Comedy, Indie and Creativity

Rabu, 14 Agustus 2024

Edukasi Etika dalam Media Sosial, Mahasiswa Undip Gelar Pelatihan Komunikasi Digital

 
Pelaksanaan Program Kerja “Komunikasi Digital di Era Modern: 
Etika Penggunaan Media Sosial yang Baik 
dan Pelatihan Pengiriman Email yang Efektif."  Senin (29/07/2024)

Loetju.id - Mahasiswa KKN tim II Universitas Diponegoro berhasil menyelenggarakan program kerja "Komunikasi Digital di Era Modern: Etika Penggunaan Media Sosial yang Baik dan Pelatihan Pengiriman Email yang Efektif." Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk anak kelas 8 SMP Bhineka Karya Kemusu, Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada 29 Juli 2024.

Media sosial menjadi fenomena yang sangat mendominasi dalam kehidupan remaja. Pesatnya perkembangan teknologi membuat generasi muda semakin kesulitan dalam memilih dan memilah dampak positif maupun negatif ketika menggunakan media sosial. Permasalahan tersebut menarik perhatian mahasiswa KKN Undip untuk mengedukasi anak remaja agar mampu bersikap bijak dan memanfaatkan media sosial dengan baik. Pelaksana program, Naila Ritanti Putri menjelaskan bahwa etika dalam menggunakan media sosial sangat menentukan masa depan para remaja, mengingat telah banyak pelanggaran etika yang dilakukan remaja saat ini ketika berkomentar atau membuat konten di media sosial.

Materi yang disampaikan dalam program tersebut meliputi cara menghubungi guru atau dosen dengan baik, memilah informasi yang akurat, hingga bentuk - bentuk pelanggaran dalam media sosial dan konsekuensi kedepannya. Setelah itu, mahasiswa memberikan pelatihan pengiriman email yang benar dan mengarahkan siswa untuk mempraktikkannya. Hal tersebut sangat penting untuk dipahami oleh siswa karena penggunaan email akan dibutuhkan ketika telah memasuki dunia perkuliahan ataupun pekerjaan.


Penyerahan Luaran Leaflet Kepada Guru SMP Bhineka Karya Kemusu 
Untuk Program Kerja “Komunikasi Digital di Era Modern: 
Etika Penggunaan Media Sosial yang Baik 
dan Pelatihan Pengiriman Email yang Efektif."  Senin (29/07/2024)

Setelah memberikan pemahaman mengenai media sosial, mahasiswa KKN juga memberikan luaran program berupa leaflet yang berisi langkah - langkah mengirim email supaya para siswa dapat mengingat ataupun mempelajari kembali.



Editor:
Achmad Munandar

Kembangkan Rasa Percaya Diri Anak, Mahasiswa Undip Selenggarakan Pelatihan Public Speaking


Pelatihan Public Speaking pada Anak Kelas 6 SDN 01 Guwo, 
Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Jumat (26/07/2024)


Loetju.id - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro berhasil menyelanggarakan program kerja "Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Pelatihan Public Speaking Untuk Siswa Kelas 6 SDN 01 Guwo" di Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada 26 Juli 2024. Melalui serangkaian kegiatan yang menarik dan interaktif, mahasiswa KKN berupaya membangkitkan rasa percaya diri serta mengembangkan softskill para siswa. Menanamkan kemampuan berkomunikasi yang baik sejak dini merupakan langkah penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di masa depan.

Pelaksana Program, Naila Ritanti Putri menjelaskan bahwa pelatihan kemampuan public speaking akan melatih anak - anak untuk lebih aktif dalam kegiatan atau esktrakulikuler yang diikuti di sekolah sehingga mereka dapat menciptakan prestasi. Para siswa juga diharapkan mampu mengekspresikan perasaan atau pendapatnya dengan komunikasi yang baik dan bijak. Kemampuan public speaking yang telah terbentuk sejak dini akan membantu mereka kedepannya, terutama dalam menghadapi dunia kerja ataupun berkomunikasi di depan umum.

Penyerahan Modul Pembelajaran “Public Speaking” 
Kepada Guru SDN 01 Guwo Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, 
Jumat (26/07/2024)

Kegiatan pelatihan tersebut dimulai dengan menjelaskan materi public speaking yang mencakup etika, tentangan, jenis, hingga unsur penting yang perlu diperhatikan dalam public speaking. Setelah menjelaskan materi, siswa diarahkan untuk mempraktikkan public speaking seperti cara perkenalan yang baik, bercerita pengalaman liburan, ataupun pidato di depan kelas. Pendampingan dari mahasiswa memperlihatkan dampak yang positif pada kepercayaan diri siswa. Hal tersebut terlihat pada siswa yang mulanya takut untuk berbicara menjadi lebih berani dan komunikatif.

Selain melatih siswa dalam mempraktikkan public speaking, mahasiswa juga memberikan modul pembelajaran kepada guru yang berisi materi public speaking. Modul tersebut diharapkan dapat menjadi panduan yang efektif bagi guru untuk melanjutkan pendalaman kemampuan siswa dalam berkomunikasi.



Editor:
Achmad Munandar

Masyarakat Desa Bagor Bantu Racikkan Eco Enzyme Bersama Mahasiswa KKN Tim II Undip

 


Loetju.idEco enzyme merupakan cairan alami yang ramah lingkungan dan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Cairan eco enzyme dihasilkan dari limbah organik rumah tangga yang dicampur dengan air dan cacahan gula jawa kemudian difermentasi selama 3 bulan atau 90 hari. Hasil fermentasi dari eco enzyme yaitu berupa cairan berwarna cokelat muda hingga cokelat tua, dengan aroma asam yang segar dan khas. 

Limbah organik yang dibutuhkan untuk membuat eco enzyme dapat berupa sayuran maupun buah-buahan sisa yang kemudian dipotong kecil-kecil. Semua sisa sayur ataupun buah-buahan dapat digunakan untuk membuat eco enzyme, kecuali pada kategori tertentu seperti sisa sayur atau buah yang sudah dimasak, busuk atau berjamur, berminyak, dan kering atau keras.

Kegiatan pembuatan eco enzyme yang dilaksanakan pada hari Selasa, 07 Agustus 2024, bertempat di Pendopo Balai Desa Bagor, diikuti oleh perwakilan masyarakat desa Bagor dengan sangat antusias. Peserta yang mengikuti kegiatan terdiri dari seluruh perwakilan bapak atau ibu RT se Desa Bagor, perwakilan dari LP2MD dan BPD, perwakilan dari perangkat desa Bagor, dan tentunya seluruh mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro. 

Tidak hanya mensosialisasikan materi terkait eco enzyme dan pemanfaatannya saja, mahasiswa KKN juga mengajak peserta untuk ikut terjun langsung dalam membuat eco enzyme. Terdapat 2 peserta, yakni Bapak Sukir dan Ibu Karsiyem selaku perwakilan dari peserta bersedia maju ke depan untuk membantu mahasiswa KKN dalam membuat eco enzyme. Mahasiswa KKN hanya memandu Bapak Sukir dan Ibu Karsiyem dalam membuat eco enzyme sesuai dengan tahapannya, mulai dari memasukkan bahan-bahan hingga menyimpan eco enzyme dengan tepat. 

Adapun langkah-langkah membuat eco enzyme, yaitu memasukkan bahan-bahan seperti air, gula jawa, dan potongan kulit buah ke dalam botol atau wadah yang sudah disediakan. Langkah selanjutnya botol yang sudah terisi air, gula jawa, dan potongan kulit buah ditutup rapat dan eco enzyme siap difermentasi selama 90 hari. Terdapat beberapa ketentuan tempat untuk menyimpan eco enzyme antara lain, yaitu tempat tidak terkena sinar matahari secara langsung, tempat memiliki sirkulasi udara yang baik, jauh dari WC, tong sampah, tempat pembakaran sampah, dan bahan-bahan kimia. 


Pada akhir kegiatan, mahasiswa KKN memberikan poster sekaligus menyampaikan manfaat dari eco enzyme dan penjelasan singkat terkait dengan takaran penggunaan eco enzyme dalam kehidupan sehari-hari. Bapak Sukir selaku Ketua RT 09 Desa Bagor menyampaikan bahwa, eco enzyme dapat dijadikan sebagai pestisida dan pupuk alami, dimana penggunaan eco enzyme tersebut dapat memicu pertumbuhan tanaman yang cukup maksimal. 

Kemudian untuk pengaplikasian eco enzyme yang dijadikan sebagai obat semprotpun sangat mudah, yaitu dengan menyemprotkan eco enzyme yang sudah dicampur dengan air pada daun tanaman secara berkala. Cairan eco enzyme juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Cairan ini dapat digunakan sebagai pembersih alami, detergen, disinfektan, dan penghilang bau. Eco enzyme juga dapat membantu pengolahan air limbah dengan memecah polutan, menjadikannya solusi berkelanjutan untuk pelestarian lingkungan, dan bahan pembenah tanah.

Produksi dan penggunaan eco enzyme sangat berkontribusi pada pengurangan limbah dan jejak karbon yang lebih rendah. Eco enzyme dapat meminimalkan limbah di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi emisi gas metana, yang merupakan salah satu jenis gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Bahan-bahannya yang alami memastikan bahwa tidak ada bahan kimia berbahaya yang masuk ke lingkungan, sehingga menjadikannya sebagai bahan alternatif yang aman dan berkelanjutan dibandingkan produk konvensional lainnya. 



Penulis: Fatimah Usfatina 
Program Stud Biologi
Fakultas Sains dan Matematika (FSM)

DPL: 
Mochamad Rizki Fitrianto, S. AP., M. AP. 

Lokasi KKN: 
Desa Bagor, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah

Editor:
Achmad Munandar

Peduli Lingkungan, Mahasiswa KKN Undip di Desa Tambakboyo Lakukan Pengolahan Minyak Goreng Bekas Menjadi Lilin Aromaterapi Berdaya Jual




Campusnesia.co.idRumah tangga merupakan penyumbang limbah terbanyak di Indonesia. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah limbah cair berupa minyak goreng bekas atau lebih dikenal dengan sebutan minyak jelantah. Minyak jelantah dapat memberikan efek yang buruk bagi kesehatan dan juga lingkungan. Minyak jelantah bila terus digunakan dapat menjadi pemicu penyakit kanker karena mengandung senyawa yang bersifat karsinogenik. 

Apabila sudah tidak dapat digunakan, minyak jelantah sering dianggap sebagai limbah yang sudah tak bernilai lagi sehingga umumnya akan dibuang begitu saja. Minyak jelantah tersebut biasanya akan dibuang ke selokan atau tanah dekat rumah. Padahal pembuangan secara sembarangan tersebut dapat menimbulkan permasalahan seperti terjadinya penyumbatan saluran air dan pori-pori tanah karena minyak terserap dan menggumpal. Hal ini akan berimbas pada kualitas air, mengerasnya tekstur tanah, dan berkurangnya tingkat kesuburan tanah. Oleh sebab itu, perlu adanya tindakan untuk meminimalkan limbah minyak jelantah dan mengurangi pencemaran lingkungan. 

Pada hari Sabtu, 27 Juli 2024 Mahasiswa KKN UNDIP Tim II memberikan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbasis minyak jelantah pada ibu-ibu RT 2/RW 2 di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Pembuatan lilin aromaterapi ini dihadiri oleh 30 orang yang sangat antusias dalam mendengarkan materi dan demonstrasi yang berlangsung ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. 


Kegiatan ini diawali dengan membagikan leaflet dan memaparkan materi mengenai minyak jelantah dan lilin aromaterapi. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi dengan proses pemanasan menggunakan bahan yang sederhana seperti minyak jelantah, stearic acid, pewarna oil based, dan essential oil. Digunakan pula alat-alat yang ada disekitar dan mudah dicari seperti panci, sumbu, pengaduk, dan cetakan yang dapat berupa gelas sloki atau cetakan bermotif. Pembuatan lilin sendiri diawali dengan memanaskan minyak dan kemudian ditambahkan stearic acid dengan menggunakan perbandingan 1:1. Setelah tercampur rata ditambahkan pula pewarna untuk mempercantik tampilan dan kemudian ditambahkan pula essential oil untuk memberikan bau yang sedap. Bau yang ditambahkan dapat berupa sereh, lemon, ataupun lavender. Minyak tersebut kemudian dituangkan pada cetakan yang telah disediakan dan diberi sumbu kemudian biarkan hingga mengeras. 

Kegiatan ini mendapat respon yang sangat positif dari warga, ditunjukkan dengan adanya rasa ingin mencoba sendiri dirumah dan ingin membuatnya menjadi souvenir pernikahan. 
“Terselenggaranya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami karena memberikan gambaran bahwa minyak jelantah masih dapat dimanfaatkan kembali menjadi sebuah produk dan produk ini dapat dimanfaatkan juga menjadi souvenir pernikahan,” ujar Ibu RT 2/RW 2, Purwanti. 

Kegiatan ini ditutup dengan foto bersama dan pembagian lilin yang telah didemonstrasikan. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi alternatif dalam mengurangi pembuangan minyak jelantah secara sembarangan dalam skala rumah tangga.



Editor:
Achmad Munandar

Luar Biasa! Mahasiswa KKN Undip Berikan Pemahaman Pembuatan Biobriket berbasis Daun Kering




Campusnesia.co.id -  Limbah organik merupakan limbah yang mudah untuk didaur ulang, pada umumnya di pedesaan banyak menghasilkan limbah berupa daun kering karena banyaknya pohon yang ditanam. Untuk mengatasi menumpuknya daun kering tersebut hal yang biasa dilakukan adalah dengan membakarnya dan kemudian dibiarkan begitu saja. Padahal, daun kering dapat dimanfaatkan untuk diubah menjadi produk yang bernilai guna salah satunya adalah briket. Biobriket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat dibuat dari biomassa dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya seperti daya tahan lebih lama dan tidak banyak mengeluarkan asap.  

Pada hari Minggu, 28 Juli 2024 Mahasiswa KKN Undip Tim II Tahun 2024, Fatimah, menjalankan program kerja dengan judul  “Pembuatan Biobriket Berbasis Limbah Daun Kering Hasil Rumah Tangga di Desa Tambakboyo” dengan sasaran adalah ibu-ibu RT 5/RW 2 Desa Tambakboyo, Sukoharjo dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang dan dilaksanakan pada siang hari pukul 13.00 WIB. 

Kegiatan ini diawali dengan membagikan leaflet, dilanjutkan dengan pemaparan mengenai limbah organik dan biobriket berbasis daun kering, kemudian memberikan percontohan pembuatan biobriket. Biobriket dibuat dengan alat dan bahan yang sederhana. Proses pembuatan biobriket pun tergolong mudah, diawali dengan mengeringkan daun untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya, kemudian membakar daun hingga menjadi arang, lalu mengecilkan ukuran daun supaya menjadi serbuk dan diberi adonan tepung tapioka dengan perbandingan 2:1, kemudian dicetak menggunakan cetakan, dan jemur biobriket yang sudah dicetak. Kegiatan ini mendapat respon yang positif dengan ditunjukkannya antusias dari para peserta yang hadir memberikan berbagai macam pertanyaan mengenai biobriket itu sendiri.

“Pembuatan briket merupakan ilmu yang baru, terimakasih telah berbagi ilmu kepada kami semoga bermanfaat,” ujar Ibu Harsanti salah satu warga yang hadir.

Diharapkan dengan adanya program kerja ini dapat menambah wawasan dan menimbulkan rasa ingin berwirausaha pada tiap individu sehingga dapat menambah penghasilan rumah tangga. Serta meningkatkan kreativitas warga dan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar.



Editor:
Achmad Munandar

Membangun Generasi Bersih: Edukasi Bahaya Narkotika kepada Karang Taruna “Cahaya Muda” Dukuh Sisiran, Desa Majegan

 


Loetju.idPada hari Jumat, 2 Agustus 2024, kegiatan edukasi dilaksanakan oleh Viptasyah Giri Nakhla Aqila mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang di Dukuh Sisiran, Desa Majegan, Kabupaten Klaten. Kegiatan edukasi diselenggarakan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pemuda Karang Taruna setempat mengenai bahaya narkotika serta ketentuan hukum yang mengatur penyalahgunaannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Edukasi ini dilaksanakan sebagai bagian dari program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sedang dijalani oleh Viptasyah. Bertempat di rumah salah satu anggota Karang Taruna, kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 24 anggota Karang Taruna “Cahaya Muda” serta Ketua RT Dukuh Sisiran. 

Dalam sesi edukasi tersebut, Viptasyah Giri Nakhla Aqila menyampaikan materi yang komprehensif terkait narkotika. Ia menjelaskan mengenai pengertian narkotika, jenis-jenis narkotika yang sering disalahgunakan, serta bahaya dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkotika. Lebih lanjut, Viptasyah juga memaparkan ketentuan pidana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, yang memberikan sanksi berat bagi pelaku penyalahgunaan narkotika.

Tidak hanya itu, mahasiswa Fakultas Hukum tersebut juga memberikan informasi mengenai cara-cara efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja dan masyarakat umum. Salah satu pendekatan yang ditekankan adalah peran aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga dan lingkungan sekitar, dalam melakukan pencegahan dini.

Sebagai bagian dari kegiatan edukasi ini, Viptasyah Giri Nakhla Aqila juga membagikan leaflet yang berisi materi-materi terkait bahaya narkotika kepada para peserta. Leaflet tersebut diharapkan dapat menjadi panduan bagi para pemuda Karang Taruna dalam menyebarkan informasi yang mereka dapatkan kepada rekan-rekan mereka yang lain, sehingga upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika dapat lebih efektif.

Latar belakang dari digelarnya kegiatan edukasi ini adalah semakin meningkatnya permasalahan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja. Meski Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 telah menetapkan sanksi pidana yang berat bagi para pelaku, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya narkotika dan ketentuan hukum yang mengaturnya membuat upaya pencegahan masih sering tidak efektif. Oleh karena itu, kegiatan semacam ini sangat penting untuk terus dilakukan agar masyarakat, terutama generasi muda, memiliki kesadaran yang lebih baik dalam menghadapi ancaman narkotika. 

Kegiatan edukasi yang dilakukan oleh Viptasyah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan menjadi langkah awal yang efektif dalam upaya memerangi penyalahgunaan narkotika di Dukuh Sisiran, Desa Majegan, serta menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk turut serta dalam kegiatan serupa di wilayah mereka masing-masing.



Editor:
Achmad Munandar

Satgas PPKS Sebagai Wadah Melindungi Korban Atas Tindak Kekerasan Seksual

 

Loetju.idSidorejo, 1 Agustus 2024 - Menurut Kabid pemberdayaan perempuan DPM PPA, Kota Pekalongan dari data pada tahun 2023 terdapat 21 kasus kekerasan pada anak, dan 18 kasus kekerasan pada Perempuan.

Maraknya kasus kekerasan yang terjadi terhadap anak dan Perempuan tersebut membuat diperlukannya pembentukan Satgas PPKS untuk menurunkan angka persoalan tersebut sekaligus sebagai wadah untuk melindungi korban atas tindak kekerasan seksual.
 
Satgas PPKS sendiri merupakan satu langkah konkret yang diambil oleh anak muda dalam melibatkan diri ikut serta aktif dalam memerangi dan menceegah kekerasan seksual.

Peran serta fungsi dari Satgas PPKS, diantaranya:

• Pencegahan
Satgas PPKS bertanggungjawab untuk mengembangkan program pencegahan kekerasan seksual yang mencakup penyuluhan, pelatihan, dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan membentuk budaya yang tidak mentolerir kekerasan seksual.

• Penanganan Kasus
Apabila terjadi kekerasan atau pelecehan seksual, Satgas PPKS akan menjadi lembaga yang menangani pengaduan, memberikan dukungan kepada program dan memastikan bahwa kasus tersebut ditangani dengan keadilan dan berkelanjutan.

• Pemberian Dukungan
Satgas PPKS menyediakan dukungan psikologis dan konseling bagi korban kekerasan seksual. Dengan membantu korban dalam mengakses layanan kesehatan dan hukum yang diperlukan.

• Pelaporan Dan Pemantauan 
Satgas PPKS memiliki fungsi untuk mengumpulkan dan menganalisis data terkait kekerasan seksual di lingkungan desa. Ini memabantu dalam pemantauan kejadian dan pola perilaku yang memerlukan intervensi lebih lanjut.

• Advokasi Dan Pendidikan
Satgas PPKS berperan sebagai advokat bagi hak-hak korban dan mengadovokasi perubahan kebijakan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif.

Adapun pentingnya pembentukan Satgas PPKS yakni untuk melindungi Hak Asasi Manusia, khususnya hak setiap individu untuk bebas dari kekerasan dan pelecehan seksual serta memberikan dukungan berkelanjutan bagi korban. Memastikan bahwa mereka tidak hanya mendaptkan pertolongan sesaat tetapi juga pembimbingan jangak panjang untuk pemulihan mereka. 


Diharapkan dengan adanya  pembentukan satgas PPK maka dapat mengoptimalkan pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan desa agar menciptakan lingkungan yang inklusif, berkebinekaan, dan aman bagi semua. 



Penulis : 
Sisilia Rahma
Mahasiwa Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro


Editor:
Achmad Munandar

Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Eco Enzyme




Campusnesia.co.id - Sumub Lor, 1 Agustus 2024-Sampah merupakan limbah yang tak terpisahkan keberadaannya dalam kehidupan masyarakat. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah akan menjadi musuh masyarakat karena keberadaannya yang kotor, menimbulkan bau tak sedap, dan berisiko tinggi menyebarkan penyakit. 

Salah satu permasalahan di Desa Sumub Lor adalah tidak ada pengelolaan sampah yang disediakan oleh pemerintah setempat, seperti tempat pembuangan akhir untuk sampah ataupun truk sampah yang mengangkut sampah seluruh desa. Akibatnya, masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan cara membakar atau menimbun sampah tersebut, hal ini dapat menimbulkan pencemaran udara yang lebih buruk yang berakibat pada munculnya penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau risiko penularan penyakit lainnya akibat penimbunan sampah. 

Oleh karena itu, pada hari Kamis, 1 Agustus 2024, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang ditempatkan di Desa Sumub Lor mengenalkan suatu solusi untuk pengelolaan sampah, khususnya sampah domestik organik berupa eco enzyme. 

Selain diajarkan mengenai tata cara pemanfaatan eco enzyme bagi pengelolaan sampah organik, masyarakat juga diajarkan mengenai tata cara pengelolaan dan pemisahan sampah organik dan anorganik, serta pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Melalui program ini, masyarakat Desa Sumub Lor diharapkan dapat mengelola sampah yang dimilikinya dengan lebih baik sehingga tidak hanya menguntungkan bagi diri sendiri, juga menguntungkan bagi lingkungan sekitar. 


Editor:
Achmad Munandar

Navigasi Masa Depan : Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Menciptakan Peta Kepadatan Penduduk Desa untuk Pembangunan Cerdas Desa Kadipaten


Gambar 1. Sosialisasi Terkait Pengadaan Peta Kepadatan Penduduk 
Desa Kadipaten Bersama Kepala Desa Kadipaten, Senin (29/07/2024), 
foto: dokumentasi penulis)


Loetju.id - Pekalongan, Senin (12/08/24) - Desa Kadipaten yang terletak di Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, saat ini berupaya untuk memperbaiki perencanaan dan pengelolaan pembangunan desa berdasarkan data dinamika pertumbuhan penduduk desa. Pertumbuhan ini disertai dengan berbagai tantangan, termasuk meningkatnya permintaan terhadap infrastruktur dan layanan publik, serta tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

Selain itu, Desa Kadipaten juga berupaya mengantisipasi potensi permasalahan yang mungkin timbul akibat pertumbuhan penduduk yang tidak proporsional. Masalah lingkungan seperti polusi dan pengelolaan sampah merupakan contoh potensi permasalahan yang dapat terjadi di Desa Kadipaten. Berdasarkan dari masalah tersebut juga akan menimbulkan permasalahan kesehatan pada masyarakat daerah padat penduduk. Oleh karena itu, pengadaan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten merupakan hal yang sangat penting.

Peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten merupakan alat yang penting untuk memahami sebaran dan konsentrasi penduduk di berbagai wilayah di Desa Kadipaten. Peta ini mewakili jumlah penduduk yang tinggal di setiap RT dalam desa dan dengan jelas memvisualisasikan wilayah dengan kepadatan penduduk menjadi tinggi, sedang, dan rendah.

Bapak Faiz Makmun, Kepala Desa Kadipaten, menguraikan, “Dengan peta ini, kami bisa melihat di mana konsentrasi penduduk tertinggi sehingga kami dapat merencanakan pembangunan infrastruktur dan layanan publik yang sesuai dengan kebutuhan warga. Peta ini juga menjadi salah satu bentuk informasi desa kepada khalayak umum di luar desa Kadipaten yang belum ada sebelumnya.”

Proses pembuatan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten dilakukan berdasarkan beberapa tahapan utama. Tahapan utama tersebut dalam pembuatan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten ini yaitu pemetaan lapangan dan pemodelan peta.

Pembuatan peta kepadatan penduduk merupakan upaya kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat desa setempat. Proses ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber, termasuk sensus penduduk terkini, data dinas kependudukan, dan observasi lapangan. Proses-proses tersebut dikemas dalam suatu kegiatan yang dinamakan pemetaan kepadatan penduduk desa. Pemetaan kepadatan penduduk desa dilakukan dengan bantuan software seperti google maps, google earth, dan microsoft excel.

Tahap pemodelan peta menjadi langkah akhir dalam pembuatan peta kepadatan penduduk desa. Pemodelan peta dilakukan dengan menggunakan software pemetaan ArcMap 10.8, google earth, dan microsoft excel. Pemodelan peta kepadatan penduduk dibuat berdasarkan data yang telah dikumpulkan sebelumnya, seperti hasil pemetaan daerah Desa Kadipaten, hasil pengolahan data sensus penduduk terbaru, dan data citra satelit peta rupa bumi Indonesia. Pengelompokan daerah padat penduduk dihitung berdasarkan jumlah penduduk setiap RT dibagi dengan luas wilayah (hektare) setiap RT.
 
Gambar 2. Penyerahan Peta Kepadatan Penduduk Desa Kadipaten 
Kepada Kepala Desa Kadipaten, Selasa (30/07/2024), 
(foto: dokumentasi penulis)

Penyerahan hasil pengolahan peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten dikemas dalam bentuk peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten dengan ukuran kertas A2 beserta bingkainya. Penyerahan peta tersebut mendapatkan respons dan apresiasi yang baik dari Kepala Desa Kadipaten. 

Peta kepadatan penduduk Desa Kadipaten ini merupakan langkah awal untuk Desa Kadipaten berkembang. Pengadaan peta tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk kemajuan Desa Kadipaten, seperti perencanaan infrastruktur yang diperlukan sesuai dengan distribusi populasi, memastikan bahwa layanan publik dapat diakses oleh semua penduduk dengan efisien, pemantauan perubahan populasi serta dampaknya terhadap lingkungan, dan nilai positif untuk pengusaha dalam memetakan tempat usahanya pada daerah padat penduduk.



Penulis: 
Muhammad Reyfian Aldika

Fakultas/Prodi: 
Fakultas Teknik / Teknik Geologi

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Ni Kadek Dita Cahyani, S.Si, M.Si, Ph.D. 

Lokasi: 
Desa Kadipaten, Kecamatan Wiradesa
Kabupaten Pekalongan.

Editor:
Achmad Munandar

Peningkatan Literasi di Desa Morobongo, Mahasiswa TIM II KKN UNDIP 2024 Memanfaatkan Ruang di Kantor Desa sebagai Pojok Baca

 


Loetju.id Temanggung (7/8/2024) - Bersama Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), mahasiswa Sastra Indonesia dari Tim II Kuliah Kerja Nyatan (KKN) 2024, Ann Evelin Rahajeng, menyulap ruang kecil di kantor Desa Morobongo menjadi sebuah pojok baca. 

Pojok baca merupakan salah satu bentuk komitmen sekolah melalui perpustakaan mini dalam kelas sebagai upaya dalam mendukung Gerakan Wajib Membaca selama 15 menit sesuai anjuran pemerintah yang tertuang dalam Permendikbud No. 23, Tahun 2015 (Aswat & Nurmaya G, 2019). Dalam hal ini, alih-alih di dalam lingkungan sekolah, pojok baca yang dibangun sebagai bagian dari program monodisiplin Ann adalah pemanfaatan ruang di kantor Desa Morobongo, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.

Upaya peningkatan literasi ini mulanya terbesit saat Ann bertandang ke kantor desa. Acapkali ditemui masyarakat Morobongo yang memiliki keperluan di kantor desa dengan mengajak anak mereka yang seringkali bosan dan kemudian menjadi rewel. Ditambah dengan ruang kosong di depan Unit Pelayanan Terpadu yang berpotensi untuk dimanfaatkan, menambah motivasi Ann untuk makin mematangkan pemanfaatan ruang tersebut sebagai sebuah pojok baca.

Kemudian, dengan melihat salah satu unggahan pada laman Instagram Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) mengenai dibukanya proposal permintaan donasi buku untuk komunitas literasi di seluruh Indonesia, Ann memantapkan gagasan ini sebagai bagian dari program kerja monodisiplinnya selama program KKN periode 2023/2024. Dengan adanya bantuan donasi tersebut, program Pojok Baca dimulai dengan pengukuran space yang terletak di samping kiri pintu masuk utama kantor desa, kemudian penataan rak, dan peletakan buku-buku ke dalam rak sesuai dengan kategori pembaca.

 
Ditutup dengan peresmian dan penyerahan Pojok Baca dari Tim II KKN UNDIP 2024 kepada Kepala Desa Morobongo pada tanggal hari Senin, 12 Agustus 2024, membuka langkah awal pojok baca sebagai upaya peningkatan literasi di Desa Morobongo. Mulai dari buku cerita anak-anak, bisnis, hingga self-development mewarnai jajaran koleksi buku di Pojok Baca Desa Morobongo. Beberapa masyarakat, seperti bapak-bapak perangkat desa dan beberapa anak-anak yang datang dikarenakan bosan menemani orangtua mereka mengurus berkas di kantor desa, telah menjadi bagian dari pembaca yang meramaikan Pojok Baca.



Penulis : 
Ann Evelin Rahajeng

Jurusan/Fakultas : 
Sastra Indonesia/Fakultas Ilmu Budaya

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Sukiswo S.T, M.T.

Lokasi : 
Desa Morobongo, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung

Editor:
Achmad Munandar

Comika

Politika

Gen Z