Loetju.id - Banyumanik, Kota Semarang (16/11/2023). Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, organ reproduksi seperti ovarium sudah berfungsi. Diketahui bahwa kejadian keputihan di Indonesia mencapai angka 75% dari penduduk wanitanya. Adapun remaja wanita juga berisiko juga terkena penyakit Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium. Angka kejadian penyakit PCOS bervariasi antara 1,8% sampai 15% tergantung kriteria diagnostik yang digunakan. Kebanyakan remaja wanita belum mengetahui penyakit PCOS ini dan masih tabu membahasnya dengan orang tua.
Selaras dengan latar belakang tersebut, Risti Nurwidowati, anggota kelompok 7 KKN Tematik Menstrual Hygiene dan Sanitasi Aman Universitas Diponegoro, melaksanakan program edukasi terkait keputihan dan penyakit PCOS. Hal ini digunakan untuk meningkatkan pengetahuan para siswa dan menghilangkan stigma “hal tabu’ di kalangan remaja mengenai edukasi seksual. Edukasi terkait keputihan dan penyakit PCOS dilaksanakan pada Kamis, 16 November 2023. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 7 sebanyak 34 orang yang bertempat di salah satu ruang kelas 7 SMPN 12 Semarang. Sebagian siswa pernah mendengar istilah keputihan, namun sebagian besar siswa putri belum pernah mendengar mengenai penyakit PCOS.
Kegiatan diawali dengan pembukaan, dilanjutkan pemaparan materi. Materi berisi tentang definisi keputihan, ciri-ciri keputihan normal dan tidak normal, cara mencegah keputihan, dan cara mencegahnya, Adapun dijelaskan juga mengenai penyakit PCOS, faktor penyebab, gejala-gejala PCOS, dan cara pencegahannya. Selama kegiatan berlangsung, terlihat para siswa mendengarkan dengan seksama.
Keaktifan ditunjukkan pula saat sesi tanya jawab berlangsung. Namun, ada beberapa siswi yang masih terlihat malu-malu saat membahas topik ini. Hal tersebut wajar dikarenakan masih lekatnya stigma “hal tabu” dalam masyarakat. Belum terbiasanya anak mendengarkan edukasi seksual, sehingga dibutuhkannya konsistensi dan usaha dari pihak-pihak terkait.
Besar harapan, seluruh siswi dapat lebih sadar terhadap pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi dan mawas diri atas gejala-gejala penyakit PCOS. Sedangkan, harapan bagi siswa laki-laki supaya tidak adanya lagi stigma buruk dan perlakuan bullying terhadap siswi wanita. Kegiatan edukasi diakhiri dengan sesi dokumentasi bersama dan penyerahan reward untuk para siswa yang telah mendengarkan pemaparan.
Penulis:
Risti Nurwidowati
Editor:
Achmad Munandar