Comedy, Indie and Creativity

Sabtu, 27 Juli 2024

Kreatif, Pemuda Ini Buat Platform Listing UMKM Pasardesaku untuk Warga Desa Tegalharjo Pati

 




Loetju.id - Berbekal keterampilannya dalam menulis dan membuat blog, Achmad Munandar atau akrab dipanggil Kang Mad membuat sebuah plarform listing UMKM bernama Pasardesaku.com di desanya yaitu Tegalharjo Pati.

Saat artikel ini ditulis, setidaknya sudah 60% UMKM di Desa Tegalharjo sudah masuk dalam listing di platform Pasardesaku.com. Dari warung makan, bengkel, penjahit, persewaan sound system dan masih banyak lagi yang lainnya semua bisa ditemukan sesuai kategori masing-masing.

Kang Mad menyampaikan bahwa ide awal pembuatan platfom Pasardesaku.com sudah dimulai saat pendemi, kala itu ia harus pulang beberapa bulan karena usahanya di Semarang terdampak kebijakan PPKM. Ia ingin membuat sebuah proyek sosial yang bisa membantu para tetangga di desanya.


Bulan Juli 2024 ini, platform Pasardesaku.com mendapatkan bantuan dari campaign yang ia buat di Kitabisa.com. Dana tersebut ia gunakan untuk membeli domain, membuat spanduk yang kemudian ia bagikan pada beberapa UMKM, belum semunya mengingat uang yang didapatkan baru cukup untuk mencetak beberapa spanduk saja.

Selain listing usaha dan jasa UMKM, di platform Pasardesaku.com warga bisa belajar tentang cara mengembangkan usaha lewat konten artikel, podcast audio dan video yang ia sajikan. Ada pula informasi tentang lowongan kerja yang diharapkan bermanfaat bagi warga Desa Tegalharjo.

Kreatif ya sobat Loetju, memang semestinya dalam hidup kita harus imbang antara proyek yang sifatnya komersial dan proyek sosial untuk memberi manfaat bagi sekitar. Semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Simon

Anxieparty Rilis “Pencarian Peraduan”, Single tentang Perjalanan Tak Berujung

 




Loetju.id - Selang setahun sejak debut Anxieparty di kancah musik dalam negeri, band emo pop asal Malang ini merilis karya keduanya yang diberi judul “Pencarian Peraduan”. Beranggotakan Emir (vokal), Ersa (vokal), Sugab (gitar), Bimo (gitar), Azam (keyboard), Cipeng (bass) dan Sandya (drum), Anxieparty menceritakan sebuah perjalanan yang tak berujung serta diliputi kesedihan dan keputusasaan. 

“Banyak opsi waktu kami memilih judul lagu. Namun pada akhirnya kami mengambil judul "Pencarian Peraduan" karena single ini sendiri ini menceritakan kondisi dimana seseorang harus menerima kenyataan pahit dengan segala duka dan ungkapan kecewa, tentu saja berdiam diri bukanlah solusi yang bisa diambil. Mau ga mau, ia harus segera beranjak sembari meyakinkan dirinya sendiri untuk menanti cinta cinta lainnya,” jelas band yang debut di tahun 2023 tentang makna lagunya. Dibalut dengan suasana kelam yang menggantung di sepanjang lagu, “Pencarian Peraduan” didukung oleh perpaduan sayatan gitar, lengkingan vokal, dan lantunan manis keyboard.

Single kedua ini masih mengusung nafas genre yang sama dengan single debut mereka “Senandika” yang kental dengan nuansa emo pop-rock. Agar menjadi berbeda, Anxieparty bereksperimen dengan unsur rock, orkestrasi, dan beberapa unsur symphony di dalamnya supaya menjadikan tembang ini terdengar lebih variatif. Rilisan kali ini juga digadang-gadang menjadi tema atau judul dari album Anxieparty. 

Maka dari itu, masih ada benang merah secara tema dari semua rilisan yang telah dan akan dirilis oleh band ini. “Kami kasih runtutan cerita yang mengisahkan kehidupan tentang percintaan, lingkungan, dan Tuhan. Entah nantinya akan jadi album penuh atau mini, tapi judul ini akan kami gunakan di rilisan itu. Pada setiap cerita yang kami rangkai, nantinya akan bertemu ‘sang peraduan’ seperti nama album itu,” ungkap band yang para personilnya tengah menempuh pendidikan di bidang musik tersebut. 

Membutuhkan waktu setahun untuk merilis karya baru semenjak debut, band ini mengungkapkan adanya halangan berupa waktu untuk pengkaryaan. Para personilnya menempuh pendidikan di tempat kuliah dan jurusan yang sama, sehingga adanya ujian akhir serta tugas-tugas lain sedikit menghambat ketujuh anggotanya untuk bertemu dan membahas karya di Anxieparty secara intensif. 

Meskipun begitu, beberapa bulan yang mereka tempuh sejak rilisan pertama banyak mengajarkan hal baru bagi mereka. Memiliki dasar bermusik secara formal, industri musik ternyata jauh lebih kompleks dan tidak bisa diprediksi secara teori. Seni marketing, visual, serta sisi kreatif lain pun ikut diuji bersamaan dengan mereka menelurkan karya baru. “Bismillah, semoga dengan semakin produktifnya kami, semakin banyak belajar tentang industri ini dan semoga tahun ini bisa merilis album ‘Pencarian Peraduan’ juga,” tutup Anxieparty. Karya terbaru mereka “Pencarian Peraduan” sudah bisa dinikmati di berbagai layanan streaming digital per tanggal 19 Juli 2024 via Yallfears.

Kerasnya Quarter Life Crisis Dalam EP Terbaru re: NAN, "Lost Consciousness Pt.2" “Hadapi Depresi, ¼ Adalah Rencana”

 




Loetju.id - Malang, 19 Juli 2024 - Setelah merilis EP Leaving Depression pada Mei 2023 lalu, ternyata unit synth pop/post-punk re: NAN masih menyimpan amunisi. Di tahun 2024 ini, re:NAN memilih untuk melanjutkan tema dari single Lost Consciousness pt. 1 yang rilis September 2021 lalu. 

Walaupun re:NAN mengaku sudah meninggalkan nuansa depresif di EP sebelumnya, ternyata masih ada hal-hal yang belum terselesaikan yang berkaitan dengan Lost Consciousness pt. 1. Band re:NAN akhirnya melanjutkannya dalam bentuk EP Lost Consciousness pt. 2 yang telah rilis Bandcamp pada Mei 2024 serta rilis pada DSP pada Juli 2024. Bisa dibilang, depresi itu masih tinggal namun kali ini re: NAN lebih kuat untuk menghadapinya.

EP Lost Consciousness pt. 2 menjadi sequel dari single “Lost Consciousness pt. 1” yang merupakan cerita dari sisi gelap seseorang tentang kehancuran pada segala aspek hidupnya. Segala aspek yang diidam-idamkan diharapkan berjalan indah sesuai waktunya namun, pada kenyataannya tidak. 

Setiap manusia pasti melewati fase hidup menginjak usia 25 tahun, dan di usia tersebut manusia telah memiliki pribadi yang berbeda-beda, karena perasaan, pengalaman, pendidikan dan lingkungan yang selama ini mempengaruhi.

Pada part 2 ini re: NAN juga menceritakan perjalanan tragis dari 3 orang yang sedang menjalani 1/4 hidupnya dengan penuh keyakinan dan rencana namun akhirnya perjalanan tersebut dirasa hampa, kosong, dan gelap. Rencana yang dibangun pun hasilnya di luar ekspektasi

Berdasarkan pengalaman “quarter life crisis” dari Dwiki Wahyu Enanto (lead vocal/bass), Rizky Adha Dharmawan (guitar/sequencer), dan M. Rifki Rahman (synthesizer), mereka berharap EP terbaru mereka menjadi manifestasi kebangkitan terhadap hal-hal yang telah mereka lalui, dan yang telah mereka relakan serta menjadi pedoman, pendewasaan, dan sikap untuk kembali menjalani hidup yang benar-benar hidup.

“Banyak permasalahan yang terjadi selama ¼ hidup manusia, mulai dari belajar berbicara, belajar berjalan, belajar mencintai, belajar patah hati, semua berpengaruh terhadap setelah ¼ hidup mereka. Di sekuel pertama pada Lost Consciousness kami menceritakan seseorang yang mengalami masa kelam dalam hidupnya mulai dari keluarga, dan cinta yang terjadi di masa remajanya. Dan di sekuel lanjutan dari Lost Consciousness ini kami ingin menceritakan hal-hal yang terjadi di masa transisi pendewasaan manusia yaitu peralihan dari remaja menuju dewasa yaitu mulai dihadapkan dengan hal baru yaitu realita,” tutur Rizky sang gitaris

Menurut Sherly Saragih Turnip, S.Psi., M.Phil., Ph.D., Psikolog yang merupakan seorang dosen di Fakultas Psikologi UI, periset, sekaligus ketua dari Kelompok Riset Research of Community.

Mental Health Initiative (RoCMHI), para remaja di Indonesia sudah mulai mencari bantuan. Namun, pada lokasi dengan akses yang terbatas, masih sedikit remaja yang mencari bantuan yang bersifat formal, seperti berkonsultasi kepada seorang profesional.

EP ini sebagian besar liriknya ditulis oleh Dwiki Wahyu Enanto dan Rizky Adha Dharmawan, begitu pula komposer juga mereka berdua, kecuali lagu “Eternal Love”, liriknya ditulis oleh M. Rifki Rahman. EP ini direkam di Grinhaus Studio milik Rizky sendiri di rumahnya, kecuali “After Sunday”, “No One Save Me” dan “Eternal Love” yang vokalnya direkam di Haum Studio serta ditangani oleh engineer Dheka Satria.

EP Lost Consciousness pt. 2 bisa dinikmati di bandcamp pada 17 Mei 2024 via label Haum Entertainment. Untuk versi DSP berturut-turut akan dirilis single-single pada Juni Hingga Juli 2024. Full EP Lost Consciousness pt. 2 versi DSP akan hadir pada 19 Juli 2024.
-Alfan-


D.O.S.A Merilis EP Terbaru Swara Bergala Nostalgia Mengajak Pendengar Mengenang Kembali Momen-Momen Penuh Duka Di Negeri Ini

 




Loetju.id - Sragen, Jawa Tengah - Band Skramz asal Sragen, Jawa Tengah, D.O.S.A, kembali menunjukkan eksistensinya dalam kancah musik tanah air dengan merilis EP terbaru mereka bertajuk Swara Bergala Nostalgia. Band yang hadir sejak 2014 ini terdiri dari Rendra Prihananto (vokalis), Rayhan Zidano (drummer), Adnan Aulia Rahim (gitaris), Yonanda Olga Aji Prasetya (bassis), dan Aditya Tri Wibowo (gitaris).

EP Swara Bergala Nostalgia menggali tema besar tentang bunyi post-rock yang membawa pendengar ke masa lalu, mengenang kesedihan mendalam, kematian, luka, dan duka. 

"Karena menuju kebahagiaan, pasti ada pengorbanan atas kematian yang ditinggalkan. EP ini masih berkaitan dengan maxi single 'Menggurat Hayat, Mencipta Riuh'. Setelah menjemput jiwa dan membuat riuh, D.O.S.A mengajak pendengar untuk melintasi lorong waktu kembali bernostalgia," tutur Rendra, vokalis D.O.S.A.

Makna nostalgia dalam judul EP ini mengajak pendengar untuk kembali ke masa lalu dengan kenangan kesedihan yang seakan terkikis oleh zaman. 

"Mengingat adalah hal yang melelahkan, dan D.O.S.A ingin mengembalikan memori-memori itu kepada pendengar," tambah Rendra.

EP ini juga menyinggung isu politik dan kejadian genosida yang terjadi pada tahun 1965, serta kejadian-kejadian di luar sana. D.O.S.A akan terus mengajak pendengar untuk menjaga amarah dan dendam atas kejadian yang masih menimbulkan duka tersebut. 

"Isu mental health mungkin masih tersentuh di sini, karena lagu-lagu D.O.S.A menjadi media penghubung bagi pendengar yang mengalami kegundahan jiwa, dengan harapan bisa menjadi teman atas kesendirian dan luapan kesedihan serta amarah mereka," jelas Rendra.

Proses pengerjaan EP ini memakan waktu dua bulan, dimulai dari awal April hingga Mei 2024. Rendra menjelaskan bahwa ada tantangan yang dihadapi. 

“Tantangannya dalam produksi, terutama pada proses take lead guitar yang harus diulang dua kali hingga mixing mastering ulang. Itu semua karena ada penambahan riff lead gitar agar lebih padat," lanjut Rendra

Dalam EP ini, aransemen D.O.S.A lebih variatif dengan banyak elemen tambahan yang membuatnya lebih catchy bagi pendengar. 

"Porsi sequencer dan ambient noise kami tambah untuk mencapai nuansa nostalgia yang diharapkan," ujar Rendra. 

“Format D.O.S.A tetap mengusung post-rock skramz dengan tambahan spoken word, namun kali ini ada juga bagian instrumental dan lagu tanpa spoken word untuk menjaga variasi dan mencegah kebosanan pendengar,” tambah Rendra

D.O.S.A berharap EP Swara Bergala Nostalgia dapat mengajak pendengar untuk mengenang kembali masa lalu dengan segala kenangan dan emosinya, sekaligus menikmati perjalanan musikal yang mendalam dan penuh makna. EP Swara Bergala Nostalgia beredar pada 19 Juli 2024 di semua laman DSP dan via bandcamp Haum Entertainment. -Alfan-


Drizzly Sajikan Aransemen Dream Pop dari Tembang Klasik Mocca “I Would Never”

 



Loetju.id - Unit dream pop asal Sidoarjo, Drizzly, merilis sebuah single bertajuk “I Would Never” yang tidak lain merupakan lagu milik band pop asal Bandung, Mocca. Menjadi single pertama yang dilepas Drizzly setelah resmi menjadi roster dari Sun Eater, proyek ini memberikan tantangan bagi Manda (vokal), Moza (bass), Faye (gitar) dan Cilo (drum) untuk membawakan lagu tersebut dengan versi mereka sendiri. 

“Kami rasa ini adalah salah satu proyek seru bagi Drizzly. Personally, band kami juga ada kiblat musik ke Mocca dan waktu ditawarkan proyek ini, kami bener-bener excited banget. Sebetulnya ada 2 lagu yang jadi pilihan untuk kami aransemen yaitu “I Think I’m in Love” dan “I Would Never”. Akhirnya kami jatuhkan pilihan ke opsi kedua karena merasa lagu ini cocok ke karakter musik kami,” ungkap band yang telah memiliki 1 EP dan 1 split EP tersebut. Lagu ini juga dipilih sebagai penghormatan (homage) kepada Mocca, sekaligus merayakan anniversary dari album “Friends” yang menginjak usia 20 tahun di 2024.

Berbeda dengan versi originalnya yang didominasi petikan gitar akustik, “I Would Never” versi Drizzly kental dengan nuansa dream pop lengkap dengan melodi gitar elektrik dan basuhan reverb tebal yang bergelayut di sepanjang lagu. Tidak ada kesulitan bagi warna vokal Manda yang manis untuk melebur di lagu yang sudah berusia 2 dekade ini. 

Sebagai kejutan, Arina Ephipania dari Mocca juga berkolaborasi dengan menyumbang vokalnya dalam proyek ini. Band yang debut di tahun 2022 ini mengaku ada rasa kekhawatiran dalam menggubah lagu milik Mocca. Namun semua ketakutan itu sirna ketika mereka memperdengarkan demo “I Would Never” versi dream pop kepada para personil Mocca dan mendapatkan persetujuan langsung. 

“Sebetulnya kita deg-degan takut ada revisi mayor, tapi rupanya teh Arina & kak Riko langsung suka. Mereka ngiranya Drizzly tuh band Bandung pas pertama denger, dan meskipun berbeda domisili, rekaman berlangsung lancar dengan part kami direkam di Trek House Sidoarjo dan Teh Arina merekam partnya sendiri di Bintaro,” ungkap Drizzly. Diproduseri oleh Drizzly & Dennis Ferdinand, lagu ini juga dibawakan perdana secara live pada showcase roster Sun Eater yakni “Here Comes The Sun” yang diadakan di Bali tanggal 7 Juli 2024 silam. 

Single perdana di bawah naungan Sun Eater ini menjadi lembaran baru dalam karir bermusik Drizzly yang sebelumnya tidak tergabung dalam label manapun. “Semua ini berawal dari perkenalan kami dengan Mas Dennis yang gak lain adalah A&R Sun Eater yang waktu itu lagi dinas ke Sidoarjo. Kami seneng banget dia notice band ini dan tertarik untuk ngajak gabung ke Sun Eater. Sejak itu kami banyak ngobrol dan meeting dengan Mas Dennis dan Mas Kukuh tentang seluk beluk industri musik,” lanjut Drizzly. 

Kesamaan visi keduanya siap membawa karir Drizzly untuk berkembang lebih jauh. “Kami ingin memulai perjalanan karir musik kami lebih serius dan tertata. Kami berharap langkah kami ini bisa jadi gerbang untuk membuka banyak kesempatan lain dan #StartNewJourney,” tutup mereka. Ke depannya, kuartet dream pop ini masih menyimpan beberapa rencana untuk menyemarakkan rilisan ini. Sementara itu, “I Would Never” sudah bisa dinikmati di berbagai layanan streaming digital per tanggal 18 Juli 2024!.

Selasa, 02 Juli 2024

Belajar Daerah-daerah Unik di Yogyakarta Lewat Podcast Cerita Kampung Halaman bersama Yusril Fahriza dan Mukti Entut

 


Loetju.id - Setelah kita membahas tentang podcast kebanggaan sobat kabupaten yaitu Podcast Mandhan Kenthir, kali ini kami akan sajikan info tentang podcast lain yang enggak kalah seru nan lucu bernama Podcast Cerita Kampung Halaman yang dibawakan oleh duo lemu Yusril Fahriza dan Mukti Entut El Mentronom.

Ceritanya Yusril sedang mencari warisan bapaknya yang terletak di sebuah daerah di Yogyakarta, oleh sang bapaknya ia hanya diberi sebuah clue yaitu daerah yang memiliki ciri khas "Toto Titi Tentrem". Dalam pencariannya Yusril dibantu oleh sang sahabat yaitu Mukti Entut El Metronom keduanya menyusuri daerah-daerah di Jogyakarta bertemu dengan tokoh di masing-masing daerah tersebut untuk menggali informasi yang mungkin jarang didengar oleh masyarakat luar Jogja.

Sampai artikel ini ditulis tanggal 2 Juni 2024 sudah ada 12 episode bisa didengarkan secara gratis di aplikasi Noice dan Spotify. 

Hal yang membuat menarik dari Podcast Cerita Kampung Halaman ini adalah tektokan duo Yusril dan Mukti Entut yang chemistrynya sudah tidak diragukan lagi. Sobat penikmat channel youtube Jiroluger pasti sudah paham guyonan mereka berdua, kosakata ala-ala sista dari El Metronom dan gelak tawa renyah Yusril setiap Mukti membuat patahan puchline.

Guyonan ala Jogja bersama tokoh dan komedian Jogja membuat Podcast Cerita Kampung Halaman jadi sangat khas banget, banyak info-info dan urband legend yang belum pernah saya dengar dari daerah-daerah yang dikupas oleh mereka.

Berikut rangkuman episode Podcast Cerita Kampung Halaman dan bintang tamunya, nomor 12 sangat wow banget karena tamunya adalah sosok spesial asal jogja dari peradaban film  Apocalypto.


1. Episode 1 Podcast Cerita Kampung Halaman membahas Koragede yang merupakan daerah pencipta buku TPQ Iqro yaitu alm. bapak Kiai As'ad Humam yang legendaris itu.


2. Episode 1 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Alit Jabangbayi yang merupakan MC populer di Jogyakarta membahas tema Malioboro.



3. Episode 3 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu CIci Priskila yang merupakan penyiar radio populer di Jogyakarta yang pernah sepedaan di depan rumah mas Duta Sheila On 7 membahas tema Condongcatur.



4. Episode 4 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Gundhissos  membahas tema Janti.



5. Episode 5 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Fira Sasmita  membahas tema Jalan Damai.



6. Episode 6 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Danis dan Bernhad  membahas tema Kaliurang.



7. Episode 7 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Abraham Tino  membahas tema Babarsari.



8. Episode 8 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Sidiq Pencel  membahas tema Segoroyoso.



9. Episode 9 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu spesial aktor papan atas Benictivity  membahas tema Wates.



10. Episode 10 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Yosep  membahas tema Panggang.



11. Episode 11 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Galang Rambu  membahas tema Parantritis pantai wisata sejuta umat dan hal-hal yang belum terungkap tentang gempa Jogja 2006 dan suka duka yang dialami oleh Yusril dan Mukti.



12. Episode 12 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Gus Nasrul atau Binasrul yang merupakan pengendang grup musik papan atas Orkes Pensil Alis  membahas tema Pleret yang katanya adalah Kota Altantlis yang hilang.



Sebagai informasi Yusril Fahriza memiliki nama lengkap Yusril Ihza Fahriza, S.I.Kom. lahir pada 4 Juni tahun 1989 adalah aktor dan pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia. Yusril merupakan pelawak tunggal yang berbasis di komunitas Stand Up Indo Yogyakarta. Pernah menempuh pendidikan di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dan S-1 Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2007—2015).

Kariernya sebagai pelawak tunggal berawal pada tahun 2011, ketika ia ditawari oleh teman kuliahnya untuk mengikuti acara buka pelantang. Ia pun tergabung ke dalam komunitas Stand Up Indo Jogja dan sempat terpilih sebagai ketua komunitas.

Yusril pertama kali terjun ke dunia seni peran dengan memerankan tokoh Naryo dalam film garapan Ernest Prakasa, yakni Cek Toko Sebelah pada tahun 2016.

Sang partner Candra Mukti Wicaksono, juga dikenal sebagai Mukti Entut lahir pada tanggal 7 April tahun 1991 adalah seorang pelawak tunggal, presenter, dan penyanyi berkebangsaan Indonesia. Mukti adalah salah satu kontestan Stand Up Comedy Academy musim ketiga pada tahun 2017. Mukti tergabung ke dalam komunitas Stand Up Indo Yogyakarta sejak tahun 2012. El Metronom kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, S-1 Ilmu Perpustakaan.

Karier Mukti sebagai pelawak tunggal diawali dari mencoba tampil pada acara buka pelantang di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2012. Setelah penampilan perdananya berhasil memecahkan tawa, Mukti akhirnya bergabung dengan komunitas Stand Up Indo Yogyakarta. Sering mengisi acara komunitas sebagai pelawak tunggal ataupun pembawa acara, nama Mukti mulai mencuri perhatian. 

Mukti pertama kali tampil di televisi nasional dalam acara Stand Up Comedy Show pada tahun 2014. Mukti juga mengikuti beberapa kompetisi nasional, seperti Street Comedy Indonesia sebagai perwakilan regional Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta Stand Up Comedy Academy musim ketiga di mana ia tergabung ke dalam tim pelawak tunggal Gilang Bhaskara.  Penampilan Mukti di ajang tersebut terhenti di babak sebelas besar, Mukti merupakan vokalis dari grup musik humor yang bernama Orkes Pensil Alis bersama Hifdzi Khoir dan Binasrul.


Demikian tadi sobat Loetju postingan kita kali ini tentang Belajar Daerah-daerah Unik di Yogyakarta Lewat Podcast Cerita Kampung Halaman bersama Yusril Fahriza dan Mukti Entut, semoga bermanfaat sampai jumpa.




Penulis
Nandar


===
Baca juga:

Minggu, 30 Juni 2024

Pengalaman Mendalam dan Penuh Introspeksi Simpul di single Terbarunya Tiga Pagi

 


Loetju.id - Simpul, band indie rock alternative dari Sidoarjo, Jawa Timur, hadir dengan single terbaru mereka, "3 Pagi". Lagu ini menyelami pergulatan batin yang penuh dengan kesedihan dan masalah hidup, menuntun pendengar menuju harapan melalui lirik yang mendalam dan aransemen musik yang emosional.

"3 Pagi" membawa pengalaman mendalam dan penuh introspeksi, menjadi soundtrack bagi mereka yang sedang menjalani proses pendewasaan di tengah badai kehidupan. Dengan dominasi ambience dan vokal yang penuh penghayatan, single ini akan menginspirasi dan membuka perspektif baru bagi para pendengar.

Nikmati "3 Pagi" di Spotify, Apple Music, Youtube dan paltform musik lainnya. dibawah naungan Label Siderise Records.

Simpul adalah band Indie Rock Alternative dari jawa timur yang terbentuk pada akhir tahun 2023. Menggabungkan elemen indie rock dan emo kedalam modulasi gitar. Simpul terdiri dari Aldi (Gitar), Adit (Gitar), Adam (Bass Vokal), Pepi (Drum Vokal). 


Dischography Simpul Band:
Penat - Single - Januari 2024
Tiga Pagi - Single - 29 Juni 2024


Selasa, 25 Juni 2024

Daftar Komika Line Up JAMBORE Standupindo 6, 7, dan 8 September 2024




Loetju.id - Selain Standupfest, Standupindo juga punya jambore standup yang merupakan event dua tahunan digelar dengan konsep camping di alam. Tahun 2024 ini akan dilaksanakan di Hutan Pinus Bantul Mangunan Yogyakarta pada tanggal 6, 7 dan 8 September 2024.

Lewat postingan ini, berikut kami hadirkan Daftar Komika Line Up JAMBORE Standupindo 6,7, 8 September 2024, siapa saja? ini daftarnya:

  1. Abdel Achrian
  2. Abdur Arsyad
  3. Abraham Tino
  4. Aci Resti
  5. Adjisdoaibu
  6. Afif Xafi
  7. Akim Bagil
  8. Ali Akbar
  9. Aliman AKi
  10. ALip Baihak
  11. Alma Silviani
  12. Alwi Shihab
  13. Ananta Rispo
  14. Andis Brighter
  15. Apos Hutagaol
  16. Ardit Erwandha
  17. Arie Kriting
  18. Arief Didu
  19. Arif Brata
  20. Ate
  21. Awwe
  22. Barru WIllem
  23. Bene DIon
  24. Benidictivity
  25. Bintang Bete
  26. Bintang Emon
  27. Boah sartika
  28. Biby Al-Mahbub
  29. Bonar Manulu
  30. Boris Bokir
  31. Bryan Barcelona
  32. Dany Beler
  33. David Nurbianto
  34. Deki Sutrisna
  35. Dewangga
  36. Dianiyoy
  37. Diaz Danar
  38. Deicky Diffie
  39. Dodok Djogja
  40. Dwik
  41. Ejjasaputra
  42. Erwin belo
  43. Erwin Wu
  44. Fajar Nugra
  45. Fahri Purnomo
  46. Fico Fachriza
  47. Gayutama Shindu
  48. Ge Pamungkas
  49. Gideon Tulus
  50. Gilang Bhaskara
  51. Gugun Beke
  52. Harry Hartanto
  53. Haryadi Wahyu
  54. Hernawan Yoga
  55. Hifdzi Khoir
  56. Ihsan Rio
  57. Ikhsanlols
  58. Ilham Abayy
  59. Indra Jegel
  60. Iqbal Kutul
  61. Irfan Ghafur
  62. Irgi Agris
  63. Kang Ripay
  64. komikaze
  65. Kukuhya
  66. Maki Mubarok
  67. Mal Jupri
  68. Mamat Alkatiri
  69. Meydu
  70. Mr Gamayel
  71. Muhadly Acho
  72. Mukti Entut
  73. Mukmin
  74. Musdalifah Basri
  75. Nipek Nivian
  76. Noval Tiadatara
  77. Nury Zhafira
  78. Obimesak
  79. Oki Rengga
  80. Orkes Pensil Alis
  81. orochimaruf
  82. Oza Rangkuti
  83. Pandu Dunia
  84. Patra Gumala
  85. Pican
  86. Popon Kerok
  87. Praz teguh
  88. Priska Baru Segu
  89. Ragil CK
  90. Rais Marasabessy
  91. Randhika Djamil
  92. Rere Rassoyan
  93. Rugen Rakelna
  94. RIn Hermana
  95. Rindradana
  96. Rio Dumatubun
  97. Rizky Ambon
  98. Riztegh
  99. Sadana AGung
  100. Sanpras
  101. Sastra Silalahi
  102. Steven WOngso
  103. Teguh Nurwantara
  104. Thaoriq Al Gadrie
  105. Wira Nagara
  106. Yewen
  107. Yono Bakrie
  108. Yudha Brjamusti
  109. Yudha Keling
  110. Yusril Fahriza
  111. Zhiunk


Rundwon Jambore Standupimdo 2024




Harga tiket dan pembelian Jambore Standupindo 2024



Sampai tanggal 25 Juni 2024 ini belum ada nama Coki Pardede dan Tretan Muslim, apakah keduanya bakal ikut tampil di Jambore Standupindo 2024 kali ini?

Jumat, 21 Juni 2024

Pekatnya Jarak dan Kesendirian, Costive Mengakuinya Dalam Single Kedua “500 Miles”

 



Loetju.id - Malang, 21 Juni 2024 - Unit emo Malang, Costive dengan bangga meluncurkan single keduanya. Mempersembahkan sebuah komposisi yang merangkum kekuatan emosi yang tak terelakkan: jarak, dan kesendirian. "500 Miles" adalah sebuah karya yang merangkum pengalaman manusia dalam menanggapi jarak yang memisahkan sebuah hubungan.

Single kedua ini juga menjadi lanjutan narasi mini album yang akan dirilis mendatang yaitu The Cold and Callous EP. Mini album ini akan menjadi kendaraan utama untuk menyampaikan curahan hati dan perasaan masing-masing personil yang ada di dalam Costive. 

Single “500 Miles” diambil dari pengalaman tentang hubungan yang terbentang oleh jarak yang jauh dan kerinduan yang tidak bisa terbendung telah dicurahkan pada single ini. Single ini menceritakan pengalaman pribadi Marcellino, sang gitaris sendiri.

“Lagu ini menggambarkan keresahan saya pada hubungan jarak jauh dan ternyata begini yang dirasakan orang-orang saat mereka jauh dengan seseorang yang mereka harapkan, rasa khawatir, rindu, dan sedih ketika menjalani hubungan ini. Ketika seseorang tersebut sudah menjadi tempat untuk pulang,” ujar Marcellino.

Unit Emo Muda ini terdiri dari 5 personil yaitu Aldy (Vocal), Poteh (Lead Guitar), Marcellino (Rhythm Guitar), Emmas (Bass), dan Ivan (Drum). 

Single “500 Miles” ditulis oleh Marcellino dan diproduseri oleh ia sendiri bersama Poteh di H4ze studio milik Marcellino. Untuk mixing & mastering single ini dibantu oleh Yudhistiro Lilo P. di W8 Project studio. Diproduksi pada pertengahan November 2023. Costive akan merilis single “500 Miles” pada 21 Juni 2024 kembali di bawah naungan Haum Entertainment.

Jumat, 14 Juni 2024

Pawsicles Rilis Single Debut “Orange” tentang Perasaan yang Tak Terungkap

 



Loetju.idPawsicles menapakkan jejak perdana dalam industri musik tanah air lewat sebuah single yang diberi judul “Orange”. Menandakan semu jingga yang seringkali muncul secara singkat pada waktu senja, warna ini mewakili momen fantasi singkat yang kerap terselip di benak sang penulis lagu yakni Januarisky. Ia membayangkan tentang apa yang akan terjadi apabila perasaan yang saat itu muncul bisa langsung diutarakan. 

Apakah akan memberikan hasil akhir yang berbeda, ataukah akan mengubah semuanya menjadi lebih indah? “Orange” menceritakan perasaan yang tak terungkap pada sesosok wanita dan bayangan memuakkan jika pria lain merengkuhnya dalam pelukan. 

Lewat pengalaman pribadinya yang terus menerus menghantui, sang musisi menuangkannya lewat lirik dalam bahasa Inggris yang dibalut dalam nuansa indie pop. Mengambil akar musik pop, Pawsicles tidak membatasi eksplorasi sound mereka dengan memasukkan unsur dream pop hingga alternative pop. Mereka mendefinisikan musiknya sebagai ‘happysad pop’, perpaduan lirik melankolis dengan melodi yang manis.

Band yang masih berusia kurang dari 1 tahun ini dibentuk oleh dua bersaudara yakni Januarisky (vokal, gitar) dan Jayaindra (gitar) yang mengajak serta Rian (drum), Rizal (keyboard) dan Edo (bass) dalam perjalanan mereka meniti karir bermusik. Nama Pawsicles sendiri diambil dari gabungan paws dan popsicle. Direkam di Haum Studio dengan beberapa elemen yang sudah rampung, proses pembuatan lagu perdana Pawsicles tidak memakan waktu lama untuk selesai. 

Domisili personel yang tersebar di dua kota yakni Surabaya dan Malang menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk menggodok materi yang ada. Meskipun begitu, sebanyak 8 materi berhasil digarap dengan 4 lagu demo yang telah sampai pada tahap proses mixing dan mastering. 

Keempat demo tersebut menjadi modal utama bagi band ini untuk serius menekuni dunia musik independen. Desain sampul dari single ‘Orange’ mengambil suasana & perasaan ‘obscure’ yang terabadikan dari hasil tangkapan cahaya menggunakan teknik fotografi low exposure yang dieksekusi oleh Jayaindra.

Mengusung visi dan misi yang selaras disertai keuletan dalam merintis karir, band ini memiliki mimpi yang besar. “Tentu saja terdapat goals yang ingin kami segera realisasikan. Di tahun ini kami ingin menuntaskan EP yang sedang dalam proses. Dan juga kami ingin segera memperbanyak dan memperluas jaringan panggungan kami, menjalin relasi sebanyak mungkin dengan musisi-musisi lokal. Yang jelas kami ingin lagu yang kami buat dapat berdampak positif bagi yang mendengarkan, menemani senang dan sedih mereka serta menemani perjalanan hidup mereka,” ungkap Pawsicles. 

Mengiringi perilisan ini, unit tersebut juga merilis merchandise khusus serta video lirik yang memeriahkan milestone pertamanya. “Orange” bisa dinikmati di berbagai layanan streaming digital per 07 Juni 2024 via Yallfears.

Comika

Politika

Gen Z