Comedy, Indie and Creativity

Selasa, 11 Februari 2025

Mahasiswa Teknik Geodesi UNDIP Adakan Program KKN "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo

 


Loetju.id - Puloharjo, 5 Februari 2025 - Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP), Gulam Awwal Abdillah, melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perangkat kelurahan dalam memahami dan menyusun peta desa secara mandiri.

Dalam era digital seperti saat ini, pemetaan desa menjadi salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan, mitigasi bencana, serta pengelolaan sumber daya wilayah. Oleh karena itu, program ini dirancang untuk membekali perangkat kelurahan dengan pengetahuan dasar terkait pemetaan serta teknik penyusunan peta yang akurat dan informatif.

"Peta desa memiliki peran strategis dalam berbagai aspek pemerintahan dan pembangunan. Melalui modul yang kami susun, perangkat kelurahan diharapkan dapat memahami teknik dasar pemetaan dan mampu menyusun peta desa yang sesuai dengan kebutuhan daerah mereka," ujar Gulam Awwal Abdillah.

Program ini melibatkan serangkaian kegiatan edukatif yang mencakup pemaparan teori dasar pemetaan, pengenalan perangkat lunak pemetaan, serta praktik langsung dalam pembuatan peta. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, perangkat kelurahan akan memiliki panduan praktis yang dapat digunakan sebagai referensi di masa mendatang.

Perangkat Kelurahan Puloharjo, dalam sambutannya, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa UNDIP ini. "Kami sangat terbantu dengan adanya modul ini. Harapan kami, perangkat kelurahan dapat lebih mandiri dalam menyusun peta desa untuk berbagai keperluan administratif maupun pengembangan wilayah," ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat kapasitas perangkat kelurahan dalam pemetaan wilayahnya. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, informasi spasial desa dapat terdokumentasi dengan lebih baik dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Program "Modul Pembuatan Peta Desa" ini merupakan bagian dari kontribusi mahasiswa dalam membangun sinergi antara akademisi dan masyarakat. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Kelurahan Puloharjo dapat lebih optimal dalam mengelola data wilayahnya secara sistematis dan akurat.



Editor:
Achmad Munandar

Pentingnya Visibilitas Lokasi, Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Desain dan Pasang Banner untuk UMKM Batik Ciprat

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan banner UMKM Batik Ciprat Bu Dewi kepada perwakilan Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat di rumahnya yang beralamat di Jl Raya Pracimantoro-Wonogiri, Sumber, Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Sabtu, (25/01/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Loetju.id - Kelurahan Puloharjo memiliki UMKM Batik Ciprat Bu Dewi yang merupakan tempat produksi batik ciprat rumahan dengan hasil motif batik yang khas. UMKM ini memiliki potensi untuk berkembang kedepannya, namun tempat tersebut belum memiliki media untuk meningkatkan visibilitas lokasinya. Selain itu, Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat berkeinginan untuk memiliki media penanda lokasi yang menarik. Hal tersebut menjadi latar belakang, Najib Dwi Wicaksono, Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP dari Program Studi S-1 Arsitektur untuk mendesain dan memasang banner UMKM Batik Ciprat.

Program kerja dimulai dengan survei lokasi pemasangan banner guna mengetahui kondisi lingkungan serta menentukan ukuran banner yang sesuai. Setelah itu, Najib berdiskusi dengan Bu Dewi terkait desain banner yang diinginkan serta pesan yang ingin disampaikan melalui banner tersebut, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, tetapi juga sebagai media yang menunjukkan keprofesionalan dari UMKM Batik Ciprat.

Setelah itu, Najib mulai mencari referensi banner batik yang menarik dan memvisualisasikan desain secara digital menggunakan website desain figma. Dalam proses desain, Najib mempertimbangkan pemilihan warna, pemilihan gaya dan ukuran font agar mudah terbaca, serta elemen visual untuk menambah nilai pesan dan estetika pada banner. Desain banner dibuat menjadi beberapa alternatif yang nantinya akan dipilih oleh pemilik UMKM Batik Ciprat untuk dicetak. 

Setelah desain terpilih, proses pencetakan banner dilakukan. Banner yang telah selesai dicetak kemudian diserahkan dan dipasang pada hari Sabtu, 25 Januari 2025 di lokasi UMKM Batik Ciprat Bu Dewi. Banner dipasang pada lokasi strategis agar mudah terlihat oleh calon pelanggan. Hasil banner mendapatkan respon positif dari pemilik UMKM Batik Ciprat karena merasa terbantu dengan adanya banner ini. Haraannya banner ini dapat meningkatkan visibilitas lokasi UMKM Batik Ciprat dan lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menarik lebih banyak pelanggan. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Rancang Fasilitas Toilet Pegawai untuk Kantor Kelurahan Puloharjo

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)


Loetju.id - Puloharjo, Wonogiri (10/02) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (UNDIP), Najib Dwi Wicaksono, dari Program Studi S-1 Arsitektur, merancang desain toilet khusus pegawai di Kantor Kelurahan Puloharjo. Program kerja ini dilatarbelakangi oleh perangkat kelurahan yang berkeinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bagi pegawai kantor lurah dengan menyediakan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih mudah diakses. Kantor Kelurahan Puloharjo hanya memiliki toilet yang bersifat umum dan terletak jauh dari ruang kerja pegawai sehingga dibutuhkan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih dekat dan nyaman.

Proses perancangan diawali dengan riset kondisi eksisting seperti survey langsung dan pengukuran untuk memperoleh data. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama perangkat kelurahan terkait kebutuhan ukuran serta spesifikasi toilet. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk merancang desain toilet dalam bentuk gambar teknis 2D dan 3D menggunakan software desain arsitektur.

Selama proses desain juga dilakukan asistensi dan diskusi dengan perwakilan perangkat kelurahan sebelum kelengkapan gambar  difinalisasi dan dilakukan beberapa penyesuaian sesuai hasil diskusi. Hasil akhir gambar perancangan mencakup gambar denah, potongan, detail konstruksi, serta estimasi anggaran biaya.

  
Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat penjelasan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Hasil gambar perancangan tersebut diserahkan kepada perwakilan perangkat kelurahan di kantor Kelurahan Puloharjo pada hari Senin, 11 Februari 2025. Penyerahan gambar disertai dengan penjelasan mengenai spesifikasi ukuran dan material toilet serta estimasi biaya yang harus dikeluarkan. Program ini mendapatkan respon positif karena perangkat kelurahan mendapatkan gambaran yang menjadi acuan dalam pembangunan toilet. Harapannya hasil desain dapat terealisasikan dan menghasilkan fasilitas toilet pegawai yang sesuai dengan keinginan.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Perkenalkan Metode Pembayaran Online (QRIS) pada UMKM Desa Puhgogor

 


Loetju.id - Sukoharjo, 2025 - Dalam upaya mendukung percepatan digitalisasi ekonomi di tingkat desa, Raditya Dimas Supriyanto, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, memperkenalkan metode pembayaran online menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN Tematik UNDIP tahun 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi UMKM dalam menghadapi era digital.

Desa Puhgogor, yang terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo, memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan dengan banyaknya pelaku UMKM yang bergerak di berbagai sektor, seperti makanan, kerajinan tangan, dan jasa. Namun, sebagian besar pelaku UMKM di desa ini masih mengandalkan metode pembayaran tunai atau transfer manual, yang dinilai kurang efisien dan kurang mampu mengikuti perkembangan teknologi. Melihat kondisi ini, Raditya tergerak untuk memperkenalkan QRIS sebagai solusi pembayaran yang praktis, aman, dan terintegrasi.


Apa Itu QRIS dan Manfaatnya bagi UMKM?
QRIS adalah sistem pembayaran digital yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menyederhanakan transaksi non-tunai. Dengan QRIS, pelaku UMKM hanya perlu menampilkan kode QR yang terhubung dengan rekening bank mereka, sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran melalui berbagai aplikasi dompet digital seperti GoPay, OVO, Dana, atau aplikasi mobile banking. Sistem ini juga memungkinkan transaksi antar-bank tanpa biaya tambahan, sehingga lebih hemat bagi pelaku usaha.

Raditya menjelaskan bahwa penggunaan QRIS dapat memberikan banyak manfaat bagi UMKM di Desa Puhgogor. “Selain memudahkan proses transaksi, QRIS juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen karena sistem ini lebih transparan dan terjamin keamanannya. Selain itu, dengan adanya catatan transaksi digital, pelaku UMKM dapat lebih mudah mengelola keuangan mereka,” ujarnya.


Pelatihan dan Pendampingan bagi Pelaku UMKM
Untuk memastikan program ini berjalan efektif, Raditya tidak hanya memperkenalkan QRIS secara teori, tetapi juga memberikan pelatihan dan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM. Kegiatan ini meliputi sosialisasi tentang pentingnya transaksi digital, cara mendaftarkan QRIS melalui bank atau aplikasi dompet digital, serta praktik langsung penggunaan QRIS dalam transaksi sehari-hari.

“Banyak pelaku UMKM yang awalnya merasa ragu karena kurang familiar dengan teknologi. Namun, setelah diberikan penjelasan dan praktik langsung, mereka mulai memahami dan antusias untuk mencoba,” tutur Raditya.


Harapan ke Depan
Raditya berharap, program yang dilakukannya selama KKN ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan UMKM di Desa Puhgogor. “Saya berharap, setelah saya kembali ke kampus, para pelaku UMKM di sini tetap konsisten menggunakan QRIS dan terus mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.

Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo untuk mengadopsi sistem pembayaran digital sebagai langkah menuju ekonomi yang lebih inklusif dan modern. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, digitalisasi UMKM diharapkan dapat menjadi kunci peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat desa.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro 2025 Memperkenalkan Sistem Pencatatan Digital SIAPIK

 


Loetju.id - Sukoharjo, Jawa Tengah - Dalam rangka mendukung transformasi digital di pedesaan, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2025 memperkenalkan sistem pencatatan digital bernama SIAPIK (Sistem Informasi Akuntansi dan Pencatatan Keuangan). Inovasi ini digagas oleh Raditya Dimas Supriyanto, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi, yang tergabung dalam tim KKN di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

SIAPIK dirancang untuk memudahkan masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), dalam mengelola keuangan dan pencatatan transaksi secara digital. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan, sekaligus mendorong adaptasi teknologi di kalangan warga desa.


Latar Belakang dan Tujuan
Desa Puhgogor, seperti banyak desa lainnya di Indonesia, masih menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan keuangan. Banyak pelaku UKM yang masih mengandalkan pencatatan manual, sehingga rentan terhadap kesalahan dan kurang efisien. Melihat kondisi ini, Raditya Dimas Supriyanto tergerak untuk menciptakan solusi berbasis teknologi yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat.

"SIAPIK hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan sistem pencatatan yang praktis dan terintegrasi. Dengan sistem ini, pelaku usaha dapat mencatat pemasukan, pengeluaran, dan laporan keuangan secara real-time," ujar Raditya.


Fitur Unggulan SIAPIK
SIAPIK dilengkapi dengan beberapa fitur utama, antara lain:  

1. Pencatatan Transaksi: Memungkinkan pengguna mencatat setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran dengan mudah.  

2. Laporan Keuangan Otomatis: Sistem secara otomatis menghasilkan laporan keuangan harian, mingguan, dan bulanan.  

3. Analisis Usaha: Memberikan analisis sederhana mengenai kinerja usaha, seperti laba-rugi dan arus kas.  

4. Akses Multi-Device: Dapat diakses melalui smartphone, tablet, atau komputer, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau keuangan kapan saja dan di mana saja.  


Respons Masyarakat
Kehadiran SIAPIK mendapat sambutan positif dari salah satu pelaku usaha di Desa Puhgogor. Ibu Siti, salah satu pelaku UKM di desa tersebut, mengungkapkan bahwa sistem ini sangat membantu usahanya. "Selama ini, saya sering kesulitan mencatat keuangan karena harus menulis manual. Dengan SIAPIK, semuanya jadi lebih mudah dan terorganisir," ujarnya

.
Harapan ke Depan
Keberhasilan pengenalan SIAPIK di Desa Puhgogor menjadi langkah awal yang baik untuk penerapan teknologi di pedesaan. Raditya dan tim berharap, sistem ini dapat diadopsi secara luas tidak hanya di Desa Puhgogor, tetapi juga di desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.

"Kami berkomitmen untuk terus memantau perkembangan SIAPIK pasca-KKN. Jika diperlukan, kami siap memberikan dukungan teknis dan pengembangan lebih lanjut," pungkas Raditya.

Dengan adanya inovasi seperti SIAPIK, diharapkan masyarakat desa dapat semakin maju dan sejahtera melalui pemanfaatan teknologi digital. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.  



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa UNDIP Dorong Kesadaran Lingkungan di Sukoharjo Lewat Program “1 Rumah 1 Tempat Sampah”

 


Loetju.id - Sukoharjo, (11/2/2025) - Perubahan iklim menjadi isu global yang semakin nyata dampaknya, terutama akibat pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan. Menyadari urgensi ini, Vicky Arkinda Cahya Tikna Putra, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro (UNDIP), mengambil langkah nyata melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Ia menginisiasi program '1 Rumah 1 Tempat Sampah' dengan slogan 'Satu Langkah Kecil, Berdampak Besar', guna mengubah kebiasaan masyarakat setempat dalam membuang sampah.


Berangkat dari Masalah Pengelolaan Sampah
Desa Puhgogor memiliki permasalahan klasik dalam manajemen sampah. Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah membuat warga terbiasa membakar sampah, yang berkontribusi terhadap polusi udara dan memperburuk perubahan iklim. Pembakaran sampah menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Menurut perspektif manajemen lingkungan, pengelolaan sampah yang baik harus berorientasi pada prinsip reduce, reuse, recycle (3R). Kurangnya fasilitas dan edukasi menyebabkan masyarakat memilih cara instan seperti pembakaran, tanpa menyadari dampak jangka panjangnya. Oleh karena itu, program ini hadir sebagai solusi sederhana namun efektif dalam mendorong perubahan perilaku warga.



Membangun Kesadaran dari Generasi Muda
Vicky menyadari bahwa perubahan budaya membutuhkan waktu dan strategi yang tepat. Karena itu, ia menargetkan generasi muda sebagai agen perubahan dengan menggandeng Karang Taruna "Tunas Remaja" dalam sosialisasi pengelolaan sampah yang lebih baik. Kegiatan ini tidak hanya berupa penyuluhan, tetapi juga disertai dengan penyebaran brosur/leaflet yang berisi informasi mengenai dampak pembakaran sampah dan pentingnya memilah serta mendaur ulang sampah.











Tak hanya berhenti pada edukasi, Vicky juga menyediakan tong sampah bergrafis yang dibuatnya dari bahan daur ulang. Tong ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembuangan, tetapi juga sebagai media edukasi visual bagi warga. Inovasi ini mendapat respons positif dari para pemuda Karang Taruna. Mereka berkomitmen untuk melanjutkan inisiatif ini dengan melakukan pengadaan tempat sampah di setiap rumah sebagai langkah awal perubahan pola hidup yang lebih ramah lingkungan.


Kolaborasi dengan Program 'Bank Sampah'
Saat sosialisasi berlangsung, para remaja Karang Taruna "Tunas Remaja" merasa tergugah untuk bergerak lebih aktif dalam pengelolaan sampah. Mereka pun menghubungkan program ini dengan inisiatif 'Bank Sampah' yang telah mereka jalankan sebelumnya. Keberadaan program ini semakin memperkuat komitmen mereka untuk melakukan pengadaan tempat sampah di tiap rumah.

Menariknya, pendanaan untuk proyek ini tidak hanya bergantung pada dukungan eksternal, tetapi juga berasal dari tiga usaha kolektif yang mereka jalankan, yaitu Ajisaka Soundsystem, usaha cuci motor, dan Bank Sampah. Dengan model pendanaan mandiri ini, mereka berharap gerakan ini bisa berjalan secara berkelanjutan dan tidak hanya menjadi proyek sesaat.


Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Program '1 Rumah 1 Tempat Sampah' diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran lingkungan di Desa Puhgogor. Dengan memulai dari generasi muda, Vicky percaya bahwa kebiasaan baik ini dapat berkelanjutan dan memberi dampak positif dalam jangka panjang. Selain mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah, program ini juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mulai menerapkan sistem daur ulang yang lebih sistematis.

"Kami ingin menciptakan kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan. Perubahan harus dimulai dari sekarang, dan generasi muda punya peran besar dalam memastikan keberlanjutan pergerakan ini," ujar Vicky.

Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan Karang Taruna, program ini berpotensi menjadi model bagi desa-desa lain dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih baik. Langkah kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk berkontribusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui tindakan nyata di lingkungan masing-masing.



Editor:
Achmad Munandar

Efisiensi Pertanian melalui Alat Pemupuk: Langkah Mahasiswa KKN UNDIP di Desa Sidorejo

 


Loetju.id -  Sidorejo, Pekalongan (08/02/2025) - Sebagian besar Masyarakat Desa Sidorejo berprofesi sebagai petani yang bergantung pada hasil tani. Namun, metode yang digunakan dalam proses pemupukan masih manual dan mengakibatkan proses pertanian yang kurang efisien. Hal ini menjadi sorotan utama dalam rangka Program Kerja Mahasiswa KKN Tim I Desa Sidorejo untuk meningkatkan keuntungan bagi para petani dalam efisiensi proses pemupukan yang lebih cepat dan menghemat biaya sekaligus tenaga. Program kerja ini berupa Pelatihan dan Penyuluhan terkait Pembuatan Alat Pemupuk bagi Kelompok Tani. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2025 di Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Dalam kegiatan ini, kelompok tani diberi pelatihan dan materi terkait alat pemupuk seperti diperlihatkannya cara kerja alat, mulai dari pengisian pupuk hingga pengoperasian di lahan pertanian. Tidak hanya itu, para petani juga diberi edukasi terkait cara pembuatan alat pemupuk tersebut agar para petani dapat mandiri dalam membuat dan memanfaatkan alat pemupuk secara berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi kerja serta mendukung pertanian yang lebih produktif untuk jangka Panjang. 


Dampak yang diterima oleh para petani memberikan afirmasi positif karena dengan adanya alat pemupuk yang diperkenalkan membuat proses pemupukan mereka menjadi lebih cepat dan efisien. Hal ini memberikan pengaruh kepada para petani betapa pentingnya penggunaan alat untuk menghemat waktu, tenaga, serta biaya operasional pertanian. Para petani menyampaikan antusiasme yang tinggi dengan harapan edukasi seperti ini dapat terus dilanjutkan dalam bentuk inovasi alat pertanian lainnya.

Namun, dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat hambatan yang berpengaruh dalam penggunaan alat tersebut. Yakni dengan kondisi lingkungan yang masih sering terdampak banjir, sehingga alat pemupuk tidak dapat dioperasikan secara optimal karena penggunaan alat tersebut harus dalam kondisi lahan yang benar-benar kering.

Sebagai tindak lanjut, para petani juga diberikan Alat Pemupuk dengan harapan alat pemupuk tersebut dapat diproduksi lebih banyak sesuai dengan kebutuhan petani, mengingat bahwa bahan yang diperlukan mudah ditemukan dengan biaya yang relatif terjangkau. Besar harapannya dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini para petani di Desa Sidorejo dapat mandiri dalam membuat serta memanfaatkan alat pemupuk untuk meningkatkan efisiensi pertanian secara berkelanjutan. Sehingga program kerja ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung pertanian yang lebih maju dan produktif di tengah tantangan yang dihadapi para petani.



Editor:
Achmad Munandar

Transformasi Administrasi Desa: Mahasiswa KKN UNDIP Rancang Gedung Arsip Somopuro

 

Loetju.id - Klaten, 4 Februari 2025 – Upaya meningkatkan sistem administrasi desa terus dilakukan oleh Bagas Yoga Mahendra, Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Tahun 2024/2025. Kontribusi ini ditunjukan dalam pembangunan desa melalui program kerja monodisiplin. Salah satu program monodisiplin yang dilakukan adalah perencanaan strategis gedung arsip Balai Desa Somopuro. Rangkaian program kerja ini meliputi pemberdayaan masyarakat, penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan pembuatan gambar teknik bangunan. 

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas administrasi dan penyimpanan dokumen di pemerintahan desa. Fasilitas arsip yang memadai sangat penting bagi kelancaran tata kelola administrasi desa. Sistem pengarsipan yang tertata diperlukan untuk menjaga kelangsungan administrasi desa.

Program ini diawali dengan survei kondisi administrasi desa dan berdiskusi dengan perangkat desa mengenai kendala yang mereka hadapi. Setelah survei dan diskusi, tim KKN mulai menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk proyek pembangunan gedung arsip. Penyusunan RAB dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, pemilihan material yang berkualitas, dan keberlanjutan bangunan dalam jangka panjang. 
  


Selain penyusunan RAB, Bagas juga menyusun gambar teknik sebagai panduan pembangunan gedung. Struktur gedung dirancang agar memiliki ventilasi yang baik, pencahayaan alami yang optimal, dan tata letak ruang yang efisien untuk memaksimalkan kapasitas penyimpanan arsip. Selain itu, material yang digunakan juga dipilih agar tahan lama dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.

Dukungan dari pemerintah desa semakin memperkuat realisasi proyek ini. Kepala Desa Somopuro menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa yang telah membantu memberikan solusi konkret bagi permasalahan administrasi desa. Program ini diharpakan dapat membantu pembangunan gedung arsip segera terealisasi demi meningkatkan efisiensi kerja pemerintahan desa. Melalui kolaborasi dan sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa, pembangunan infrastruktur dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.



Penulis : 
Bagas Yoga Mahendra

Editor :
Achmad Munandar

Guna Mempertegas Batas Admnistrasi Desa Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Membantu Melakukan Penyusunan Peta Batas Administrasi Hingga Tingkat RT/RW Di Desa Puhgogor



Loetju.id - Muhamad Rifki Pratama, seorang mahasiswa dari Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, melaksanakan program pemetaan batas administrasi RT/RW Desa Puhgogor yang bertujuan untuk memperjelas dan memperbaharui data administrasi wilayah desa. Program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh Rifki sebagai salah satu tugas akademik sekaligus upaya untuk memberikan kontribusi langsung terhadap pembangunan desa.

Dalam programnya Rifki berupaya untuk memperbaharui data batas RT/RW agar lebih akurat dan dapat digunakan untuk keperluan administrasi desa yang lebih baik. Dengan pemetaan yang jelas, pengelolaan sumber daya desa dapat lebih optimal, dan program pembangunan yang bersifat mikro, seperti bantuan sosial atau distribusi fasilitas, dapat lebih tepat sasaran. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban administrasi wilayah serta memastikan semua pihak memiliki akses yang sama terhadap informasi batas wilayah.

Muhamad Rifki Pratama memulai kegiatan ini dengan melakukan observasi lapangan untuk memahami kondisi nyata di desa terkait batas-batas administrasi RT dan RW. Konsultasi pun dilakukan dengan perangkat desa untuk memastikan pemahaman yang jelas tentang batasan wilayah serta permasalahan yang dihadapi selama ini. Setelah pengumpulan data lapangan, penyusunan peta administrasi pun dilakukan yang mencakup pembaruan batas RT/RW dengan proses deliniasi batas yang dilakukan secara digitasi on screen dari hasil foto udara milik Kementerian ATR/BPN dengan bantuan perangkat lunak GIS (Geographic Information System).

Setelah pelaksanaan kegiatan, luaran yang di hasilkan berupa peta batas RT/RW serta Dukuh yang lebih terperinci dan akurat, yang mencakup informasi mengenai batas masing-masing wilayah. Dengan adanya peta administrasi yang lebih jelas dan akurat, Rifki berharap dapat membantu terciptanya sistem administrasi desa yang lebih teratur, efektif, dan efisien.



Editor:
Achmad Munandar

Dalam Mendukung Program Pembangunan Nasional Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Membantu Melakukan Penyusunan Peta Desa Puhgogor

 

Loetju.id - Sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Muhamad Rifki Pratama mahasiswa Universitas Diponegoro Program studi Teknik Geodesi melaksanakan program pengabdian masyarakat berupa penyusunan peta Desa Puhgogor. Program ini pada prinsipnya di dasarkan pada program pemerintah yang terus berupaya dalam mewujudkan pembangunan nasional secara merata dan berkelanjutan. Upaya tersebut tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak, agar dalam setiap pengambilan keputusannya mampu dilakukan secara tepat. Ketersediaanya informasi spasial hingga tingkat desa menjadi salah satu aspek penting dan menjadi perhatian pemerintah dalam upaya mendukung pembangunan Nasional.

Berdasarkan norma pembuatan Peta Desa yang tercantum dalam Perka BIG No. 3 Tahun 2016 disebutkan juga bahwasanya pembuatan peta ini merupakan upaya untuk menyediakan Peta Desa yang akan digunakan oleh Kementerian/Lembaga/ Pemerintah daerah untuk kepentingan pembangunan Nasional. Atas dasar hal tersebut maka Rifki berinisiatif membantu pemerintah desa untuk melakukan pembuatan peta di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

Dalam pembuatannya, Rifki sadar bahwa pembuatan peta desa ini seharusnya dilakukan oleh pihak-pihak yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Namun, dengan tujuan agar mampu membantu pemerintah desa dalam melakukan perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan wilayahnya maka rifki mencoba menyusun peta Desa Puhgogor dengan pedoman serta mengikuti tata cara dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh kementerian/lembaga yang berwenang yaitu Badan Informasi Geospasial (BIG). 

Penyusunan peta Desa ini di awali dengan konsultasi dengan perangkat desa dan masyarakat setempat untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang kondisi Desa saat ini. Survei lapangan pun dilakukan untuk mengumpulkan data spasial berupa titik koordinat yang relevan, seperti lokasi fasilitas umum (sekolah, balai desa, dan tempat ibadah). Data berupa citra hasil pemotretan udara dari Kementerian ATR/BPN juga digunakan dalam penyusunan peta ini untuk dapat menghasilkan informasi terkait tutupan lahan dan penggunaan lahan yang ada di Desa Puhgogor. Kedua tahap tersebut kemudian dilakukan pengolahan agar menghasikan sebuah peta dengan teknik dan perangkat lunak Geographic Information System (GIS). Validasi pun menjadi tahap akhir yang dilakukan guna memastikan informasi yang dihasilkan dari pengolahan data-data yang diperoleh tersebut sudah sesuai dengan kondisi di lapangan.

Luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa peta cetak dan digital yang memuat informasi batas wilayah, infrastruktur transportasi, toponim, perairan, sarana prasarana, penutup lahan dan penggunaan lahan yang ada di Desa Puhgogor. Selain itu, tersedia juga tautan untuk pemerintah desa dapat mengakses data-data spasial dari peta yang sudah di buat. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah ketika proses updating peta di kemudian hari.



Editor:
Achmad Munandar

Comika

Politika

Gen Z