Mengubah Limbah Menjadi Cuan, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2024 Mengembangkan Inovasi Eco Briket dari Limbah Ternak
Loetju.id - Bandungan, Klaten (15/08/2024) - Desa Bandungan dikenal sebagai salah satu desa dengan sektor peternakan yang berkembang pesat, terutama dalam produksi susu sapi dan sapi potong. Namun, kesuksesan ini juga memunculkan masalah baru, yaitu limbah ternak yang tidak terkelola dengan baik. Kotoran ternak yang menumpuk menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengganggu kenyamanan warga. Hingga saat ini, permasalahan limbah ternak yang tidak terkelola dengan baik belum dapat terselesaikan. Hal ini menjadi perhatian penting mengingat limbah ternak yang tidak terkelola dapat menjadi ancaman bagi kesehatan warga di Desa Bandungan.
Menanggapi hal tersebut, pada tanggal 15 Agustus 2024 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024 melaksanakan program inovatif dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan di Desa Bandungan. Program yang diberi nama “Bandungan Eco Briket” ini fokus pada pemanfaatan feses sapi yang melimpah menjadi briket sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan. KKN Tim II UNDIP melihat potensi besar dalam mengatasi permasalahan ini dengan mengubah limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Program ini teridiri dari serangkaian acara dalam bentuk sosialisasi dan demonstrasi yang dikaitkan dengan bidang keilmuan dari masing-masing fakultas. Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2024, Michael Febrian Sitorus yang berasal dari program studi Akuntansi turut andil dalam kegiatan ini dengan melakukan sosialisasi terkait strategi pemasaran dan juga perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Bandungan Eco Briket.
Tahap awal dari program ini adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah organik dan potensi pemanfaatan feses sapi sebagai bahan baku briket. Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2024 kemudian melakukan demonstrasi pembuatan briket kepada kelompok Masyarakat. Proses pembuatan briket melibatkan beberapa tahap, mulai dari pengeringan feses, pencampuran dengan bahan pengikat, hingga pencetakan. Sosialisasi dilanjutkan dengan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Bandungan Eco Briket. Perhitungan HPP dilakukan untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan bagi produsen. Tim KKN II UNDIP 2024 melakukan analisis terhadap biaya produksi, mulai dari biaya bahan baku, tenaga kerja, hingga biaya pemasaran.
Untuk pemasaran Bandungan Eco Briket, Tim II KKN UNDIP 2024 menerapkan berbagai strategi kreatif agar produk briket ini dapat dikenal oleh masyarakat luas. Pertama, dilakukan branding produk dengan desain kemasan yang menarik dan informatif. Kedua, dilakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat luas. Ketiga, dilakukan kerja sama dengan warung-warung dan toko kelontong di desa untuk menjual produk briket.
Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat. Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya warga desa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Ibu Nurjanah, mengungkapkan “Ini merupakan inovasi yang bagus, karena dengan adanya produk Bandungan Eco Briket ini, tidak hanya menjadi solusi dari permasalahan limbah ternak di desa kami tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian warga desa.”
Warga desa merasa terbantu dengan adanya program ini dan berharap dengan adanya inovasi yang disampaikan oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) 2024 dapat membantu mengatasi permasalahan limbah ternak yang terjadi di Desa Bandungan.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar