Comedy, Indie and Creativity

Rabu, 14 Agustus 2024

Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Eco Enzyme




Campusnesia.co.id - Sumub Lor, 1 Agustus 2024-Sampah merupakan limbah yang tak terpisahkan keberadaannya dalam kehidupan masyarakat. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah akan menjadi musuh masyarakat karena keberadaannya yang kotor, menimbulkan bau tak sedap, dan berisiko tinggi menyebarkan penyakit. 

Salah satu permasalahan di Desa Sumub Lor adalah tidak ada pengelolaan sampah yang disediakan oleh pemerintah setempat, seperti tempat pembuangan akhir untuk sampah ataupun truk sampah yang mengangkut sampah seluruh desa. Akibatnya, masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan cara membakar atau menimbun sampah tersebut, hal ini dapat menimbulkan pencemaran udara yang lebih buruk yang berakibat pada munculnya penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau risiko penularan penyakit lainnya akibat penimbunan sampah. 

Oleh karena itu, pada hari Kamis, 1 Agustus 2024, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang ditempatkan di Desa Sumub Lor mengenalkan suatu solusi untuk pengelolaan sampah, khususnya sampah domestik organik berupa eco enzyme. 

Selain diajarkan mengenai tata cara pemanfaatan eco enzyme bagi pengelolaan sampah organik, masyarakat juga diajarkan mengenai tata cara pengelolaan dan pemisahan sampah organik dan anorganik, serta pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Melalui program ini, masyarakat Desa Sumub Lor diharapkan dapat mengelola sampah yang dimilikinya dengan lebih baik sehingga tidak hanya menguntungkan bagi diri sendiri, juga menguntungkan bagi lingkungan sekitar. 


Editor:
Achmad Munandar

Navigasi Masa Depan : Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Menciptakan Peta Kepadatan Penduduk Desa untuk Pembangunan Cerdas Desa Kadipaten


Gambar 1. Sosialisasi Terkait Pengadaan Peta Kepadatan Penduduk 
Desa Kadipaten Bersama Kepala Desa Kadipaten, Senin (29/07/2024), 
foto: dokumentasi penulis)


Loetju.id - Pekalongan, Senin (12/08/24) - Desa Kadipaten yang terletak di Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, saat ini berupaya untuk memperbaiki perencanaan dan pengelolaan pembangunan desa berdasarkan data dinamika pertumbuhan penduduk desa. Pertumbuhan ini disertai dengan berbagai tantangan, termasuk meningkatnya permintaan terhadap infrastruktur dan layanan publik, serta tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

Selain itu, Desa Kadipaten juga berupaya mengantisipasi potensi permasalahan yang mungkin timbul akibat pertumbuhan penduduk yang tidak proporsional. Masalah lingkungan seperti polusi dan pengelolaan sampah merupakan contoh potensi permasalahan yang dapat terjadi di Desa Kadipaten. Berdasarkan dari masalah tersebut juga akan menimbulkan permasalahan kesehatan pada masyarakat daerah padat penduduk. Oleh karena itu, pengadaan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten merupakan hal yang sangat penting.

Peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten merupakan alat yang penting untuk memahami sebaran dan konsentrasi penduduk di berbagai wilayah di Desa Kadipaten. Peta ini mewakili jumlah penduduk yang tinggal di setiap RT dalam desa dan dengan jelas memvisualisasikan wilayah dengan kepadatan penduduk menjadi tinggi, sedang, dan rendah.

Bapak Faiz Makmun, Kepala Desa Kadipaten, menguraikan, “Dengan peta ini, kami bisa melihat di mana konsentrasi penduduk tertinggi sehingga kami dapat merencanakan pembangunan infrastruktur dan layanan publik yang sesuai dengan kebutuhan warga. Peta ini juga menjadi salah satu bentuk informasi desa kepada khalayak umum di luar desa Kadipaten yang belum ada sebelumnya.”

Proses pembuatan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten dilakukan berdasarkan beberapa tahapan utama. Tahapan utama tersebut dalam pembuatan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten ini yaitu pemetaan lapangan dan pemodelan peta.

Pembuatan peta kepadatan penduduk merupakan upaya kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat desa setempat. Proses ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber, termasuk sensus penduduk terkini, data dinas kependudukan, dan observasi lapangan. Proses-proses tersebut dikemas dalam suatu kegiatan yang dinamakan pemetaan kepadatan penduduk desa. Pemetaan kepadatan penduduk desa dilakukan dengan bantuan software seperti google maps, google earth, dan microsoft excel.

Tahap pemodelan peta menjadi langkah akhir dalam pembuatan peta kepadatan penduduk desa. Pemodelan peta dilakukan dengan menggunakan software pemetaan ArcMap 10.8, google earth, dan microsoft excel. Pemodelan peta kepadatan penduduk dibuat berdasarkan data yang telah dikumpulkan sebelumnya, seperti hasil pemetaan daerah Desa Kadipaten, hasil pengolahan data sensus penduduk terbaru, dan data citra satelit peta rupa bumi Indonesia. Pengelompokan daerah padat penduduk dihitung berdasarkan jumlah penduduk setiap RT dibagi dengan luas wilayah (hektare) setiap RT.
 
Gambar 2. Penyerahan Peta Kepadatan Penduduk Desa Kadipaten 
Kepada Kepala Desa Kadipaten, Selasa (30/07/2024), 
(foto: dokumentasi penulis)

Penyerahan hasil pengolahan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten dikemas dalam bentuk peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten dengan ukuran kertas A2 beserta bingkainya. Penyerahan peta tersebut mendapatkan respons dan apresiasi yang baik dari Kepala Desa Kadipaten. 

Peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten ini merupakan langkah awal untuk Desa Kadipaten berkembang. Pengadaan peta tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk kemajuan Desa Kadipaten, seperti perencanaan infrastruktur yang diperlukan sesuai dengan distribusi populasi, memastikan bahwa layanan publik dapat diakses oleh semua penduduk dengan efisien, pemantauan perubahan populasi serta dampaknya terhadap lingkungan, dan nilai positif untuk pengusaha dalam memetakan tempat usahanya pada daerah padat penduduk.



Penulis: 
Muhammad Reyfian Aldika

Fakultas/Prodi: 
Fakultas Teknik / Teknik Geologi

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Ni Kadek Dita Cahyani, S.Si, M.Si, Ph.D. 

Lokasi: 
Desa Kadipaten, Kecamatan Wiradesa
Kabupaten Pekalongan.

Editor:
Achmad Munandar

Peningkatan Literasi di Desa Morobongo, Mahasiswa TIM II KKN UNDIP 2024 Memanfaatkan Ruang di Kantor Desa sebagai Pojok Baca

 


Loetju.id Temanggung (7/8/2024) - Bersama Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), mahasiswa Sastra Indonesia dari Tim II Kuliah Kerja Nyatan (KKN) 2024, Ann Evelin Rahajeng, menyulap ruang kecil di kantor Desa Morobongo menjadi sebuah pojok baca. 

Pojok baca merupakan salah satu bentuk komitmen sekolah melalui perpustakaan mini dalam kelas sebagai upaya dalam mendukung Gerakan Wajib Membaca selama 15 menit sesuai anjuran pemerintah yang tertuang dalam Permendikbud No. 23, Tahun 2015 (Aswat & Nurmaya G, 2019). Dalam hal ini, alih-alih di dalam lingkungan sekolah, pojok baca yang dibangun sebagai bagian dari program monodisiplin Ann adalah pemanfaatan ruang di kantor Desa Morobongo, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.

Upaya peningkatan literasi ini mulanya terbesit saat Ann bertandang ke kantor desa. Acapkali ditemui masyarakat Morobongo yang memiliki keperluan di kantor desa dengan mengajak anak mereka yang seringkali bosan dan kemudian menjadi rewel. Ditambah dengan ruang kosong di depan Unit Pelayanan Terpadu yang berpotensi untuk dimanfaatkan, menambah motivasi Ann untuk makin mematangkan pemanfaatan ruang tersebut sebagai sebuah pojok baca.

Kemudian, dengan melihat salah satu unggahan pada laman Instagram Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) mengenai dibukanya proposal permintaan donasi buku untuk komunitas literasi di seluruh Indonesia, Ann memantapkan gagasan ini sebagai bagian dari program kerja monodisiplinnya selama program KKN periode 2023/2024. Dengan adanya bantuan donasi tersebut, program Pojok Baca dimulai dengan pengukuran space yang terletak di samping kiri pintu masuk utama kantor desa, kemudian penataan rak, dan peletakan buku-buku ke dalam rak sesuai dengan kategori pembaca.

 
Ditutup dengan peresmian dan penyerahan Pojok Baca dari Tim II KKN UNDIP 2024 kepada Kepala Desa Morobongo pada tanggal hari Senin, 12 Agustus 2024, membuka langkah awal pojok baca sebagai upaya peningkatan literasi di Desa Morobongo. Mulai dari buku cerita anak-anak, bisnis, hingga self-development mewarnai jajaran koleksi buku di Pojok Baca Desa Morobongo. Beberapa masyarakat, seperti bapak-bapak perangkat desa dan beberapa anak-anak yang datang dikarenakan bosan menemani orangtua mereka mengurus berkas di kantor desa, telah menjadi bagian dari pembaca yang meramaikan Pojok Baca.



Penulis : 
Ann Evelin Rahajeng

Jurusan/Fakultas : 
Sastra Indonesia/Fakultas Ilmu Budaya

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Sukiswo S.T, M.T.

Lokasi : 
Desa Morobongo, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung

Editor:
Achmad Munandar

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat: Mahasiswi KKN Universitas Diponegoro Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Rancangan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa




Loetju.idPartisipasi masyarakat dalam pembuatan Rancangan Pembangunan Desa merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya partisipasi masyarakat, maka dapat dikatakan adanya demokrasi. Terdapat Kendala partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa dapat berupa kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi, kurangnya waktu dan sumber daya, serta kurangnya dukungan dari pemerintah desa.

Musyawarah desa adalah proses perencanaan pembangunan desa yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa sangat penting karena masyarakat memiliki pengetahuan yang paling mendalam tentang kebutuhan dan masalah di desa mereka. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan desa dan memastikan bahwa kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Dalam hal ini mahasiswa Universitas Diponegoro mengupayakan adanya partisipasi masyarakat dalam Rancangan Pembangunan Desa melalui  Musyawarah Desa. Partisipasi masyarakat di Desa Morobongo kurang, sehingga dengan adanya program tersebut dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya partisipasi masyarakat melalui musyawarah desa. Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro memberikan infografis atau edukasi mengenai partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Desa. 

 
Sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi, memberikan waktu dan sumber daya yang cukup, serta memberikan dukungan dari pemerintah desa. Pemerintah desa juga harus memberikan pengarahan kepada masyarakat bagaimana prosedur menyampaikan aspirasi dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa.

Diharapkan dengan adanya edukasi dan pembuatan infografis mengenai Pentingnya Partisipasi Masyarakat melalui Musyawarah Desa ini dapat memberikan dampak yaitu meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat.. Dengan adanya program kerja tersebut dapat memberikan pengaruh yang baik dan masyarakat desa menjadi meningkat kesadarannya dalam rancangan pembangunan desa khususnya yaitu dalam pemerintahan. Partisipasi masyarakat melalui musyawarah desa menjadi salah satu wadah bagi masyarakat untuk memberikan aspirasi dan kritik untuk pembangunan desa selanjutnya.



Penulis :
Rahma Ayuning Tyas Aviantri/14010121140110

Jurusan / Fakultas :
Ilmu Pemerintahan/ Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing Lapangan :
Sukiswo S.T., M.T

Lokasi :
Desa Morobongo, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung

Editor:
Achmad Munandar

Menumbuhkan Kepedulian Lingkungan: Membuat Biopori untuk Lingkungan Lebih Sehat



Loetju.id - Permasalahan sampah merupakan isu lingkungan yang kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia mulai dari peningkatan volume sampah, jenis sampah dan pengelolaannya, dampak lingkungan, serta kesehatan masyarakat. Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang mudah terurai tetapi jika tidak terkelola dengan baik juga dapat menyebabkan dampak buruk lingkungan. Pada tanggal Selasa, 6 Agustus 2024  telah dilaksanakan program kerja “pembuatan biopori” oleh kader adiwiyata di SMPN 1 Mondokan tentang pengelolaan sampah organik guna memperbaiki kualitas tanah sebagai peningkatan kesadaran sejak dini untuk menjaga lingkungan yang diberikan oleh Vania Rahma Ardana, mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro.

Adanya program kerja dalam pembuatan biopori ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah organik dan dapat memperbaiki kualitas tanah juga turut serta menggerakan masyarakat untuk memilah sampah organik dari jenis sampah lainnya.

Pemilahan sampah masih kurang diperhatikan, karena kebanyakan warga masih mengumpulkan sampahnya menjadi satu dari berbagai jenis sampah lainnya. Sampah yang dikumpulkan tersebut biasanya kemudian dibakar menjadi satu. Maka dari itu, program kerja pembuatan biopori ini guna memanfaatkan  sampah organik untuk memperbaiki kualitas tanah.

 
Dalam pembuatan pipa biopori, langkah pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti pipa dengan ukuran (30-50 cm) dan diameter (4-10 cm), bor pelubang pipa, dan bor tanah. Pertama-tama lubangi pipa biopori beserta tutupnya menggunakan bor pelubang sebanyak 8 hingga 12 lubang yang tersebar merata di sekeliling pipa dengan jarak antar lubang 10-15 cm, pipa biopori yang telah jadi, kemudian lubangi tanah tempat pipa biopori yang akan ditanam menggunakan bor tanah dengan kedalaman sesuai panjang pipa biopori yang digunakan, masukkan pipa biopori dan padatkan sekelilingnya. Setelah itu, tutup biopori dengan tutup pipa yang telah dilubangi.

Adapun perawatan dan pemeliharaan pipa biopori yang perlu diperhatikan yaitu rutin membersihkan permukaan sekitar lubang biopori dari material yang dapat menyumbatkan, jika ada bagian yang rusak atau runtuh segera perbaiki atau buat lubang baru jika diperlukan, isi lubang biopori dengan campuran bahan organik.

Dengan adanya pelatihan pembuatan biopori diharapkan anak-anak dapat teredukasi tentang pentingnya mengelola sampah organik untuk membangun masa depan yang berkelanjutan.  



Editor:
Achmad Munandar

Kreativitas Hijau: Bagaimana Anak Sekolah Mengubah Sampah Menjadi Ecobrick




Loetju.id Sampah plastik masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan dalam pengelolaannya. Jika sampah plastik tidak terkelola dengan baik maka dapat menyebabkan kerusakan alam. Pada tanggal Selasa, 6 Agustus 2024 telah dilaksanakan program kerja “Pembuatan Ecobrick” ke anak-anak kelas 7 di SMPN 1 Mondokan tentang pengelolaan sampah plastik sebagai peningkatan kesadaran sejak dini untuk menjaga lingkungan yang diberikan oleh Vania Rahma Ardana, mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro.

Adanya program kerja dalam pembuatan ecobrick ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah plastik dapat meningkat serta pembuatan ecobrick ini selain sebagai gerakan mengurangi sampah plastik juga turut serta memilah sampah plastik dari jenis sampah lainnya.


Plastik merupakan sebuah material yang sulit terurai dan termasuk bahan recycle/ bahan daur ulang dengan banyak cara pengolahannya. Ecobrick merupakan salah satu pengelolaan sampah plastik yang praktis dan inovatif guna mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Langkah pembuatan ecobrick yang pertama yaitu dengan memilah sampah plastik dari jenis sampah lainnya yang kemudian dipotong menjadi potongan-potongan kecil, setelah itu dimasukan ke dalam botol plastik lalu dipadatkan dan dari kumpulan beberapa botol ecobrick yang dihasilkan tersebut dapat dijadikan sebuah benda yang berguna misalnya kursi.

Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ecobrick yaitu sampah plastik yang digunakan untuk mengisi botol, pastikan dalam keadaan kering dan bersih dari kotoran, sampah plastik yang dimasukkan kedalam botol secukupnya, artinya tidak kurang dan tidak lebih hingga sulit untuk ditutup kembali botolnya. Produk atau benda yang dihasilkan dari ecobrick ini dapat bertahan lama, tergantung dari jenis sampah plastik yang digunakan.  

Dengan adanya pelatihan pembuatan ecobrick diharapkan anak-anak dapat teredukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan serta sebagai langkah dini untuk membangun masa depan yang berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Amankan Keuangan Keluarga: Ibu PKK Wajib Tahu Bahaya Pinjol Ilegal dan Cara Mengelola Uang dengan Money+

 



Loetju.id -Temanggung (2 Agustus 2024) Pinjol Ilegal adalah layanan pinjaman online yang beroperasi di luar pengawasan dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, perusahaan atau individu yang menjalankan pinjol ilegal tidak memiliki izin resmi untuk menjalankan bisnis tersebut. Kewaspadaan terhadap jebakan pinjol ilegal menjadi penting bagi ibu PKK karena jika mereka terjebak di pinjol maka keuangan keluarga mereka akan terancam. Ketika teknologi semakin canggih, perusahaan pinjol illegal ini berusaha untuk menarik nasabah baru dengan berbagai cara. Maka dari itu dibutuhkan kewaspadaan untuk para ibu-ibu agar tetap bijak dalam memilih layanan keuangan serta bisa mengelola keuangnnya dengan baik juga.

Agar para ibu PKK ini bisa melindungi diri dan keluarga dari jeratan pinjol illegal, Mahasiswa KKN Undip melakukan sosialisasi pinjol illegal dan pelatihan manajemen keuangan menggunakan aplikasi money+. Dalam sosialisasi pinjol ini dijelaskan beberapa ciri-ciri pinjol ilegal, cara mengecek apakah itu pinjol ilegal atau bukan, risiko yang terjadi apabila terjebak pinjol illegal serta tips pengelolaan uang yang baik dengan memanfaatkan aplikasi money+ sebagai alat pengelola keuangan keluarga. Dengan menggunakan aplikasi money+ ibu PKK bisa melakukan penganggaran, pencatatan transaksi, serta bisa menganalisis keuangan keluarganya dengan mudah. 

Dengan diadakannya edukasi serta pendampingan tersebut diharapkan keuangan keluarga ibu PKK Desa Kutoanyar dapat terhindar dari jerat pinol ilegal dan mampu mengelola keuangan keluarga secara lebih sehat.

#KKNUndipTim2 #p2kkn #p2kknundip #LPPMUndip #Undip



Penulis : 
Risma Rochimatul Uyun 
(40011421650075) – D4 Akuntansi Perpajakan

Lokasi : 
Grogol, Desa Kutoanyar
Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung

Editor:
Achmad Munandar

KKN Mahasiswa Undip Dorong UMKM Raih Legalitas Usaha




Loetju.idTemanggung (26/07/2024) NIB merupakan nomor identitas berusaha yang digunakan oleh pelaku usaha untuk mendapatkan izin usaha dan izin komersial atau operasional, NIB diterbitkan oleh lembaga OSS (Online Single Submission) di bawah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sertifikat NIB ini penting untuk para pelaku UMKM karena sebagai legalitas usaha mereka. Karena dengan memiliki NIB, pelaku usaha bisa mendapat pengakuan legal, ini sebagai bukti resmi bahwa usaha mereka telah terdaftar dan diakui pemerintah. Selain itu, NIB bisa membantu kemudahan dalam berbisnis seperti perizinan, permodalan di berbagai lembaga keuangan. Maka dari itu, dibutuhkan sertifikat NIB bagi pelaku UMKM guna menunjang usahanya.

Agar pelaku UMKM Desa Kutoanyar mendapat berbagai manfaat dari NIB, mahasiswa KKN Kutoanyar melakukan penyuluhan dan pendampingan pembuatan sertifikat NIB melalui situs OSS. Melalui situs OSS tersebut kita perlu membuat akun terlebih dahulu lalu mengisi semua data yang diperlukan seperti kode KBLI, berapa modal dalam membangun usaha, sejak kapan berdirinya usaha, dimana letak usahanya, berapa kapasitas pertahun usaha tersebut dan lain lain. Setelah mengisi semua data dan menyetujui semua pernyataan yang ada maka NIB akan terbit di hari itu juga. 

Dari hasil survei yang dilakukan, terlihat bahwa masih banyak pelaku UMKM di Desa Kutoanyar yang belum memiliki NIB dikarenakan mereka berfikir pendaftarannya akan rumit dan nantinya akan dikenai pajak tambahan. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya sosialisasi dan pendampingan yang berkelanjutan. Melalui pendekatan door-to-door dan penyediaan leaflet informatif tentang NIB, mahasiswa KKN berupaya mengajak para pelaku UMKM untuk secara aktif berperan dalam meningkatkan legalitas usahanya.




Proses pendampingan tidak hanya berhenti pada pembuatan NIB, tetapi juga mencakup pelatihan penggunaan situs OSS untuk berbagai macam perizinan seperti P-IRT, sertifikat halal, SIUP. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa NIB yang telah diperoleh dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku UMKM."

Dengan adanya NIB, diharapkan UMKM di Desa Kutoanyar dapat meningkatkan daya saingnya, memperluas akses pasar, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi desa.

#KKNUndipTim2 #p2kkn #p2kknUndip #LPPMUndip #Undip



Penulis : 
Risma Rochimatul Uyun 
(40011421650075) – D4 Akuntansi Perpajakan

DPL : 
Dr. Dra. Rr. Hermini Susitianingsih, M.Si.

Lokasi : 
Desa Kutoanyar, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung

Editor:
Achmad Munandar

Kreatif! Mahasiswa KKN Undip Sulap Daun Pandan dan Jeruk Nipis Menjadi Sabun Cuci Piring

 


Loetju.id - Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2023/2024 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jeberes membuat inovasi baru yakni sabun cuci piring yang terbuat dari daun pandan serta jeruk nipis yang ditujukan untuk warga RW 29 Kelurahan Mojosongo.

Sabun cuci piring menjadi kebutuhan wajib dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan sabun cuci piring yang beredar di masyarakat atau yang dikenal sebagai sabun cuci piring kimia yang digunakan secara terus menerus dapat mengakibatkan adanya pencemaran lingkungan jika limbah dari sabun cuci piring tidak diolah terlebih dahulu. Oleh karena itu, didapatkan inovasi pembuatan sabun cuci piring berbahan dasar daun pandan serta jeruk nipis yang ramah lingkungan dan sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan tumbuhan sekitar.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring alami merupakan bahan yang mudah didapatkan di sekitar atau toko terdekat, diantaranya terdapat daun pandan, jeruk nipis, garam dapur, serta bahan kimia tambahan berupa texapon. Cara pembuatan produk tergolong mudah karena cukup mencampur seluruh bahan sampai larut. Jika sudah larut, dapat dilakukan pendiaman selama 2 hari sampai larutan agak mengental. 


Kegiatan edukasi mengenai pembuatan dan manfaat sabun cuci piring alami ini dilaksanakan dengan mendatangi Ibu-Ibu RW 29 Kelurahan Mojosongo yang sedang melaksanakan kegiatan rutinan PKK. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penjelasan singkat melalui poster sebagai media penyampaian informasi dan demonstrasi pembuatan produk sabun cuci piring dari daun pandan serta jeruk nipis.

Pembuatan produk secara mandiri dan berkelanjutan karena prosesnya dan tergolong mudah dan bahan dasar pembuatannya yang sangat melimpah di Kelurahan Mojosongo menjadi harapan dari adanya pelaksanaan program ini. “Dari adanya program kerja KKN ini, diharapkan masyarakat mampu menerapkan tatacara pembuatannya, dan semoga dapat dikembangkan menjadi usaha dalam rangka peningkatan perekonomian” ujar Ketua PKK 01/29 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres.



Editor:
Achmad Munandar

Basmi Hama Pada Tanaman Bunga, Mahasiswa KKN UNDIP Melaksanakan Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati




Loetju.id - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2023/2024 Kelurahan Mojosongo Kecamtan Jebres mengadakan kegiatan pelatihan serta edukasi tentang pembuatan pestisida berbahan dasar limbah bawang merah dan bawang putih, pada hari Sabtu, 27 Juli 2024.

Pada umumnya, kesadaran masyarakat mengenai dampak pestisida kimia sudah mulai membaik, namun pada kenyataannya tingkat pemakaiannya cukup tergolong tinggi dikarenakan minimnya pengetahuan adanya pestisida ramah lingkungan, yakni pestisida nabati.

Berawal dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro atas nama Nailis Sa’diyah melakukan pelatihan dengan ibu-ibu anggota PKK RW 29 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta membuat pestisida nabati sebagai salah satu bentuk pemanfaatan limbah yang sudah tidak digunakan yakni berbahan dasar kulit bawang merah dan bawang putih.


Pestisida nabati merupakan jenis pestisida berbahan dasar tumbuhan yang ramah lingkungan karena sifatnya yang mudah terurai serta tidak menyebabkan resistensi hama ataupun keracunan pada tanaman. Selain itu, proses pembuatan pestisida nabati juga lebih mudah daripada pestisida kimia.

“Sosialasasi pembuatan pestisida nabati diawali dengan pemberian penjelasan mengenai pembuatan produk, dan dilanjutkan dengan praktik secara langsung dengan ibu-ibu PKK RW 29 Dusun Ngemplak Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta” ucap Nailis, salah satu anggota KKN Tim II Universitas Diponegoro program studi kimia.

Adapun bahan dasar untuk pestisida nabati ini berupa kulit bawang merah dan bawang putih. Teknik pembuatan produk sangatlah mudah, murah, dan dapat dilakukan oleh siapa saja sehingga dapat menghemat dari segi biaya produksi produk. Tahapan pembuatan diawali dengan pengumpulan kulit bawang merah dan bawang putih dalam suhu ruang, kemudian dilakukan perendaman kulit bawang putih dan bawang merah ke dalam botol bekas air mineral berukuran 1,5 L. Rendaman ini lalu ditutup dan dilakukan fermentasi selama 48 jam sebelum diaplikasikan pada tanaman.

Salah satu kader PKK RT 02 RW 29 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres, Surakarta, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro.

“Kegiatan yang telah dilakukan sangat menambah wawasan baru bagi kami, sehingga dengan adanya sosialisasi terkait pemanfaatan limbah rumah tangga khususnya kulit bawang merah dan bawang putih yang biasanya dibuang begitu saja, dapat berguna untuk pembuatan pestisida yang ramah lingkungan dan bermanfaat untuk pembasmian tanaman”, ujar Bu Sri.

Tim II KKN Universitas Diponegoro Tahun 2023/2024 terdiri dari mahasiswa yang berasal dari berbagai prodi dan dalam pelaksanaan di Dusun Ngemplak Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta dibimbing oleh Drs. Catur Kepirianto, M. Hum.



Editor:
Achmad Munandar

Comika

Politika

Gen Z