dengan kehadiran genre musik Reggae yang nyantai dan berbagai band populer yang melahirkan lagu-lagu legendaris.

Reggae adalah aliran musik yang awalnya dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an. Sekalipun kerap digunakan secara luas untuk menyebut hampir segala jenis musik Jamaika, istilah reggae lebih tepatnya merujuk pada gaya musik khusus yang muncul mengikuti perkembangan ska dan rocksteady.

Reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen pada off-beat atau sinkopasi, yang disebut sebagai skank. Pada umumnya reggae memiliki tempo lebih lambat daripada ska maupun rocksteady. Biasanya dalam reggae terdapat aksentuasi pada ketukan kedua dan keempat pada setiap bar, dengan gitar rhythm juga memberi penekanan pada ketukan ketiga; atau menahan kord pada ketukan kedua sampai ketukan keempat dimainkan. Utamanya "ketukan ketiga" tersebut, selain tempo dan permainan bassnya yang kompleks yang membedakan reggae dari rocksteady, meskipun rocksteady memadukan pembaruan-pembaruan tersebut secara terpisah.


Musik Reggae di Indonesia

Beberapa nama musisi yang terkenal dalam dunia musik Reggae dan sub-ragamnya Indonesia antara lain: Imanez, Tony Q Rastafara, Nonk'Q Nongkray, Mbah Surip, Steven & Coconut Treez, Shaggydog, Souljah, Dhyo Haw, Amtenar, Momonon, Wargi Reborn, Ras Muhamad,Vegetarian reggae,Ras mallas,Marmara. Bobongkong.


Mbah Surip ikon Reggae Indonesia
Nama lengkap mbak Surip adalah Urip Achmad Rijanto, beliau lahir pada 5 Mei 1957 dan wafat pada 4 Agustus 2009, beliau adalah seorang musisi Indonesia. Ia populer karena gaya dan tertawanya yang unik, dan karena lagu Tak Gendong dari albumnya pada tahun 2003 yang juga berjudul Tak Gendong.

Mbah Surip pernah mendapatkan penghargaan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk kategori menyanyi terlama. Ia pernah ikut membintangi beberapa film dan beberapa kali tampil di televisi. Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip mengaku pernah menjalani berbagai macam profesi.

Mbah Surip dikenal dengan pengakuannya di media massa yang sering terdengar bercanda. Dia mengaku pernah bekerja di bidang pengeboran minyak serta tambang berlian. Dia juga mengklaim memiliki gelar Doktorandus, Insinyur, dan MBA, serta pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California. Menurut Mbah Surip, dia menciptakan lagu Tak Gendong saat berada di Amerika Serikat, bertemakan kerja sama saling bahu membahu dan belajar salah.


Band Reggae Shaggydog
Shaggydog adalah sebuah band yang terbentuk pada Tanggal 1 Juni 1997 di Sayidan, sebuah kampung yang terletak di pinggir sungai di tengah kota Jogjakarta. Band yang beranggotakan Heru, Richard, Raymond, Bandizt, Lilik dan Yoyo' ini sepakat untuk menyebut musik yang mereka mainkan sebagai “Doggy Stylee”, yaitu perpaduan antara beberapa unsur musik seperti ska, reggae, jazz, swing dan rock. Shaggydog dipengaruhi oleh band-band seperti Cherry Poppin Daddies, Hepcat, Bob Marley, dan Long Beach Dub Allstars.


Band Reggae Souljah
Souljah adalah salah satu grup musik di Indonesia bergenre Jamaican Music dan Reggae. Band ini membawakan lagu mereka dengan musik aliran Jamaika Jamaican Music. Souljah terbentuk sejak tahun 1998 dengan nama Band awal Arigato.


Band Reggae Steven & Coconut Treez
Coconut Treez (sebelumnya Steven & Coconut Treez) merupakan sebuah grup musik bergenre Reggae asal Indonesia yang berasal dari Jakarta. Grup musik ini dibentuk oleh Steven N. Kaligis pada tahun 2005. Anggotanya berjumlah 7 orang yaitu Steven N. Kaligis (vokal), A. Ray Daulay (gitar), Teguh Wicaksono (gitar), Rival Himran (bass), Iwan (keyboard), "Opa" Tedy Wardhana (perkusi) dan Aci (drum). Album pertamanya ialah The Other Side dirilis pada tahun 2005. dengan lagu hits "Welcome To My Paradise". Steven & Coconut Treez oleh sebagian pengamat musik dianggap mampu membangkitakan kembali musik reggae di Indonesia setelah terakhir pada tahun 1994 melalui penyanyi alm. Imanez dengan lagu "Anak Pantai". Pada tahun 2009, Steven & Coconut Treez memutuskan untuk vakum dari blantika musik Indonesia karena beberapa personil ingin bersolo karir.

Pada awal tahun 2019, Steven & Coconut Treez kembali dari vakum setelah sekian lama dengan single dari lagu lama yang didaur ulang serta di ambil dari album "The Other Side" serta lagu yang berjudul "Kembali" yang diaransemen ulang dengan versi akustik. Pada akhir tahun 2019, Steven & Coconut Treez mengeluarkan single lagu baru dengan judul lagu "Fallin".

Comika

Politika

Gen Z