Comedy, Indie and Creativity

Selasa, 13 Februari 2024

Pemberdayaan Keselamatan di Desa Mlese: Pengadaan Denah dan Rute Evakuasi untuk Mengurangi Risiko Bencana




Loetju.idDesa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten kembali menorehkan langkah positif dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana. Hal ini dibuktikan melalui program kerja yang diinisiasi oleh mahasiswa Teknik Perkapalan dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah tersebut. Pada hari Senin, 29 Januari 2023, dilaksanakan salah satu program kerja yang bertajuk "Pemberdayaan Perangkat Sekolah dan Desa Dalam Meningkatkan Perhatian Keselamatan di SD Negeri 01 Desa Mlese dan Kantor Desa Mlese Melalui Pengadaan Denah dan Rute Evakuasi Bangunan Guna Mengurangi Risiko Bencana".
 
Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada perangkat sekolah dan desa mengenai pentingnya keselamatan serta langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi ancaman bencana. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN bekerja sama dengan perangkat sekolah dan desa setempat untuk menyusun denah dan rute evakuasi bangunan di SD Negeri 01 Desa Mlese serta Kantor Desa Mlese. 

Langkah ini diambil sebagai upaya konkret untuk mengurangi risiko bencana dengan memberikan panduan yang jelas kepada perangkat sekolah dan desa mengenai langkah-langkah evakuasi yang harus diambil dalam situasi darurat. Denah dan rute evakuasi yang disusun tersebut tidak hanya mencakup jalur evakuasi, tetapi juga titik kumpul. Semua informasi ini dirancang dengan memperhatikan kebutuhan dan karakteristik perangkat sekolah dan desa setempat guna memastikan kemudahan dalam pelaksanaan evakuasi saat dibutuhkan. 
 


Program ini mendapat sambutan hangat dari perangkat sekolah dan perangkat desa yang menyadari pentingnya keselamatan dalam menghadapi ancaman bencana. Diharapkan bahwa implementasi denah dan rute evakuasi ini akan menjadi landasan bagi upaya-upaya selanjutnya dalam membangun desa yang tangguh dan siap menghadapi berbagai risiko bencana. Demikianlah berita ini disampaikan, semoga upaya-upaya yang dilakukan dapat memberikan dampak yang positif bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Mlese.



Penulis:
Rafif Naufal Taufiq
Teknik Perkapalan
Fakultas Teknik

Lokasi: 
Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

DPL: 
Dr. Sunarno, S.Si, M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Pendampingan Senam Lansia di Desa Mlese Membawa Kesehatan dan Kebahagiaan



Loetju.idDesa Mlese, sebuah komunitas yang terletak di pedalaman, telah menyaksikan sebuah inisiatif luar biasa yang mengubah kehidupan para lansia di sana. Dengan pendampingan senam lansia, penduduk setempat menemukan cara baru untuk memperbaiki kesehatan fisik dan mental mereka.


Senam Lansia: Menyongsong Kesehatan dan Kebahagiaan
Di tengah pepohonan hijau dan udara segar di Desa Mlese, sekelompok lansia berkumpul setiap pagi di lapangan terbuka. Mereka tidak hanya sekadar melakukan gerakan-gerakan senam yang sederhana, tetapi juga menikmati momen untuk berbagi cerita dan tawa dengan teman-teman mereka. Inilah awal dari program pendampingan senam lansia yang telah meraih keberhasilan luar biasa di komunitas ini.


Pentingnya Aktivitas Fisik bagi Lansia


Menjaga kesehatan fisik dan mental menjadi tantangan bagi banyak lansia, terutama di lingkungan pedesaan seperti Desa Mlese. Dengan keterbatasan mobilitas dan akses terhadap fasilitas kesehatan yang terbatas, banyak dari mereka merasa terisolasi dan kurang mendapat perhatian. Namun, pendampingan senam lansia telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka. Para lansia yang aktif mengikuti program senam lansia ini melaporkan peningkatan kesehatan fisik dan mental yang signifikan. Mereka merasa lebih bugar, lebih fleksibel, dan memiliki tingkat energi yang lebih tinggi. Selain itu, mereka juga merasakan perubahan dalam suasana hati mereka; semangat dan keceriaan hidup kembali menyala.


Dukungan dari Masyarakat


Keberhasilan program pendampingan senam lansia ini tidak hanya didukung oleh peserta program, tetapi juga oleh seluruh komunitas Desa Mlese. Warga setempat secara aktif terlibat dalam mendukung dan memfasilitasi kegiatan ini, membuktikan bahwa solidaritas dan kepedulian adalah kunci bagi kemajuan kesehatan bersama. Program pendampingan senam lansia di Desa Mlese telah membawa angin segar bagi para lansia di sana. Melalui gerakan sederhana namun bermakna, mereka menemukan kembali kebugaran fisik dan kebahagiaan hidup yang telah lama mereka cari. Inisiatif seperti ini adalah contoh nyata bagaimana kecilnya langkah dapat menghasilkan dampak besar dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang.



Penulis:
Moh. Alfan Fadhlurrahman
Fakultas Kedokteran
Ilmu Keperawatan
Universitas Diponegoro

Lokasi: 
Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

DPL: 
Dr. Sunarno, S.Si, M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Transformasi Digital UMKM: Meningkatkan Keakuratan Pencatatan Keuangan melalui Pelatihan Aplikasi BukuWarung di Desa Mlese



Loetju.id - Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) melakukan edukasi dan pelatihan mengenai pentingnya pencatatan bagi pelaku usaha warung kelontong di Desa Mlese. Pada hari Jumat, 26 Januari 2024 kegiatan ini telah dilaksanakan oleh Farah Wahyu Adistya Putri, seorang mahasiswi jurusan akuntansi dari Universitas Diponegoro. Kegiatan pelatihan ini menjadi salah satu upaya untuk mengedukasi para pelaku UMKM khususnya warung kelontong dalam melakukan pencatatan digital agar dapat meningkatkan kemudahan dan keakuratan dalam menyajikan laporan keuangan.

Desa Mlese, seperti banyak wilayah pedesaan lainnya, menjadi rumah bagi sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berperan penting dalam perekonomian lokal. Namun, seringkali UMKM ini menghadapi tantangan dalam mencatat dan mengelola keuangan mereka dengan efisien dan akurat. Bahkan, berdasarkan survei, masih banyak pelaku UMKM di Desa Mlese yang tidak melakukan pencatatan keuangan baik saat ada pemasukan maupun pengeluaran. Dalam upaya untuk memberdayakan para pelaku UMKM dan meningkatkan kualitas laporan keuangannya, sebuah program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah diluncurkan di Desa Mlese.
 
Program ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para pelaku UMKM dalam menggunakan aplikasi pencatatan keuangan digital, khususnya BukuWarung. BukuWarung adalah aplikasi sederhana namun kuat yang dirancang untuk membantu UMKM mencatat transaksi keuangan mereka secara mudah dan akurat, serta menyajikan laporan keuangan yang jelas dan terperinci. 

Para pelaku UMKM Desa Mlese diajak untuk terlibat dalam serangkaian sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh Farah Wahyu Adistya Putri. Mereka diperkenalkan dengan fitur-fitur utama dari aplikasi BukuWarung, termasuk cara mencatat pendapatan dan pengeluaran, memantau stok barang, dan menghasilkan laporan keuangan bulanan. Selain itu, mereka juga dibimbing dalam memahami pentingnya keakuratan dan ketepatan waktu dalam pencatatan keuangan, serta strategi untuk mengoptimalkan penggunaan aplikasi tersebut dalam operasi sehari-hari mereka.

 
Dengan berakhirnya program ini, diharapkan para pelaku UMKM Desa Mlese memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien dan akurat, serta mampu menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan dan relevan. Ini tidak hanya akan membantu meningkatkan kinerja keuangan mereka, tetapi juga memperkuat daya saing dan ketahanan UMKM lokal di pasar yang semakin kompetitif. Program ini adalah langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Desa Mlese melalui penerapan teknologi keuangan digital yang inovatif.



Penulis:
Farah Wahyu Adistya Putri
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Akuntansi
Universitas Diponegoro

Lokasi: 
Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

DPL: 
Dr. Sunarno, S.Si, M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Pemberdayaan Perangkat Desa terkait Kegunaan Peta Tata Guna Lahan Wilayah Desa Mlese sebagai Bahan Pemahaman Dasar dan Acuan dalam Membantu Pemanfaatan Penggunaan Lahan untuk Warga



Loetju.idPengelolaan bangunan yang dibangun dan penggunaan lahan sering kali menyimpang dari peraturan dan standar pemerintah di banyak bidang. Desa Mlese yang terletak di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten didominasi dengan kawasan pertaniannya yang menjadi sumber pendapatan utama sebagian besar penduduknya. Namun karena penempatan lahan pertanian pada lereng yang terjal atau topografi yang rendah, banyak diantaranya yang tidak terkelola secara efektif dan sering terdampak oleh banjir. Selain itu, kondisi penempatan kawasan terbangun di desa juga memberikan tantangan tersendiri.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim KKN 1 Undip bekerjasama dengan perangkat desa untuk melakukan pemberdayaan dalam hal pemanfaatan lahan terbangun dan tidak terbangun yang dapat dikembangkan. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman penggunaan lahan melalui penyebaran pengetahuan melalui media cetak, diantaranya berupa leaflet dan peta. Penjelasan teknis dilakukan di balai desa sebagai wadah pemberdayaan pengetahuan sebaran wilayah terbangun dan belum terbangun di Desa Mlese, seperti tergambar pada peta hasil analisis mahasiswa.
 
Proses penyampaian informasi juga didukung dengan selebaran yang dapat disebarkan kepada perangkat desa lainnya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi wilayah yang potensial untuk pengembangan wilayah di Desa Mlese, termasuk bagian sawah tadah hujan yang kurang menjanjikan di beberapa wilayah. Dengan mengkonversi sebagian kecil lahan tersebut menjadi fungsi lahan alternatif seperti taman atau kawasan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang berpotensi menjadi kawasan yang dapat meningkatan perekonomian desa. 
 

Upaya kolaborasi tim KKN 1 Undip dan perangkat desa di Desa Mlese merupakan langkah penting menuju pemanfaatan dan pembangunan lahan berkelanjutan. Dengan mematuhi peraturan dan standar pemerintah, dan dengan memanfaatkan kembali kawasan tertentu secara kreatif, desa dapat mencapai keseimbangan antara melestarikan warisan pertanian dan mendorong pertumbuhan ekonomi.



Penulis:
Aulia Putri Sugiharto
Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik

Lokasi: 
Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

DPL: 
Dr. Sunarno, S.Si, M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Reportase KKN Tim 1 UNDIP : Pendampingan dan Edukasi K3 membuka mata pentinganya pengunaan masker dalam industri Mebel di desa Mlese

 



Loetju.id - 20 Januari 2024 - Desa Mlese, terkenal dengan industri mebelnya, mengalami pergeseran kesadaran akan kesehatan pernapasan di kalangan pekerja. Dalam upaya meningkatkan kesadaran ini, pendampingan dan edukasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) telah menggarisbawahi pentingnya penggunaan masker dalam lingkungan kerja.

Pada sesi pendampingan terbaru, para pekerja mebel dari berbagai pengrajin di desa itu disadarkan akan risiko paparan debu dan serbuk kayu yang dapat merugikan kesehatan pernapasan mereka. "Saya tidak menyadari seberapa berbahayanya paparan debu kayu bagi kesehatan saya," kata Siti, salah seorang peserta. "Namun, dengan edukasi ini, saya memahami pentingnya menggunakan masker saat bekerja."

Para ahli K3 yang memfasilitasi sesi tersebut menekankan bahwa penggunaan masker bukan hanya perlindungan, tetapi juga keharusan di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya. "Masker pernapasan adalah perisai pertama Anda melawan paparan zat-zat berbahaya di udara," ungkap Dr. Wijaya, salah seorang ahli kesehatan masyarakat yang terlibat dalam pendampingan tersebut. "Ini adalah langkah sederhana namun krusial untuk melindungi kesehatan pernapasan Anda."

Pendampingan dan edukasi K3 ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang pentingnya masker, tetapi juga melibatkan demonstrasi penggunaan yang benar dan pemilihan masker yang sesuai dengan lingkungan kerja masing-masing. "Saya sekarang lebih percaya diri dalam memilih masker yang tepat untuk saya gunakan saat bekerja," kata Budi, seorang pengrajin mebel lainnya. "Saya merasa lebih aman sekarang."

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya masker dalam industri mebel Desa Mlese, diharapkan akan terjadi perubahan positif dalam praktik kerja yang lebih aman dan lebih berorientasi pada kesehatan. Pendampingan dan edukasi K3 terus memberikan dukungan bagi komunitas ini untuk mencapai lingkungan kerja yang lebih sehat dan lebih produktif.



Penulis: 
Wahyu Ramadhan

Lokasi: 
Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

DPL: 
Dr. Sunarno S.Si, M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Reportase KKN Tim 1 UNDIP: Pendampingan Perangkat Desa Dalam Menganalisis Daerah Potensi Banjir Di Desa Mlese Melalui Media Peta Topografi Desa Mlese



Loetju.idAkhir-akhir ini di Indonesia sering terjadi banjir. Permasalahannya dari hari ke hari semakin meluas saja. Permasalahan banjir merupakan hal yang rutin terjadi setiap musim hujan dan cakupan wilayahnya pun telah melebar tidak hanya terjadi pada daerah yang biasa terkena banjir, tetapi  ke  daerah sekitarnya. Banjir adalah aliran atau genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi bahkan menyebabkan kehilangan jiwa. Dalam istilah teknis banjir adalah aliran air sungai yang mengalir  melampaui kapasitas tampung sungai, dan dengan demikian, aliran air sungai tersebut  akan  melewati  tebing  sungai  dan menggenangi daerah di sekitarnya. Karena itu, diperlukan pemetaan daerah yang berpotensi banjir untuk mengurangi risiko dari adanya banjir. 

Desa Mlese yang berlokasi pada Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten merupakan kawasan yang rawan akan banjir, terlebih pada musim hujan. Pada survey lapangan, didapatkan bahwa terdapat beberapa daerah desa yang kerap kali tergenang air saat hujan badai terjadi. Kondisi saat ini pun, sebagian besar sawah di Desa Mlese terkena banjir. Namun hal yang disayangkan adalah sebagian besar warga desa belum memahami titik mana saja yang memang rentan akan bencana banjir. Untuk itu diperlukan pengamatan secara satelit melalui penginderaan jarak jauh untuk mengetahui kelerengan tanah dan buffer sungai yang kemudian dianalisis menjadi titik-titik rawan genangan banjir. 


Oleh karena itu, pada tanggal 29 Januari 2024 diadakannya sebuah pendampingan dalam pembacaan peta topografi yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro Bernama Muhammad Zuldiansyah. Kegiatan ini diawali dari diskusi dengan perangkat desa beserta warga langsung melalui kondisi tanah, intensitas hujan beserta daerah yang dilaporkan warga seringkali tergenang air saat hujan. Kemudian data tersebut diberikan data pendamping dari internet. Kemudian data tersebut dibuat menjadi peta topografi yang mengambil data kelerengannya dari usgs. Peta tersebut kemudian di sosialisasi kemudian dianalisis bersama perangkat desa, juga dibandingkan dengan data primer milik desa. 
 
Pendampingan dengan menggunakan media peta ini dimulai dengan penyampaian infotmasi mengenai titik - titik yang rawan akan genangan air dan berpotensi terjadinya banjir. Kemudian dirumuskan bersama dengan perangkat desa solusi yang sekiranya dapat dilakukan untuk menanggulangi banjir dikemudian hari, Solusi tersebut mengarah pada pembaruan system irigasi pada sawah-sawah di Desa Mlese yang mana sudah terlihat tidak relavan lagi. Kemudian ditutup dengan penyerahan peta potensi banjir berukuran A1 kepada perangkat desa yang diwakilkan oleh Bapak Suparno selaku Sekretaris Desa Mlese.



Penulis : 
Muhammad Zuldiannsyah

Lokasi : 
Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

DPL: 
Dr. Sunarno, S.Si, M.Si

Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Prinsip 5S Jepang dalam Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Kerja UMKM

 


Loetju.idKlaten - TIM I KKN UNDIP melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Klaten salah satunya di Desa Mlese, Kecamatan Cawas dari 5 Januari hingga 10 Februari 2024. Tim I KKN UNDIP Desa Mlese ini memiliki program kerja mengajak para pelaku UMKM di Desa Mlese untuk mengadopsi prinsip 5S yang dimiliki oleh pelaku usaha di Jepang.

Budaya 5s merupakan cara sistematis untuk mengatur tempat kerja dengan menghilangkan limbah, meningkatkan aliran, dan mengurangi jumlah proses jika memungkinkan. Terdapat lima prinsip yaitu Ringkas (seiri), Rapi (seiton), Resik (seiso), Rawat (seiketsu), dan Rajin (shitsuke). Penerapan prinsip 5S ini penting karena dapat membuat pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih efisien. Misalnya, karyawan yang rutin untuk membersihkan dan mengatur ruang kerja mereka secara berurutan akan meminimalisir kehilangan barang, ketidakberaturan, dan memudahkan mereka dalam melakukan pekerjaan secara teratur dan rapi sehingga memaksimalkan efisiensi kerja. Dalam kaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) di negara Indonesia, kegiatan produksi dalam UMKM sangat berkaitan dan budaya 5S dapat berkontribusi dalam SDG’s konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.


Pada hari Rabu, 31 Januari 2024 Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim I Tahun 2023/2024 memberikan penyuluhan mengenai penerapan budaya 5s di tempat kerja untuk 2 UMKM yang bergerak di bidang makanan. Program tersebut dilaksanakan secara Door to Door dengan mengunjungi sasaran UMKM secara langsung. Dalam pelaksanaanya, mahasiswa memberikan arahan langsung kepada para pelaku UMKM dengan menjelaskan pentingnya penerapan prinsip 5S dan bagaiamna cara menerapkannya. Selain itu, mahasiswa juga memberikan poster dan menempel nya di tempat kerja para pelaku UMKM sebagai pengingat untuk selalu menerapkan budaya 5S.

Dari banyaknya manfaat yang dihasilkan dari penerapan konsep 5S, diharapkan pelaku UMKM di Desa Mlese dapat menjadikan prinsip ini menjadi sebuah kebiasaan baru di tempat kerja. Tanggapan positif disampaikan langsung oleh salah satu pelaku UMKM yaitu Akbar pemilik Warung Mie Ayam Bakso di Desa Mlese dengan memberikan komentar “Budaya 5S ternyata sangat bermanfaat jika diterapkan di lingkungan kerja, terimakasih sebelumnya kepada mahasiswa KKN sudah melakukan penyuluhan ini”.



Editor:
Achmad Munandar

Senin, 12 Februari 2024

Sosialisasi Pencegahan Bullying bedasarkan UU yang berlaku di Desa Bednungan oleh Mahasiswa KKN TIMM 1 UNDIP



Loetju.id Pada 11 Januari 2024 di Sekolah Dasar Desa Bendungan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klatem, Jawa Tengah, telah dilakukan edukasi berupasi sosialisasi pencegahan bullying kepada para siswa-siswi SD Desa Bendungan oleh KKN TIM I Undip 2023/2024, Josia Pedro Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas DIponegoro.

Sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah aksi bullying yang masih marak terjadi di lingkungan Sekolah Dasar dengan memberikan pemahaman mengenai pengertian, jenis-jenis, dampah dan cara pencegahan tindakan bullying.

Aksi bullying sering terjadi antar siswa-siswi di Desa Bendungan yang dapat memberikan dampak negatif bagi baik pembully maupun terbully, maka dari itu edukasi dan sosialisasi dilakukan agar dapat menumbuhkan perkembangan karakter bagi setiap siswa-siswi.


Sosialisasi juga dilakukan kepada para guru SD Desa Bendungan mengenai dampak hukum  yang akan terjadi dari aksi bullying agar dapat memperhatikann para siswa-siswi lebih seksama lagi guna menghindari aksi bullying  yang berkelanjutan.


Pelaksanaan program kerja KKN ini diawal dengan memberika pemahaman terkait jenis, pengertian, dampak, akibat hukum serta cara pencegahan aksi bullying melalui presentasi diselingi ice breaking yang diisii dengan bermain games bersama para siswa siswi. Setelah itu dilakukan pemahaman juga dengan para guru dan dilanjutkan dengan penempelan poster anti-bullying dilingkungan SD Desa Bendungan. Harapannya, dengan adanya edukasi dan sosialisasi pencegahan bullying, dapat memelihara para siswa siswi untuk tidak melakukan aksi bullying yang berkenlajutan.




Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Undip Membuat Desain TPS 3R di Desa Gendoang sebagai Solusi Inovatif dalam Mengatasi Sampah

 


Loetju.idDesa Gendoang, seperti desa-desa lainnya, tengah menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan sampah. Seiring dengan meningkatnya populasi dan konsumsi, volume sampah yang dihasilkan juga semakin besar. Masyarakat sekitar memiliki kesulitan dalam membuang sampah mereka karena tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang memadai untuk menampung seluruh sampah limbah rumah tangga Desa Gendoang. Melalui pendekatan yang terencana dan inovatif, Desa Gendoang berusaha menangani masalah ini dengan membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R. TPS 3R tidak seperti tempat pembuangan sampah biasa, TPS ini mengadopsi prinsip 3R: Reduce (mengurangi), Reuse (memanfaatkan kembali), dan Recycle (mendaur ulang).

Berdasarkan kesadaran akan pentingnya perlakuan yang berkelanjutan terhadap lingkungan, mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Dhia Zalfa Rahmadanti yang tergabung dalam Tim I KKN 2024 memutuskan untuk bergerak maju dengan proyek TPS 3R ini.
Konsep TPS 3R didasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu reduce (mengurangi), reuse (memanfaatkan kembali), dan recycle (mendaur ulang).

1. Reduce (mengurangi)
Langkah pertama dalam pengelolaan sampah adalah dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan melalui edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi penggunaan bahan yang tidak dapat terurai dan pengemasan sekali pakai.


2. Reuse (memanfaatkan kembali)
Barang-barang yang masih bisa digunakan diperoleh kembali untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Hal ini juga mencakup praktik seperti mereparasi barang rusak, mendaur ulang barang bekas, dan menggunakan kembali bahan-bahan untuk tujuan lain.
 

3. Recycle (mendaur ulang)
Sampah yang tidak dapat dihindari harus didaur ulang sebanyak mungkin. Hal ini mencakup pemilahan sampah dari sumbernya dan pengumpulan bahan yang dapat didaur ulang seperti kertas, plastik, kaca, dan logam.

Dalam mengimplementasikan TPS 3R tersebut, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah tahap survey dan perencanaan. Dalam hal ini, Tim mahasiswa KKN melakukan survey untuk menilai kebutuhan dan kondisi lingkungan sebelum merancang TPS 3R. Tahap ini juga dapat membantu tim mahasiswa KKN dalam memetakan pola perilaku masyarakat dalam mengelola sampah mereka. Tahap berikutnya merupakan perancangan infrastruktur. Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan, tim mahasiswa KKN sudah dapat melakukan perancangan infrastruktur yang dapat memaksimalkan fungsi dari TPS 3R. Setelah itu, desain perancangan tersebut diserahkan kepada perangkat desa untuk dijadikan gambaran awal dari desain TPS 3R yang akan dibangun di Desa Gendoang.
 
Desain TPS 3R di Desa Gendoang ini memiliki luas lahan sebesar 30 x 50 meter persegi. Dengan lahan yang tersedia, TPS 3R ini dilengkapi dengan fasilitas bank sampah, area pemilahan sampah, kantor, kamar pengurus, kamar mandi, hingga tempat pembuangan sampah yang tidak dapat digunakan kembali. Desain yang dibuat memiliki konsep semi terbuka, sehingga ruangan tidak terasa pengap dan bau. Desain TPS 3R ini juga dilengkapi dengan taman yang cukup rindang untuk menambah kesan teduh dan menghalangi pemandangan dari luar TPS 3R.
 

Dengan adanya desain TPS 3R di Desa Gendoang ini, masyarakat Desa Gendoang diharapkan menjadi lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan mulai menerapkan prinsip 3R dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, desain TPS 3R juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam peningkatan kesejahteraan lingkungan dan pengurangan pencemaran lingkungan.



Editor:
Achmad Munandar

Manfaatkan Sampah Plastik, Mahasiswi KKN Undip Mengadakan Pelatihan Pembuatan Kursi Ecobrick bersama Siswa-siswi Sekolah Dasar di Desa Gendoang

 



Loetju.id - Sampah plastik, salah satu jenis sampah yang paling banyak ditemukan di dalam limbah rumah tangga, merupakan jenis sampah yang sulit terurai di lingkungan. Meski begitu, plastik masih sering digunakan untuk berbagai macam kegunaan. Seperti halnya yang terjadi di Desa Gendoang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, plastik masih menjadi favorit warga untuk digunakan sehari-hari. Residu sampah yang banyak ini tidak sejalan dengan keberadaan tempat sampah yang ada di desa. Maka dari itu, pengolahan sampah sangatlah penting dilakukan untuk menghindari terjadinya penumpukan sampah. 

Pengolahan sampah plastik menjadi material Ecobrick merupakan salah satu pemanfaatan dalam pengolahan sampah. Ecobrick adalah botol plastik bekas yang diisi dengan sampah plastik non-organik, seperti kantong plastik, bungkus makanan, dan lain-lain. Sampah plastik yang dijadikan isian botol plastik dipadatkan hingga menjadi berat tertentu. Kemudian, botol plastik tersebut disebut dengan Ecobrick yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan alternatif untuk membuat struktur seperti kursi, dinding, atau bahkan rumah.

Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Dhia Zalfa Rahmadanti yang tergabung dalam Tim I KKN Undip 2024 telah melakukan pelatihan pembuatan kursi yang terbuat dari material Ecobrick bersama siswa-siswi SDN 04 Gendoang. Pelatihan pembuatan kursi dari Ecobrick ini diawali dengan perintah untuk membawa sampah-sampah plastik yang sudah dibersihkan ke sekolah kepada seluruh siswa-siswi SDN 04 Gendoang. Setelah itu, sampah plastik yang sudah dikumpulkan akan digunakan oleh siswa-siswi kelas 5 untuk dibuat Ecobrick


Langkah-langkah umum pembuatan kursi dari Ecobrick:

1. Pengumpulan Sampah Plastik
Mulailah dengan mengumpulkan sampah plastik non-organik seperti kantong plastik, bungkus makanan, atau potongan-potongan kecil plastik lainnya. Pastikan sampah plastik yang dikumpulkan telah dibersihkan dari sisa-sisa makanan atau kontaminan lainnya.

2. Persiapan Botol Plastik
Gunakan botol plastk bekas yang bersih dan kering sebagai wadah untuk mengisi sampah plastik. Botol yang biasa digunakan adalah botol air mineral ukuran 500ml hingga 2 liter.

3. Memadatkan Sampah Plastik
Masukkan sampah plastik ke dalam botol plastik secara perlahan-lahan. Padatkan sampah plastik yang dimasukkan ke dalam botol setiap kali menambahkan sampah baru. Gunakan alat pemadat atau tangan untuk memadatkan sampah tersebut.

4. Penutup dan Penutupan Botol
Setelah botol plastik terisi penuh dengan sampah yang dipadatkan, tutup botol dengan rapat menggunakan penutup yang sesuai. Pastikan botol ditutup denga naman dan tidak ada kebocoran udara.

5. Pembuatan Kursi dari Ecobrick 
Setelah botol plastic terisi dan ditutup rapat, botol sudah dapat digunakan sebagai Ecobrick. Ecobrick tersebut ditempel satu persatu menggunakan lem atau lakban yang berukuran besar dengan bentuk melingkar. Pastikan setiap Ecobrick sudah tertempel dengan sempurna sebelum digunakan untuk duduk.

Pelatihan pembuatan Ecobrick ini dapat meningkatkan kreativitas siswa-siswi dalam memanfaatkan sampah plastik yang mudah ditemukan di lingkungannya. Dengan melibatkan siswa-siswi Sekolah Dasar dalam pembuatan dan pemanfaatan Ecobrick, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Pelatihan pembuatan kursi dari bahan Ecobrick ini menjadi langkah kecil dalam menciptakan lingkungan berkelanjutan dan dapat menginspirasi masyarakat dalam memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang dapat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Keberadaan pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan inisiatif masyarakat dalam mengolah sampah plastik limbah rumah tangga mereka dan dapat memberikan dampah positif yang berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Comika

Politika

Gen Z