Gelegar Bhumi Phala: Kolaborasi Mahasiswa KKN UNDIP dengan Turonggo Mudo Ngijingan dalam Upaya Pelestarian Kuda Lumping
Loetju.id - Candimulyo, (3/08) - Kesenian merupakan ekspresi atau aktivitas kreatif yang melibatkan penciptaan dan apresiasi terhadap karya-karya yang dianggap memiliki nilai estetika atau keindahan. Kesenian dapat berupa seni lukis, patung, musik, tari dan sastra. Kesenian biasa digunakan untuk menyampaikan perasaan, ide, cerita serta untuk merefleksikan budaya dan pengalaman manusia.
Gencarnya arus masuk budaya dan teknologi dari seluruh dunia membuat sedikit bergesernya perhatian terhadap kesenian terutama dikalangan anak muda. Oleh karenanya anggota KKN Tim 2 Universitas Diponegoro (UNDIP) Laudy Adqa Febrian Kusuma berusaha untuk mengenalkan tradisi warisan nenek moyang yaitu Kuda Lumping Temanggung kepada kaula muda dan khalayak luar melalui Film Dokumenter “Gelegar Bhumi Phala” yang di tampilkan melalui platform Youtube.
Film Dokumenter “Gelegar Bhumi Phala” ini berisikan mengenai Seni Tari Kuda Lumping yang berada di Dusun Ngijingan, Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. Kesenian Kuda Lumping di Dusun Ngijingan ini telah berdiri sejak tahun 1970-an, Seni Tari ini menceritakan Pertarungan antara Ksatria Berkuda yang berperang melawan kejahatan yang disimbolkan “Bayi Bajang/Leak”.
Dulunya Kuda Lumping ini hanya menggunakan atribut yang simple namun seiring perkembangan zaman banyak sisipan untuk lebih meningkatkan daya tarik, seperti kostum yang sekarang dirancang lebih mewah dan make up yang lebih kompleks. Kearifan lokal yang masih dijaga hingga sekarang ini memiliki nilai budaya yang patut kita jaga dan lestarikan. Turonggo Mudo Ngijingan merupakan Paguyuban Kesenian Kuda Lumping yang telah berdiri sejak tahun 1970-an.
Pembuat film mengangkat tema Kesenian dengan tujuan untuk mengenalkan kepada khalayak luar tentang pentingnya menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa kita, karena kebudayaan adalah pribadi bangsa yang harus tetap dijaga. Melalui Film Dokumenter ini diharapkan adanya kesadaran untuk merawat warisan budaya yang ditinggalkan nenek moyang kepada kita.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar